Rencana

1841 Words
"MORNING SEMUANYA!!!" teriak Aurel dari atas tangga. "Morning sweety.. gak usah teriak-teriak, ini rumah bukan hutan..!" jawab semuanya serentak. Aurel hanya tertawa kecil mendengar kekompakan keluarga nya itu. Lalu berjalan kearah meja makan dan duduk tepat di tengah-tengah abang nya. "Ciee makin kompak ni yee.." ucap Aurel menyenggol lengan kedua abang nya itu. Sedangkan kedua laki-laki itu hanya mendengus kesal melihat tingkah menjengkelkan adiknya itu. "Aurel udah, nanti aja godain abang nya sekarang sarapan dulu ya" ucap Laura--mommy Aurel--lembut . "Hahaha segitu ngenes nya ya bang twins makanya harus Aurel yang godain?" Ucap Aurel menaik turunkan alisnya. Lantas kedua abang nya memandang kearah Aurel dan memelotot kan matanya. "Haha gak segitu nya kali ekspresi nya bang, jelek amat lo berdua " ucap nya sambil mengusap kedua wajah tampan abangnya dengan kedua tangan mungil nya itu. "Yuk sarapan" lanjutnya tak menghiraukan kekesalan abang nya. Orang tuanya hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah jahil anak perempuan nya itu. "Anak kamu tuh, Ta" bisik Laura pada Tirta--daddy Aurel-- "Anak kita Laura" balas Tirta sambil tersenyum. Setelah itu hanya ada dentingan sendok dan garpu yang mengisi keheningan ruang makan keluarga itu. "Aurel kenapa pulang nya gak ngasih kabar dulu nak?" tanya Laura sambil mengelus rambut Aurel yang sedang berbaring di paha Laura. Ya sekarang mereka sedang berkumpul di ruang keluarga. Setiap weekend mereka memang akan berkumpul untuk family time . "Hehe Aurel mau bikin surprise aja sih, Mom" ucap Aurel sambil memainkan jari Laura . "Trus kenapa lo ngaku-ngaku jadi cewek gue? Mana bilang nya minta tanggung jawab lagi, di amuk masa kan gue jadinya" gerutu Levin pada Aurel seperti nya masih ada dendam dalam hati Levin. "Yee jangan salahin gue, salahin Bi Suti noh yang lupa sama gue karna perubahan wajah cantik gue ini. Ya udah gue kerjain aja sekalian biar makin surprise. Ya nggak?" ucap Aurel sambil menaik turunkan alisnya ke arah Levin yang membuat Levin semakin geram. "Ya tapi kenapa harus gue dodol" geram Levin . "Ya karna cuma lo yang cocok buat jadi korban gue bang " ucap Aurel santai sambil memasukkan cemilan ke dalam mulut nya. "Sabar bro, gue tau perasaan lo, sebagai kembaran lo yang ganteng nya melebihi Manu Rios ini akan selalu support lo didalam suka, kalau dalam duka gue pikir-pikir dulu deh. Dan walaupun ini berat gue yakin kok lo kuat " ucap Kevin sambil menepuk pelan bahu kembaran nya itu, jangan lupa kan ekspresi lebai nya yang minta di tabok itu. "Terimakasih ya beb, kamu emang yang paling pengertian sama dedek, dedek akan tetap setia sama babang" balas Levin dengan gaya yang tak kalah lebai nya. "Tega kamu sama dedek bang, kamu lebih memilih banci kaleng itu dari pada dedek? Cukup tau dedek sama kamu bang" celetuk Aurel memasang muka sok sedih nya. "Dek, maafin babang, babang gak maksud buat nyakit-" "Udah lah hati dedek udah tersakiti, jahat kamu bang jahat" ucap Aurel memotong ucapan Kevin sambil sesekali mengusap air matanya. "Dek aba-" lagi-lagi ucapan Kevin terpotong, tapi kali ini bukan Aurel melainkan Tirta. "Stop!!" Pekik Tirta. "Ya Allah punya dosa apa gue sampai punya anak sableng kayak gini?" ucap Tirta sambil menangkup wajahnya dengan kedua tangannya. "Sabar mas, mas kan emang punya banyak dosa mungkin ini karma dari Tuhan mas" ujar Laura sambil menepuk pelan bahu suaminya itu. Perkataan Laura lantas mengundang tawa dari anak-anak nya dan itu membuat Tirta mengerucut kan bibir nya. "Ehkem, udah dong ketawa nya Aurel mau ngomong nih" ucap Aurel menghentikan tawa mereka semua. "Mau ngomong apa sayang?" tanya Laura lembut. "Aurel kesini sebenarnya mau pindah sekolah ke sekolah yang sama kayak bang twins boleh kan Mom, Dad?" tanya Aurel sambil memandang orang tua nya bergantian. "Ya kalau Daddy sih boleh-boleh aja, toh lebih bagus kan disini ada yang jagain kamu" ucap Tirta mengelus rambut anak gadisnya itu. "Kalau Mommy gimana? Setuju kan?" kini arah pandang Aurel tertuju pada Laura yang sedari tadi hanya diam setelah dia memberitahukan alasan kedatangannya. Laura tersentak kaget saat ada sentuhan di bahunya. "Eh iya nak ,kenapa? Apa tadi?" tanya Laura cepat. Laura melamun. "Mommy kenapa? Ngelamun?" tanya Aurel dengan tatapan penuh selidik. "Enggak kok, tadi Mommy cuma gak denger apa yang kamu bilang" ucap Laura berusaha tenang sambil tersenyum paksa. "Mommy setuju kan kalau Aurel pindah sekolah kesini?" tanya Aurel lagi. Laura tampak berpikir sebelum menjawab pertanyaan anak nya itu. "Boleh dong sayang, ibu mana yang gak bolehin anak nya tinggal sama keluarga nya? Ada-ada aja kamu nanya nya." ucap Laura sambil mengelus kepala Aurel. "Yeay thank's Mom. Dad besok Aurel masuk ya, oh ya Aurel mau identitas Aurel disembunyiin. Gak ada yang boleh tau kalau Aurel anak dari keluarga Gavrel " ucap Aurel tenang. "What!!!" pekik keluarga nya serentak membuat Aurel harus menutup kedua telinganya. "No no no gak bisa" ucap semuanya serentak sambil menggerak kan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri. Aurel langsung mengerucut kan bibir nya mendengar jawaban keluarganya. "Yaa kalian mah gak asik, plis bolehin ya Mom, Dad, bang twins. Aurel cuma gak mau di manfaatin aja sama orang kalau mereka tau Aurel keluarga Gavrel. Ya ya ya bolehin yaa??" mohon Aurel mengeluarkan jurus puppy eyes nya. Siapa yang tahan dengan jurus Aurel yang satu itu Terdengar helaan nafas panjang dari keluarga nya. "Oke, tapi kalau ada apa-apa langsung bilang sama kita. Dan kalian twins harus selalu memantau dan menjaga Aurel paham?" tegas Tirta pada anak-anak nya. "Siap laksanakan Baginda Raja" ucap keduanya sambil mengangkat tangan kanan nya ke kepala seperti hal nya orang sedang hormat. "Yes, thank you Daddy, tambah sayang deh sama kalian. Ya udah Aurel mau siap-siap dulu mau ke mall sama para curut nya Aurel beli peralatan sekolah. Babai all mwaah" ucap Aurel sambil berlari ke lantai atas tempat di mana kamar nya berada. Keluarga nya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah ajaib princess nya itu. "Mommy takut kalau mereka menemukan Aurel dan merebut Aurel dari kita" lirih Laura menatap sendu punggung Aurel. "Mommy tenang aja kita yang bakal jagain Aurel dari mereka" jawab Kevin sambil menggenggam tangan ibunya dan memberikan senyum tulusnya membuat Laura ikut tersenyum. "Makasih ya nak" "Sama-sama Mom" jawab Kevin lagi. "Eh Rel, lo kenapa pulang gak ngabarin kita-kita sih? Kan kita bisa jemput lo" tanya Letta--sahabat Aurel-- sambil menyesap coklat panas milik nya. Ya sekarang ke 7 gadis itu sedang berkumpul di Lau'cafe, cafe milik Aurel tapi mereka tak tau kalau itu adalah cafe Aurel. Setelah tadi mereka selesai belanja keperluan sekolah, lebih tepat nya hanya Aurel sedang kan yang lain nya belanja kebutuhan mereka. Aurel dkk memilih untuk ke cafe sekedar nongkrong dan melepas rindu dengan Aurel. "Lupa gue hehe" jawab Aurel cengengesan sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal tentunya. "Ih si Aurel mah, lupa sama kita" rengek Rani yang sekarang bersandar di bahu kanan Aurel. "Betul tu, Aurel bener ya udah lupa sama kita??" tanya Gina yang juga sedang bersandar di bahu sebelah kiri Aurel. Sedangkan sahabatnya yang lain hanya memutar bola mata nya malas melihat sifat manja sahabatnya itu. "Mana mungkin Aurel lupa sama kalian, cuma Aurel sampe nya malam jadi gak Aurel kasih tau, takut kalian udah tidur" jelas Aurel sambil mengelus rambut kedua sahabatnya itu . "Udah deh manja-manja nya di pending dulu bisa?" ujar Yona yang jengah melihat tingkah kedua sahabat manja itu. "Iya iya, Yona mah ganggu aja" gerutu keduanya cemberut sambil kembali menegakan badannya membuat yang lainnya terkekeh geli. "Lo kenapa tiba-tiba pengen pindah kesini?" tanya Kania to the point. "Lah gak boleh emang?" Aurel balik bertanya dengan gaya santai nya. "Pasti ada sebabnya kan lo tiba-tiba pindah gitu aja?" sambung Stefi dan di angguki oleh semuanya. "Ada masalah di sekolah" jawab Aurel datar. Dan kalau sudah seperti ini berarti Aurel sedang serius mode on. "Siapa?" Tanya mereka serentak dengan wajah datar nya sama seperti Aurel. "BB" jawab nya singkat. Terlihat semua sahabat nya mengepal kan tangan nya menahan amarah yang sedang menguasai mereka. Brak! Gebrakan meja itu berasal dari Stefi yang memang sangat sulit dalam mengontrol emosinya. "b*****t!! Mau apa lagi sih tu orang? Gak kapok-kapok nya cari masalah sama kita! Mau cari mati emang" ucap nya menggebu-gebu, dadanya turun naik karna emosi . "Calm down babe. Untuk menghabisi orang yang licik butuh akal yang cerdik" ucap Aurel pelan dengan senyum miring yang tercetak di wajah cantiknya. "Apa rencana lo?" tanya Kania tenang. "Gue akan nyamar, dan kalian gak ada yang boleh kasih tau identitas gue yang sebenar nya" ucap Aurel tegas tak lupa muka datar dan dingin nya itu. "Sampai kapan?" tanya Yona "Sampai gue selesai dengan permainan gue" jawab nya sambil tersenyum manis, ralat sangat manis. Jangan salah, senyum itu akan sangat terlihat manis bagi orang di luaran sana tapi bagi sahabat nya itu adalah senyum iblis yang dimiliki Aurel. "Gak usah senyum kek gitu kali Rel, merinding sendiri gue liat nya" ucap Letta menatap takut ke arah Aurel. "Haha gak usah takut, kalian bukan target untuk gue makan kok. Jadi tenang aja oke" para sahabatnya susah payah menelan saliva nya melihat raut wajah Aurel, bagaimana tidak, dia tertawa dengan wajah datar nya terkesan...menyeramkan? "Yuk lah cabut, udah mau malam juga nih" lanjut nya lagi dan beranjak dari kursinya menuju kasir untuk membayar semua minuman mereka. "Gue duluan" ucap nya setelah membayar tagihan nya dan di balas acungan jempol oleh para sahabat nya. "HOLAAA!! ASSALAMUALAIKUM !! SPADA!! GOOD NIGHT !!SELAMAT MALAM SEMUANYA... AUREL YANG CANTIK BINTI IMUT PLUS MANIS INI PUL--" Aurel menghentikan teriakan nya karna melihat kumpulan remaja cowok, oh tidak, tepatnya itu adalah teman abang nya sedang berkumpul di ruang tamu. Betapa bodoh nya dia teriak-teriak di depan teman abang nya itu, mana sekarang semuanya menatap heran padanya. Dia merutuki mulut nya yang tidak bisa melihat keadaan jika harus beraksi. "Hehe banyak orang ternyata, maaf ya gue ganggu. Lanjut aja gue keatas dulu" ucap Aurel cengengesan dan langsung mengambil langkah seribu untuk lari ke atas, kekamar nya. "Lucu, gemes gue" batin seseorang tanpa sadar tersenyum tipis sangat tipis melihat tingkah Aurel. Aurel mendengar nya berhenti sejenak dan tersenyum geli dan melanjutkan jalan nya menuju lantai atas. Sepeninggalan Aurel, semua sahabat twins menyerang nya dengan beberapa pertanyaan. Ralat, tidak semua sebenarnya ada 3 orang yang terlihat acuh seakan tak mau tau dengan itu, tapi mereka cukup menjadi pendengar yang baik. "Itu cewek, siapa Vin?" tanya Yudis antusias. "Adek gue" jawab twins serentak "What?!! Dia adek lo? Buset!.. bening amat. Tapi kok gue baru liat yak? Eh Vin kenalin ke kita-kita lah.. Ya gak pren?" ujar Sandy tak kalah antusias nya dengan Yudis. "Rugi dong adek gue kenalan sama spesies macam lo lo pada.." ucap Levin santai sambil mengunyah cemilan nya. "Yee si anakonda. Kita ini manusia paling tamvan yang pernah ada, jadi adek lo yang cantik itu gak bakalan rugi deh, percaya sama abang" ucap Yudis menyisir rambut nya kebelakang menggunakan jarinya. "Musrik dong gue percaya sama lo" kini yang menjawab adalah Kevin tetap dengan gaya santainya. Kalau orang kembar itu memang kompak dalam hal apapun. "Is lo mah.. ayolah kenalin ke kita ya ya ya" rengek Yudis menggoyang-goyang pergelangan tangan Levin. "Diem! Berisik!" ucap seseorang dengan raut datar dan dingin nya, sehingga semua mata tertuju padanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD