Kesal dan merasa di atas awan membuat Erika lengah tidak memikirkan bahaya masih mengintai dirinya. Dipikir urusan dengan Bruno sudah selesai dengan uang yang diberikan Revan tapi ternyata laki-laki berengsek ini masih saja berulah dan menculiknya di saat lengah.
Meski tidak terdengar isak tangis meski air matanya luruh namun Erika menyesali kecerobohannya. Andai saja dia mau sabar sedikit menunggu sampai Yuli sampai ke kampus dan berangkat ke mal dengan pengawalan Yuli mungkin Bruno tidak akan memiliki celah untuk menculiknya. Dia juga merutuki diri karena tidak mampu menutupi emosinya pada Revan sampai diketahui oleh siapapun yang melihat kalau dirinya sedang dalam mode bungkam pada Revan yang sedari tadi hanya diam mengintilinya di belakang tanpa berani protes.
“Bego loe, Eri! Harusn
