Mendengar kata darah, Gerry berlalu begitu saja meninggalkan ruang rapat. Pikirannya kacau dan sedikit kalut. "Vani, semoga kamu gak kenapa-kenapa," ucapnya lirih. Lantai dua serasa jauh sekali baginya padahal ia telah berlari secepat yang ia bisa sehingga ia pun melupakan hpnya yang tertinggal di ruang rapat. Tak hanya Gerry, tapi orang yang berkumpul pun semua tampak panik mendengar kabar dari Adel. Arkan segera bangkit dari duduknya, lalu mengambil hpnya dan juga hp Gerry dan mendekati Adel. "Kakakmu kenapa, Del?" tanya Arkan selembut mungkin. "Kakak pendarahan," jawab Adel setelah sedikit tenang. "Apa? pendarahan? Ayo kebawah," ajak Arkan dan mendapat anggukan dari Adel. Arkan, Adel dan beberapa orang itu pun segera menuju lantai dua tempat dimana Vani berada. Gerry telah tiba

