?1

641 Words
Happy Reading! "Enghh_shhhh_ tuann" Desah Mawar saat kejantanan sang tuan bergerak liar di kewanitaannya. Revan menggeram lalu menyodok semakin kencang. Ia bergerak semakin brutal hingga kamar mandi yang mereka pakai untuk bercinta dipenuhi suara-suara desahan. Brukk Plok plok plok "Akh_akh_akhh tuannnnn" Teriak Mawar saat tubuhnya di dorong ke dinding kamar mandi kemudian kembali dihujam kasar. "Nikmatt__" Ucap Revan serak lalu mengangkat satu kaki pelayan istrinya itu kemudian menusuk semakin dalam. "Akh_tuannn_ akuuu_ahhh" Rintih mawar sembari memeluk erat leher tuannya. "Tahan! Keluarkan bersamahh_" Titah Revan sembari menusuk semakin cepat. Ia hampir mencapai pelepasannya. Mawar menggigit bibir bawahnya berusaha menahan ledakan yang sedari tadi ia tahan. "Akhhhh_shhhh_tuannnnn_ aku tidakkk _tahannnn"Teriak Mawar keras lalu tubuhnya mengejang membuat Revan harus menahan tubuh pelayannya itu sembari terus menggerakkan pinggulnya. "Ck! Aku bilang tahan." Geram Revan yang terus menusuk cepat meski sang pelayan kini telah lemas akibat pelepasannya yang entah untuk keberapa kalinya pagi ini. "Akhhh_akhhh" Desah Mawar lemah. Ia tidak diberi waktu istirahat meski tubuhnya sangat butuh. Kedua kakinya sudah lemas dan kewanitaannya sudah berdenyut sakit. Terasa perih dan mungkin sudah lecet karena digagahi sangat brutal oleh tuannya. Revan mencengkeram p****t pelayan istrinya itu lalu dalam sekali tusukan kasar ia membenamkan seluruh kejantanannya di lubang hangat dan nikmat itu sembari menembakkan s****a kentalnya cukup banyak. "Ahh" Desah Revan menahan posisinya agar s****a yang ia keluarkan bisa masuk ke dalam rahim sang pelayan meskipun percuma karena cairan putih itu kini telah meluber membasahi paha atas dan turun ke lantai kamar mandi. Tok tok "Sayang, apa kau di dalam?" Revan berdecak malas lalu menarik kejantanannya yang masih berdiri tegak keluar dari lubang hangat pelayan istrinya itu. Sedang Mawar langsung menutup mulutnya menahan desahan yang hampir ia keluarkan saat sang tuan menarik kejantanannya. Revan menatap datar tubuh Mawar yang dipenuhi oleh cairan putih. "Bersihkan dirimu!" Titah Revan pelan lalu beranjak membuka pintu setelah ia merapikan celananya. Iya, Revan hanya menurunkan resleting celananya untuk menggagahi Mawar selama tiga jam. Ceklek "Sayang, kenapa lama sekali?"Tanya Mesya manja sembari memeluk lengan suaminya. Revan merangkul pinggang istrinya itu lalu menariknya keluar dari kamar mereka. Hal ini ia lakukan agar Mawar bisa membersihkan diri dan keluar dari kamar utama. Revan mengelus rambut Meysa."Kenapa pulang cepat?" Tanya Revan membuat Mesya cemburut. "Kamu nggak suka akau pulang cepat?" Rengek Meysa membuat Revan menggeleng. "Tidak sayang. Aku justru suka." ucap Revan sembari menggigit telinga istrinya. Meysa terkekeh lalu memukul manja d**a bidang suaminya yang masih tertutup kemeja. "Mau bermain?" Tawar Mesya sembari mengedipkan matanya membuat Revan langsung membalas istrinya itu dengan ciuman panas. "Enghh__sebentarr_akuuu__minum pil dulu" Cegah Mesya saat sang suami ingin menaikkan dress seksi yang tadi ia pakai. Revan berhenti lalu menjauh. Sedang Meysa langsung mencari pil kb yang selalu ia bawa di tasnya. "Kamu yakin kita main di ruang tamu?" tanya Mesya sembari menelan satu butir pil pencegah kehamilan membuat Revan diam lalu beranjak pergi. "Sayang, mau ke mana?"Teriak Meysa namun sang suami terus berjalan tanpa menoleh padanya. "Ck!"Decak Meysa lalu menghubungi teman prianya untuk bertemu di aparteman miliknya. "Ohh_yahhh_terussss_shhh_akhh" Desah Mesya saat Danu, teman satu profesi dengannya kini dengan lihai memainkan kewanitaannya di bawah sana. "Ohh__aku mau masuk." Ucap Danu bangkit lalu melepas celananya hingga kejantanannya terlihat. Meysa langsung membuka kakinya lebar lalu mengambil ponsel untuk mengirim pesan pada suaminya kalau malam ini ia tidak bisa pulang karena ada pekerjaan di luar kota. "Arghh__ohhh_shh" Desah Meysa begitu kejantanan Danu menerobos masuk dan menghujam cepat. Meski tidak sebesar milik suaminya namun Danu cukup mampu menjadi pelipur laranya ketika suaminya menghindar seperti tadi. Meysa bukan tidak mau hamil tapi ia tidak bisa hamil. Rahimnya sudah diangkat dua tahun sebelum ia menikah dengan Revan. Dan untuk menghindari diceraikan oleh pria kaya seperti Revan, Meysa terpaksa berbohong kalau ia harus menunda kehamilan untuk karir modelnya. "Lebih-cepatttthh!!" Desah Meysa membuat Danu menghujam semakin cepat hingga ruangan yang mereka gunakan untuk bercinta dipenuhi oleh suara desahan dan penyatuan kelamin mereka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD