“Maafkan aku, seharusnya tadi aku membelamu, bukannya hanya diam saja,” ucap Jayden dengan tiba-tiba membuat Aruna menoleh kepadanya. Wajah Jayden yang biasanya angkuh dan dipenuhi denga kepercayaan diri yang tinggi kini terlihat menunduk, merendah atau bahkan terlihat penuh penyesalan. Bahu Aruna turun bersamaan dengan helaan napasnya, Ia tak tahu harus bagaimana sekarang. Di satu sisi, ia merasa Jayden memang tak berminat untuk membantunya sama sekali seolah membiarkannya untuk menjadi lebih kuat, tapi di sisi lain, ia sadar diri, bahwa dia hanyalah tamu di keluarga ini. Rasanya tak pantas untuknya meminta perhatian lebih dan akhirnya membuat Jayden melawan kakek kandungnya sendiri. Tapi, tetap saja. Hal itu juga membuatnya geram, pasalnya ia sendiri harus mendapatkan hinaan da

