Tak... tak ... tak .... Suara hentakan antara map hitam dan juga meja menjadi suara pertama yang menggema di ruangan belajar di mana Aruna dan Bima kini berada. Ruangan yang tidak terlalu luas itu, memiliki meja belajar yang cukup mewah yang terbuat dari kayu jati dengan ukiran di bagian pinggirnya. Di depan mereka ada layar proyektor yang masih menampilkan wallpaper windows. Aruna mengambil Map pertama dan menyimpan yang lain di sampingnya. Matanya kembali membulat tak percaya membaca kertas di sana, “Pelatihan etika, makan, berjalan, belajar berkuda, membuat teh ....” membaca satu per satu detail di sana lalu mengarahkan pandangan. “Ini gila?! Bukankah aku hanya istri kontraknya, kenapa aku harus belajar semua itu seperti orang yang akan masuk ke dalam royal family,” celetuk Aruna be

