Tak Pernah Sejalan

1335 Words

Mata mulai terbuka, terlihat plafon berwana putih tulang di atas sana. Reynor turun dari tempat tidur, berjalan menuju pintu utama. Pintu ia buka, lalu menengok ke sisi kiri bawah samping pintu. Nadine masih ada di tempat semula, namun dalam keadaan terlentang. Reynor mengamati wajah Nadine yang sepertinya masih terlelap. "Dasar kebo! Jam segini masih enak-enakan molor!" Gerutunya. Reynor membungkukkan tubuhnya. "Hei, bangun! Udah siang! Cewek pemalas, jam segini masih molor!" Serunya dengan nada sengak. Nadine menggerakkan bola matanya, tanda ia merespon teriakan Reynor. Perlahan ia buka matanya yang sebenarnya masih ingin terpejam. Terlihat sosok laki-laki tengah berdiri di hadapannya. "Rey!" Ucapnya lirih. Lalu berusaha bangun. "Udah pagi ya? Semalaman aku tidur di sini?" Lanjutn

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD