Bab 3 || Lagi-lagi Jaemin ||

1289 Words
Setiap hari Jumat gue ga belajar di sekolah cuman kegiatan eskul doang, dan gue masuk eskul teater bareng Joy. Beruntungnya ketua eskul teater tuh kakel yang namanya Taeyong, kak Taeyong nih termasuk kedalam spesies cogan disekolah gue. Karna eskul nya belum dimulai dan Joy belum datang karna lagi ke rumah pacarnya siapalagi kalau bukan Sungjae anak sekolah sebelah, gue memutuskan untuk masuk ke kelas terlebih dahulu. Baru membuka pintu kelas-gue kaget dong seketika ngeliat para cowok dengan sebuah kepala yang bersender di atas meja dan melihat ke arah gue. "Astaga kaget gue ih, lo pada ngapain di sini njir?" Tanya gue sembari masuk ke dalam kelas. "Nungguin eskul mulai," jawab Renjun. "Ra, gue perhatiin you makin beautiful deh," kata Mark yang seketika membuat gue jadi tersipu malu. "Lo sakit?" Tanya Jeno sembari menghampiri gue. "Muka lo merah anjir," kata Jisung sambil memegang dahi gue menggunakan punggungnya. "Alah lo sedang berdua modus njir, lo sakit Ara?" Tanya Haechan sambil meluk gue. "Sama aja lo njir," kata Chenle sambil menarik kerah baju milik Haechan dari belakang. "Sakit gustii!" Ringis Haechan. "Pasti gara-gara si kang goblin," ucap Renjun. "HAH go * lok?" Tanya Chenle. "Goblin anjir," tutur Jeno. "Lo berdua salah maksud gue tuh kang gombal haha," tawa Renjun. "Hubungannya apa dari goblin ke gombal, gue lempar ke jurang baru tau rasa lo," kata Jisung. "Wihh orang se imut Jisung bisa ngambek juga ternyata haha," tawa Chenle sambil mengelus rambut Jisung. "Pada ngomong apaan sih gue gak ngerti?" Tanya Mark bingung. "Udah Mark lo ga usah ngerti ini pembahasan ga berfaedah," kata Haechan. Gue gangerti kenapa gue bisa temenan sama mereka :) "Jaemin mana?" Tanya gue pada mereka. Eh loh kenapa sih gue dari kemarin nanyain Jaemin mulu? ga ada hal lain yang harus ditanyain gitu? "Palingan juga masih nge bokep," jawab Chenle asal. "HAH BOKEP?" Jawab gue kaget. "Bobo cakep Ara sayang, jangan mikir yang aneh-aneh loh," kata Jeno. "Hehe habis pake disingkat segala sih jadi kan gue mikirnya kemana-mana," balas gue. Jangan sampai Ara kita jadi ternodai, kata Chenle. "Kita? Heh emangnya gue apaan barang?" "Haha kan Ara milik kita semua," tawa Jisung. "Tapi siapa tau si Jaemin lagi nonton film nganu," celetuk Haechan. "Buset nganu ambigu gue," balas Jeno. "Gue masih polos oke sepolos kapas," ucap Renjun. "Nganu? Apaan tuh nganu?" Tanya Mark bingung. "Jangan ngomongin gituan mending langsung nonton aja," tambah Haechan yang langsung mendapat jitakan dari gue, haechan emang ngapain gila juga pake acara mau nonton segala. "Lah lo duluan yang mulai anjir," balas Chenle. "Eh hehe." "Sok-so'an polos kemaren aja si Renjun nonton film itu di kamar gue earphone nya sampai lupa ga dipasangin haha jadi kedengeran dah tuh suara-suara jahanamnya," tawa Jeno. "Ahaha iya njir bener masih inget gue," tambah Chenle sambil tertawa. "Untung di rumah lo ga ada siapa-siapa coba bayangin kalau ada nyokap lo terus ntar ngelaporin ke nyokap gue wah bisa-bisa dicoret nama gue dari kartu bpjs," kata Jisung. "Kartu keluarga njing gue getok juga kepala lo," balas Jeno esmosi. "Jangan buka kartu dong njing itu aib gue yang harus dikubur dan ditutup rapat-rapat, sialan lo Jen gak akan mau lagi gue bantuin ngurus kucing lo." "Eh ampun baginda Renjun iya gue tutup mulut tapi cilok satu bungkus," ucapnya dan Haechan pun seketika langsung bersemangat sambil merangkul bahu Renjun. "Ren kan lo sahabat gue nih lo tau kan kan cilok makanan favorit gue jadi gue juga beliin dong," ucapnya dan Renjun langsung menepis lengan Haechan dan bergeser ke samping Jisung. "Heh Ren cilok pokoknya," tuntut Haechan. "Iya ah anjir lo gara-gara si Jenong." "Ya maaf-maaf kalau orang yang sulit memaafkan ntar bakal dihantui Haechan minta cilok mulu haha," tawa Jeno dan ia mendapatkan tendangan dari Haechan tepat di bokongnya. Kenapa jadi gue njir. " "Sialan lo Haechan sakit gila p****t gue." Gue seketika bingung dengan kelakuan mereka dan lebih memilih untuk menghampiri Mark yang sedang melamun menatap kosong ke arah papan tulis. "Lo kenapa Mark?" Tanya gue sambil memegang pundahknya. "Gue ngantuk tadi abis bergadang nemenin si Haechan, Jeno utama di antara kita ," jawabnya sambil mengucek-ngucek kedua matanya pelan lalu menyandarkan kepalanya tepat di pundak gue. Tidak lama kak Taeyong pun datang barengan sama anak-anak lainnya. Lalu kegiatan eskul pun dimulai. Hari ini ngeliat kak Taeyong yang cuman pake kaos item aja bikin gue ambyar kenapa sih cowok tuh kalau pake kaos item gantengnya nambah, pengen gue pacarin aja rasanya kak Taeyong. "Ara merhatiin gue nya cukup ya ntar bisa kena serangan jantung kalau lama-lama," kata Taeyong sambil senyum ke arah gue. Anjir mampus ketauan gue. "Hehehe habis kakak ganteng," entah dari mana ucapan gue barusan datang dan gue langsung menutup mulut gue dengan telapak tangan. "Hahaha jujur banget ya, lo juga cantik kok," Muka gue merah ini njir, ya ampun Joy dimana lo gue bisa gila kalau sendirian disini. "Wadaw gue juga pengen dong disebut ganteng," kata Chenle. "Lo ganteng Le." "Sip dah Jisung emang lo yang terbaik ." "Tapi bohong haha," tawanya dan Chenle yang berdiri di sampingnya langsung memberikan jitakan pada kepala Jisung. "Aduh sakit anjir." Tidak lama gue melihat Joy yang baru datang dan ia pun langsung berdiri di samping gue. "Lama lo njir." "Hehe keasikan makan di rumah Sungjae," jelas Joy. "Ya udah sekarang gue bagi kelompok ya buat ngetes kemampuan akting kalian," kata Taeyong. "Cewek sama cewek kak?" Tanya murid lain. "Gue bikin satu kelompok yang terdiri dari dua orang bebas sih mau sama cewek lagi atau cowok, tapi kalau cewek cowok lebih bagus," sarannya. "Akting apaan kak?" Tanya murid lain lagi. "Ntar gue kasih naskahnya, setiap kelompok beda ya." "Di tentuin sendiri bang?" Tanya Jeno. "Kita acak aja, nih kalian ambil salah satu bola dari kotak ini dibola itu ada nomornya kalau sama berarti kalian satu kelompok." Gue dan yang lain pun mulai mengambil bola tersebut dari kotak. Aslian gue gugup banget gatau kenapa. "Gue dapet nomor 3," ucap Joy. "Nomor 1 mana woy," teriak Jisung. "Satu atau dua pilih aku atau dia," si Haechan malah nyanyi. "Nomor 6 mana cuy?" Tanya Mark. "Eh anjir kita samaan brader," kata Chenle begitu melihat Jisung yang mendapatkan kertas bertuliskan nomor 1. "Hahaha bareng si lele lagi wah jodoh ini mah," tawa Jisung. "Anjir lo enak aja gue masih normal woy." "Hahaha canda njir," tawa Jisung. Kenapa gue di pasangin sama lo sih padahal kan gue pengen sama cewek, "keluh Haechan saat mendengar Mark yang mencari nomor enam. Sedangkan Jeno di pasangkan dengan Renjun dan gue sendiri kebagian nomor 5. Di saat yang lain udah dapet pasangannya, gue masih diem sambil megangin bola bernomor 5 itu. "Ara belum dapet pasangan?" Tanya Taeyong. "Belum kak." "Oh iya ini bola nomor 5 nya masih nyisa di dalem kotak," Taeyong mengambil sisa bola yang ada didalam kotak. "Jadi gue pasangan sama kotak nih kak?" "Haha tunggu ya-" Tidak lama Jaemin masuk ke dalam kelas. "Maaf gue telat," ucap Jaemin. Itu Jaemin ga salah kan? baru aja gue denger dia ngomong. "Nah karna Jaemin telat jadi ini," Taeyong nyerahin bola yang ada di dalam kotak tadi ke Jaemin. Wadaw gue pasangan sama dia lagi ga salah ini? kenapa setiap pemilihan kelompok gue selalu terlibat sama dia? Jaemin pun langsung menerima bola dari Taeyong tapi dari wajahnya terlihat bingung mungkin karna Jaemin masih belum ngerti maksud dari bola ini. Lalu kak Taeyong pun menjelaskan pada Jaemin maksud dari bola itu. "Dan sekarang pasangan Ara adalah Jaemin," kata Taeyong. Anjir beneran sama Jaemin. Jaemin pun berdiri di samping gue, dalam beberapa detik lirik Jaemin nge ke arah gue dan dia langsung menatap ke arah depan. "Karna semua udah dapet pasangan, nih gue bagiin naskahnya kalian hapalin ntar minggu depan gue tes," jelas Taeyong sambil membagikan naskahnya. Baru aja gue liat judul naskahnya. Syittt ya kali gue harus lakuin itu sama Jaemin: ') -----
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD