"Jadwal? Maksudnya? Buat apa?" tanyaku ingin memastikan. "Gue kasih 'jadwal' gue biar kapan-kapan lo bisa tau kapan harus buang diluar, kapan lo boleh buang di dalem" bisiknya. Kapan-kapan? Maksudnya suatu saat nanti dia ingin melakukannya lagi denganku? "Apa'an sih lo" kataku yang pada akhirnya kembali menanggapinya. "Gue gak mikirin itu kok" "Trus?" tanyanya dengan wajah songong khas nya yang membuatku ingin selalu menampolnya kemudian berlanjut membuat dia 'pasrah'. Tunggu tunggu. Mikir apa sih gue ini?, pikirku. "Gue,.." aku bingung ingin menjawab apa. Tidak mungkin aku menjawab 'Gue kepikiran calon istri gue, Shani'. Shania bisa marah besar, dan aku juga belum siap untuk memberitahunya. Tunggu, kenapa aku belum siap? Aku belum siap? Atau aku memang tidak akan siap untuk me

