Su Mingzhi Devil Mode

1647 Words
 • Su Mingzhi Devil Mode “Semuanya lari ke arah pintu!” Seru Mingzhi. Zhiqing, Xiaoran, Wu Shuan dan yang lainnya segera berlari ke arah pintu mumpun semua anak Tiger Claws tidak menjaga dan membantu Nandong berdiri. Zhiqing menarik gagang pintu itu, cklk cklk cklk! Pintu tak mau terbuka. “Saudara Su! Pintunya terkunci!” “Sial! Tidak ada jalan kabur!” pikir Mingzhi. “Kalian semua berdirilah membelakangi tembok! Jangan sampai salah satu dari kalian di sergap dari belakang.” ujar Su Mingzhi. “Baik Saudara Su!” “Apakah Mingzhi akan menghadapi mereka sendirian sambil melindungi kami?” pikir Wu Shuan. “Nak! Beraninya kau memukuk seniormu seperti ini, jika aku tidak membuatmu berteriak seperti babi maka namaku bukan lagi Niu Nandong!” “Saudahea Su! Kemampuan bela diri senior Nandong mungkin sedikit dibawahku, tapi tubuhnya itu besar dan kekar, kekuatan serta ketahanannya lebih baik dariku. Dia lawan yang sangat sulit ditangani.” kata Wu Zi. “Terima kasih karna memberi tahuku, karna kau bilang beladirinya di bawahmu, maka aku tidak perlu khawatir.” “Hati-hati saudara.” “Kalian yang bisa bertarung, salinglah melindungi. Aku akan mengurus mereka sebanyak mungkin, kalian bertahanlah kalau ada yang mengarah pada kalian. Lindungi Wu Shuan dan Xiaoran.” “Mengerti saudara!” Dengan tatapan emosi Nandong melihat Mingzhi. “Kalian! Dapatkan dia untukku!” “Baik Bos!” Lima anak buah Nandong maju bersamaan, berlari ke arah Mingzhi dan mulai berteriak seperti orang gila. Mingzhi menendang perut salah satu dari mereka, dia tertunduk memegangi perutnya. Mingzhi melompat ke punggungnya dan mengarahkan sebuah pukulan ke wajah orang di belakangnya. Seseorang dengan pukulan menyerang dari belakang Mingzhi. Mingzhi segera menyadarinya dan memiringkan kepalanya sedikit sehingga pukulan itu gagal mengenai bagian belakan kepalanya dan melesat masuk ke samping. Mingzhi segera memegang tangan itu dan membanting orang yang mencoba menyerangnya dari belakang. Dua orang lainnya yang melihat itu langsung terjatuh ketakutan. “Dasar bodoh! Kalah pada seorang anak kelas satu. Memalukan! Apa kalian tidak berpikir kalau orang itu mencoba melindungi orang yang dibelakangnya. Serang saja orang yang dia lindungi!” seru Nandong. “Aku benci gorilla yang bisa menggunakan otaknya!” dalam hati Mingzhi. Enam orang dari kelompok Tiger Claws juga segera berlari menyerang Mingzhi. Tiga orang pergi ke sisi kiri, Mingzhi menghadangnya dan menghajar ketiga dari mereka, tapi sisanya malah mengambil sisi kanan yang jauh dari Mingzhi. “Sial! Mereka mencoba memisahkanku! Aku tidak akan sempat kesana.” pikir Mingzhi. Tiga orang yang pergi lalu dihajar oleh Wu Zi dan yang lainnya. “Saudara Su! Fokus saja dengan yang ada didepanmu, jangan khawatirkan kami. Kami bisa menangani sisanya.” ujar Wu Zi sambil tersenyum. Mingzhi tersenyum. “Sialan, Zhiqing dan lainnya tidak pernah seberani ini sebelumnya, kenapa dia sok setia kawan sekarang. Dasar anjing!” dalam hati Saoqi. “Hmmm... Meskipun dikepung oleh banyak orang pria basket Br*ngsek ini masih bisa berpikir dengan tenang. Tampaknya jumlah tidaklah cocok untuk melawannya. Orang ini bukan pria biasa.” dalam hati Nandong. “Yo! Su Mingzhi... Kau adalah pria dengan banyak kemampuan. Akan sangat disayangkan kalau kau jadi cacat dipukuli oleh kami. Bagaimana kalau kau bergabung dengan kami. Aku akan melepaskan teman-temanmu tentunya. Dan kau bisa menjadi salah satu dari ke empat pagar Tigers Claws!” “Empat pagar Tiger Claws adalah empat orang dengan wewenang tertinggi di geng Tiger Claws. Berisi empat orang dengan bakat bertarung yang luar biasa, empat pagar Tiger Claws bertugas melindungi ketua mereka, Nandong. Kekuatan mereka rata-rata hampir sama. Mereka juga tidak lebih lemah dari senior Nandong itu sendiri.” Kata Zhiqing. “Sial! Kalau senior Nandong mengajaknya bergabung, lalu bagaimana dengan balas dendamku?” dalam hati Saoqi. “Apa yang dikatakan temanmu itu benar, mereka memiliki wewenang yang tinggi di kelompokku.” Ke empat pagar Tiger Claws maju dan menunjukkan dirinya. “Tiger Claws akan saling bertarung untuk memperebutkan ke empat kursi dari pagar Tiger Claws setiap bulannya. Jadi setiap bulan posisi dari mereka bisa berubah. Kau tidak perlu melakukannya, aku akan memasukkanmu menjadi salah satu dari mereka.” Sambung Nandong. “Hahahaha... b**o! Kau mau menyetarakan aku dengan empat monyet di depanmu itu. Apa kau kehabisan cara melawanku? Tutup mulutmu itu dan maju saja!” “Tsk! B*jingan! Cari mati rupanya kau!” seru Nandong. Semua kelompok Tiger Claws memanas mendengar Mingzhi, mereka semua tersinggung dan tidak sabar ingin segera menghajarnya. “Itu dia! Su Mingzhi Devil Mode!” Kata Liurong. “Hah?!! Devil Mode?! Apa-apaan itu?” Kata Wu Shuan. “Ini adalah ketika saudara Su, berkata seenaknya dan bertindak seenaknya. Dia tidak akan bisa mengontrol kata-katanya, jangankan berbicara kotor, bahkan tindakannya akan jadi liar setelah ini. Kuhhh! Kami semua mendapat mimpi buruk setelah mengalaminya sendiri.” Jawab Zhiqing. “Tapi lawannya adalah empat pagar Tigers Claws dan juga senior Nandong. Apa saudara Su bisa menanganinya?” tanya Wu Zi. “Ntahlah! Tapi melihatnya dalam mode ini, siapa yang akan tau gebrakan yang akan dibuatnya.” Zhiqing tersenyum. “Berhentilah memberikan julukan aneh padanya. Hmmph! Karna itulah para cowok telat dewasa.” kata Xiaoran. “Aku adalah Cong Wudang! Mereka memanggilku pukulan bintang. Meski badanku kurus tapi tinjuku ini melesat seperti pedang!” Kata salah satu pagar Tiger Claws, Cong Wudang. “Kalau pukulanmu melesat seperti pedang, harusnya mereka memanggilmu si pukulan pedang. Haaa.... Karna itulah kalian itu bego.” ujar Mingzhi. “B*ngsat!!!” Cong Wudang maju melesat dengan pukulan yang dia arahkan ke perut Mingzhi. Mingzhi hanya mengelak sedikit dan lalu mengarahkan tinjunya tepat ke perut Cong Wudang. Bukan hanya terdengar Bughh! Sepertinya juga ada suara retakan tulang yang samar ketika Mingzhi memukul perutnya. Kaki Cong Wudang gemetar dan lalu dia terjatuh. “Ughhhh! Pukulan itu bahkan lebih keras dari pukulan yang saudara Su lakukan padaku sebelumnya. Itu bahkan cukup untuk membuatku ingin memuntahkan sarapanku. Bagaimana dengan si Cong Wudang ini?” kata Xia Baili. “Cong Wudang itu adalah pagar nomer tiga milik Tiger Claws kita, kalah dalam satu pukulan.... Cong Wudang tidak selemah itu.” kata beberapa anggota Tiger Claws yang menyaksikan kejadian itu. “Anak ini benar-benar monster. Apa ada yang bisa membuat Cong Wudang tumbang dalam satu pukulan?” “Kurus! Tampaknya kau tidak sarapan pagi ini, kalah pada anak kelas satu sekali pukul?! Hmph! Kau memalukan nama empat pagar Tiger Claws kita.” “Ah! Senior Guchu! Dia dikenal sebagai si tapak api. Pukulannya benar-benar keras sehingga setelah terkena pukulannya, orang yang dipukul akan merasa bahwa bekas pukulan itu panas seperti dibakar oleh api.” “Kalau senior Guchu yang turun tangan maka anak ini pasti kalah.” Guchu maju, melangkah mendekati Mingzhi. Mingzhi dan Guchu berhadap-hadapan. “Bocah! Kau dalam masa....” Sebelum Guchu menyelesaikan kalimatnya, Mingzhi langsung menampar wajah Guchu. “Anj...” Mingzhi menampar pipi satunya. Guchu mencoba menyerang balik namu tangannya masuk ke cengkraman Mingzhi. Dengan sebelah tangannya Mingzhi kembali menampar Guchu. Guchu tak hanya menggunakan tangannya, kakinya pun ikut menyerang Mingzhi, Mingzhi menangkis serangan itu dengan kaki pula dan dia menginjak kaki Guchu agar tidak bisa bergerak. Satu tamparan masuk lagi ke wajah Guchu. Saat Mingzhi hendak menampar lagi, tangan Guchu menutupi wajah sebelah kanannya. Lalu tangan Mingzhi menampar wajah sebelah kirinya. Tamparan demi tamparan terus di dapat oleh Guchu. Tanpa sadar pipinya sudah sebengkak ikan fugu, dengan nyala merah ke unguan. “Bagaimana? Apa tapak apimu lebih panas dari tapak api surgaku? Hah? Hah?” Mingzhi terus menampar Guchu. Semuanya terdiam melihat pemandangan yang tak terduga itu. Kursi empat pagar nomer dua Guchu ditampar habis-habisan oleh Mingzhi. “Ini....” Wu Shuan memasang wajah datar. Guchu jatuh bersimpuh dan memohon sambil memegangi kaki Mingzhi. “Kakak Su! Kakak Su! Tolong ampuni aku yang tidak sopan ini. Aku tidak akan berani menyinggungmu di masa depan, tolong jangan tampar lagi kakak Su!” Semua yang terdiam melihat itupun mulai berkomentar. “Bahkan anak kelas tiga memohon ampun sambil memanggilnya kakak.” “Su Mingzhi ini benar-benar sesuatu.” “Tsk! Bahkan Guchu yang ditakuti para siswapun bisa dia tundukkan, bocah ini bukanlah sebuah omong kosong. Aku harus segera menyelesaikannya dengan benar.” dalam hati Nandong. Kursi pertama melihat pada kursi keempat. Setelah memberi aba-aba mereka menyerang Mingzhi bersamaan Kursi keempat melompat untuk menendang Mingzhi. Lalu Mingzhi dengan sigap menangkap kakinya dan melemparnya ke belakang. Pada momentum itu kursi pertama melancarkan sebuah pukulan ke arah rusuk Mingzhi yang pertahanannya terbuka. “Kau mungkin dapat menahan tendangan Wenwen sang kaki guntur... Tapi dengan tinju Explosiveku maka tulang rusukmu pasti berhamburan.” “Haha! Senior Xinwu sang kursi pertama. Serangan tinju pemecah langitnya berhasil mengenai rusuk Su Mingzhi. Haha! Sekarang dia akan kesulitan untuk bergerak.” Su Mingzhi menoleh ke arag Xinwu dengan mata melototnya yang menatap dengan kejam. “Bocah! Apa kalian suka menamai serangan kalian dengan nama-nama yang menggelikan itu?” Mingzhi bicara sambil memperlihatkan mata yang haus darah. Hiiiiiiiikkkkssss! Xinwu ketakutan dan perlahan mundur. Mingzhi berbalik dan memukul wajah Xinwu tepat di rahangnya. Xinwu pingsan dan tergeletak jatuh di lantai. “Melawan empat pagar Tiger Claws sendirian, Saudara Su memang sungguh luar biasa. Hahahah!” seru Zhiqing. “Bahkan jika itu aku, aku pasti akan kerepotan dan berakhir dengan kekalahan. Saudara Su memang jenius sejati.” sambung Wu Zi “apa Su Mingzhi benar-benar sudah tumbuh sekuat ini? Dengan kemampuan seperti itu. Siapa lagi orang yang bisa membullynya?” kata Wu Shuan. “Su Mingzhi ini bertarung tanpa melihat apa status mereka, selama dia bisa mengalahkannya dengan tinju, tak peduli seberapa kaya mereka dia akan tetap maju. Orang miskin seperti inilah yang mengancam kami orang atas.” dalam hati Wu Shuan. “Hemm.... Tidak yang itu tidak yang ini, kalian semua benar-benar sampah tidak berguna. Bahkan melawan satu orang saja sampai tersungkur memalukan seperti itu. Kalian memang tidak bisa memberikanku wajah sebagai ketua geng Tiger Claws. Membuatku harus membereskan dia sendiri, kalian benar-benar akan ku hukum dengan keras.” Nandong turun tangan, dengan mengepal kedua tangannya dia memasuki arena untuk mencoba sendiri menaklukan sang Singa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD