Chap 12. Cara Aeron

1050 Words
“Kakek buat apa di sini? Kenapa Kakek bisa ketemu dengan Ken?” tanya Aeron menautkan alis. Nata terkejut mendengarnya, ternyata cucu yang dimaksud Zeus daritadi adalah Aeron, pantas saja Zeus begitu baik pada Ken, ternyata Ken adalah cicitnya. “Kamu mengenal Ken?” tanya Zeus dengan alis yang nyaris bertaut. “Iya, Kek. Aku mengenalnya. Dia—” “Anakmu?” tanya Zeus lagi. “Kakek tahu darimana?” tanya Aeron menoleh melihat Nata, tatapan yang menaruh kecurigaan kepada Nata. “Jadi, kamu sudah tahu kalau Ken adalah putramu?” Pertanyaan it uterus dipertanyakan Zeus. “Baru beberapa hari yang lalu.” “Dan, kamu belum memberitahu Kakek apa pun?” “Pertanyaanya, kenapa Kakek tahu kalau Ken putraku?” “Kakek di sini mau bertemu Dokter Ale, tapi bertemu dengan Ken juga mamanya, Kakek merasa Ken sangat mirip dengan kamu, bahkan senyumannya sangat mirip. Jadi, Kakek minta tolong pada Dokter yang menangani Ken, dan meminta sample darah untuk melakukan tes DNA. Dan, dugaan Kakek memang benar. Ken dan kamu memiliki hubungan darah.” “Jadi, cucu yang Kakek maksud adalah Papa?” tanya Ken. “Iya. Jadi, Ken tahu kalau ini Papa Ken?” “Iya, Kek. Tentu saja,” jawab Ken mengangguk. “Kakek sudah bisa peluk Ken, ‘kan? Karena Ken adalah cicit Kakek.” “Boleh, Kek,” jawab Ken lalu memeluk kakek buyutnya. Mereka lalu berpelukan, membuat Aeron tersenyum kecil melihatnya. Nata hanya bisa diam saja, seolah ini bukan ranahnya, karena Aeron sangat membencinya. Nata di sini hanya sebentar, setelah Ken operasi, Nata akan pergi meninggalkan Ken dan menyerahkan Ken pada papanya. Perasaan Nata begitu bergejolak, rasa sakit membuat badannya turun drastis. Nata tidak ingin berpisah dengan Ken, tapi jika ia terus bersama Ken, tidak akan ada yang berubah. Ken tidak akan mendapatkan perawatan yang seharusnya. Kebencian Aeron yang terpaksa membuatnya kehilangan Ken. *** “Apa? Kamu mau merebut anak kecil itu dari ibunya?” tanya Zeus setelah makan malam bersama cucu sematawayangnya itu. “Iya, Kek. Ken membutuhkan biaya besar dalam perawatannya. Mamanya tidak sanggup untuk mengurusnya. Jadi, hak asuh akan diberikan kepadaku,” kata Aeron menoleh sesaat kakeknya yang kaget. “Nata setuju?” “Iya. Dia setuju,” jawab Aeron menyesap kopi didepannya. Wanginya menguar, rasa kopinya manis, namun tak semanis kisah cintanya. Aeron menaruh kembali cangkir kopi itu dan menoleh melihat kakeknya. “Mau tidak mau, setuju atau tidak setuju, dia tetap harus mau dan setuju,” sambung Aeron. “Ken sudah tahu?” tanya Zeus lagi. “Aku akan memberitahu Ken setelah dia sembuh dari pasca operasi.” Aeron melanjutkan. “Bukankah Nata adalah wanita yang kamu cintai dari dulu hingga sekarang? Kenapa tidak mengambil kesempatan ini untuk bersamanya kembali? Kakek setuju kalau kamu dan Ken bahagia. Kakek tidak akan mencegah kalian,” sambung Zeus memberi saran yang cukup mengejutkan. Aeron tersenyum sesaat. “Dengan Fifian sudah cukup, Kek. Aku tidak mau menambah beban.” “Jadi kamu anggap Nata beban?” “Dia meninggalkanku disaat aku butuh dia, dan aku harus kembali kepadanya setelah dia kembali? Hanya karena kami punya anak? Tidak. Aku tidak mau, aku bukan tipe pria yang bisa memaafkan kesalahan besar itu. Setelah Ken operasi, aku akan memutuskan hubungan dengan mamanya, Ken tidak boleh bertemu dengan mamanya.” “Ken akan sangat sedih, Aeron,” sambung sang kakek. “Tidak akan. Jika aku berikan sepenuhnya waktu dan kasih sayangku padanya.” “Kamu pikir bisa memisahkan anak dari ibunya?” “Kakek harus dukung aku dan bantu aku. Ken adalah cicit Kakek, aku tidak mau dia bersama mamanya.” “Jadi, kebencianmu lebih besar dari perasaan cintamu?” “Aku dan dia sudah menjadi masa lalu.” Zeus tak bisa memaksa atau pun memberi saran, karena Zeus tahu betapa keras cucunya itu, apa pun yang ia katakan tidak bisa diganggu gugat. “Intinya kamu jangan menyesal setelah kehilangan Nata.” Aeron terdiam, ia tidak merasa harus menyesali semuanya. Aeron sudah yakin dengan keputusannya dan sudah yakin dengan hidup yang ia pilih. Tanpa Nata pun ia bisa bahagia. *** Ola yang hendak masuk ke kamar perawatan Ken terkejut ketika dua orang dengan pakaian serba hitam menghadangnya dengan memanjangkan tangan. Ola menautkan alis dan berkata, “Ada ap aini?” “Anda siapa?” “Saya tantenya Ken. Ada apa? Siapa kalian?” “Kami bodyguard Tuan Muda Ken. Jadi, kami berhak melarang siapa pun yang tidak berkepentingan masuk ke kamar perawatan Tuan Muda Ken.” “Saya tantenya loh, sebelum kalian berjaga di sini, saya terus menjaga Ken di dalam, menggantikan mamanya. Kalian ini siapa sih? Apa Aeron yang suruh kalian berjaga di sini? Kalian tidak usah melakukannya. Ken itu anak yang baik, tidak akan ada yang menyakitinya.” “Maaf. Kami tetap tidak mengizinkan Anda masuk.” “Tapi—” “Ini perintah. Bukan permintaan.” “Emang siapa kalian memerintah saya?” “Ini tetap menjadi perintah Bos Aeron. Jadi, Anda dilarang masuk. Mamanya Tuan Muda Ken masih di dalam, jadi tidak perlu berganti.” “Astaga. Jadi kalian larang saya masuk? Hanya karena perintah konyol Aeron?” “Ini bukan perintah konyol, ini demi Tuan Muda Ken agar cepat sembuh dan tidak terganggu oleh orang luar. Apalagi mendengar hasutan.” “Sejak kapan saya menghasut Ken?” Ola mulai emosi dan berteriak. “NATA! KEN! Aku diluar,” teriak Ola membuat beberapa perawat yang berjalan menoleh melihatnya. “Anda tetap tidak bisa masuk.” “Astaga. Kalian membuat emosiku memuncak.” “Terserah, tapi ini tetap perintah.” “Terserah juga dengan perintah bos kalian itu, dia sudah gila melarang saya masuk ke kamar ponakan saya.” Ola tetap keukeuh. Tak lama kemudian, Nata keluar dari kamar perawatan putranya dan mendongak melihat kedua orang yang berjaga didepan kamar. “Ada apa, La?” tanya Nata. “Kamu tanya ada apa? Aku yang harus tanya ini ada apa, kenapa dia melarangku masuk ke dalam? Katanya aku nggak penting,” celoteh Ola, dengan bertekukpinggang. “Kalian melarangnya masuk?” tanya Nata. “Ini perintah—” “AHH AKU BOSAN DENGAR MEREKA MENGATAKAN ITU!” teriak Ola dengan napas memburu karena kesal. “Mereka berdua ini membuatku kesal, Nat, aku kesal banget.” “Udah ih, kamu kayak anak kecil aja.” “Kan aku pengen ketemu Ken.” “Iya aku tahu.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD