Jangan Disinggung

1572 Words
 • Jangan Di singgung Kelompok Qi Qiu Wei pergi sambil memberikan tatapan buruk pada Mingzhi, kecuali Qi Qiu Wei yang meninggalkannya dengan tersenyum senang. “Mingzhi?! Apa yang kau pikirkan? Jangan pikir karena kau memiliki master Cong kau dapat menyinggung semua orang seenaknya.” kata Wu Shuan. “Siapa yang menyinggung siapa? Lagipula tujuanku bukan untuk menyinggung siapapun, tapi untuk memancing emosi kalian agar point emosiku bertambah. Dan.... Pertemuan ahli beladiri? Jika aku diundang masuk kesana dan dapat melihat serta meniru setiap gerakan para master yang bertarung, kau pikir aku akan menolak kesempatan ini?” dalam hati Mingzhi. “pemikiran Host sangat cerdik, ini seperti menjatuhkan dua burung dengan satu batu.” “Astaga, kenapa System malah muncul disaat seperti ini? Bukannya di sini banyak orang?” dalam hati Mingzhi “Jawab! Host tidak perlu khawatir dengan hal ini, System telah terikat dengan jiwa Host, orang luar sekarang tidak akan mampu melihat wujud System. Jadi Host tidak perlu sembunyi saat ingin menggunakan System.” “Hah? Apa System baru saja menjawab perkataan yang ku ucapkan dalam hati?” “Jawab! Ya! System mampu mendengar ucapan Host yang dikatakan dalam hati, itu karena System telah terikat pada jiwa Host.” “Level Up benar-benar luar biasa, jadi aku tidak perlu khawatir menyembunyikan keberadaan The Cheat System lagi pada orang lain.” dalam hati Mingzhi. “Sodara Su, keluarga Qi itu sangat berbeda dengan keluarga Li. Mastermu bisa menghadapi tuan Li karena mereka bukanlah keluarga seniman beladiri, tuan Li itu hanya ketua dari sekelompok berandal yang taunya cara menindas dan membunuh, keahlian mereka dalam beladiri itu nol. Orang biasa tidak akan bisa dibandingkan dengan seorang master, apa kau mengerti?” kata Zhiqing. “Sodara Su? Apa kau mendengarku?” sambung Zhiqing. “Ahahahah! Iya, maaf, aku sedang memikirkan sesuatu tadi.” Bel berbunyi. “Ah! Sepertinya kita harus masuk, ujian akan segera dimulai. Mari pergi!” Mingzhi dengan segera keluar dari kantin, dan pembicaraan disudahi. **** Ke esokan harinya... Mingzhi berdiri di depan gerbang rumah keluarga Wu Zi, gerbangnya nampak seperti gerbang kuil Shaolin dan terdapat tulisan Hong di tengah-tengah gerbang. “Ini alamatnya kan? Kenapa tertulis kediaman Hong?” “Sebaiknya Host kembali menelpon Wu Zi untuk memastikannya.” “Benar Juga, aku akan menelpon Wu Zi.” **** Di dalam sebuah tempat yang sangat luas, banyak sekali murid berlatih beladiri dengan giat, meraka dilatih untuk bertarung satu lawan satu, saat itu Wu Zi sedang bertarung. “Kakak Wu Zi!!! Hpmu berbunyi terus! Kelihatannya ada sebuah panggilan penting.” dari kejauhan seorang murid kediaman Hong memanggil Wu Zi. Wu Zi mundur dari pertempuran dan saling memberi hormat pada lawannya. Wu Zi segera berlari mengambil hpnya. “Halo?! Sodara Su?! Apa kau sudah sampai?” “Ntahlah, aku tak tau aku sudah sampai atau tidak, tapi menurut alamat yang kau berikan, seharusnya aku sudah sampai, tapi kenapa di gerbang tertulis sebagai kediaman keluarga Hong? Bukankah seharusnya Wu?” “hahaha... Sodara Su, keluargaku tidak ada kaitannya dengan keluarga besar Wu, kelurga Hong adalah nama marga keluargaku, teman teman di kelas kita sudah terbiasa memanggilku Wu Zi. Kalau begitu sodara Su, bisakah kau menungguku sebentar?” Wu Zi dengan segera keluar dari dojonya dengan wajah yang semangat. “Ada apa Wu Zi sampai terburu-buru seperti itu?” “Katanya ada seorang teman yang berkunjung.” “Apa itu Wang Zhiqing? Terakhir kali aku bertanding melawannya hasilnya seri, aku akan membalas untuk yang terakhir itu.” “Wang Zhiqing itu juara tiga karate tingkat nasional, jadi wajar kalau kau dan dia itu seimbang.” “Itu kan dulu. Sekarang aku sudah menguasai teknik lanjutan, jadi aku akan memberikan pelajaran pada bocah Wang itu nanti.” **** Gerbang terbuka perlahan dengan suara yang keras, Wu Zi mengintip dari celah yang dibukanya. “Psst! Pssst! Sodara Su! Masuklah!” kata Wu Zi. “Wu Zi!” Mingzhi tersenyum. Mingzhi masuk dan mengikuti Wu Zi dari belakang. Mingzhi melihat-lihat sekeliling rumah Wu Zi. “Sodara Su? Apa kau suka dengan suasana di rumah ini? Kau terlihat senang.” “Kau benar, suasananya lebih baik daripada rumahku. Dan juga... Ini pertama kalinya aku berkunjung ke rumah seorang teman, itu.... Membuatku bersemangat.” Mingzhi tersenyum. Wu Zi yang menoleh kebelakang sambil memperhatikan Mingzhi bicara langsung memalingkan wajahnya mendengar itu. “Benar juga, Su Mingzhi tidak mempunyai seorang teman pun, hal ini pasti sangat berarti baginya. Ntah kenapa aku merasa bersalah pada sodara Su.” dalam hati Wu Zi. Wu Zi menuntun Mingzhi menuju ke dojo, suara-suara orang berlatih perlahan terdengar semakim keras, di sebuah aula yang sangat besar suara-suara itu berasal. “Disini ramai sekali, ya.” “Tentu saja sodara Su, setiap hari akan ada latihan. Maklumlah... Di keluarga Hong, menjadi seniman beladiri itu nomer satu. Itulah salah satu kehormatan bagi keluarga kami. Disitu adalah dojo keluarga Hong, banyak murid dari keluarga, kerabat dan juga orang luar yang menjadi murid disini.” “Oh... Itu terdengar luar biasa.” Sampai di depan sebuah gerbang tanpa pintu dengan pilar merah yang dililit oleh patung naga. “Sodara Su, dari sini kau harus melepas sepatumu.” “Ah! Baiklah.” “Kau bisa menaruhnya di sebelah sepatuku.” “Mari masuk!” sambung Wu Zi. Di dalam ada puluhan orang yang sedang duduk bersila, di tengah-tengah aula ada dua orang murid yang saling memberi dan menerima pukulan. “Gerakan mereka sangat cepat!” kata Mingzhi. “Haha, itu benar. Dalam dunia Kung Fu, kecepatan menentukan pemenangnya. Bukan hanya pada kecepatan pukulan dan tendangan saja, tapi kemampuan untuk berpikir lebih cepat daripada lawan, itu sangat penting.” Satu orang jatuh karena sebuah tendangan keras. Pertarungan usai, puluhan murid yang menyadari kehadiran Mingzhi langsung berdiri, mereka memamerkan gerakan yang telah mereka latih dengan kompak dan memasang wajah sombong di depan Mingzhi. “Ku kira teman yang datang berkunjung itu Wang Zhiqing, aku padahal sudah tidak sabar untuk memukul wajahnya. Eh... Malah pria cantik yang datang.” “Aku juga mengira itu Wang Zhiqing, tapi ternyata orang lain, siapa pria berkulit putih yang di ajak sodara Wu Zi?” Murid gadis yang letaknya di barisan belakang langsung riuh melihat Mingzhi memasuki pintu. “Ah! Ya ampun dia tampan sekali.” “Benar, aku merasa kulitnya itu lebih halus dari punyaku, wajahnya sangat tampan dan kulitnya seperti buah persik.” “Aku ingin kenal siapa orang itu.” Para murid pria merasa kesal mendengar omongan itu. “Hmm... Hanya seorang pria berkulit halus apa hebatnya, seorang pria haruslah memiliki kulit kasar dan maskulin, itu semua melambangkan kejantanan mereka.” “Kau benar, pria yang terlihat pucat seperti wanita apa bagusnya, aku yakin dia tidak pernah menerima pukulan diwajahnya.” “Haha... Aku bertaruh aku dapat menghancurkan wajah itu dalam sekali pukul.” “Ditampar juga dia akan menangis, dan aku ingin lihat apa dia itu masih keren di depan kalian para gadis, hahahaa...” Sementara itu Mingzhi dan Wu Zi yang melihat murid-murid memperhatikan mereka merasa kesal dan tak enak hati. “Ahahah... Maaf sodara Su, sikap murid-murid disini sangatlah arogan. Yah... Kau harus memaklumi mereka, mereka berpikir ilmu beladiri mereka jauh lebih tinggi darimu jadi mereka merasa superior.” “Tak apa. Aku bisa mengerti.” “Sip! Ladang point emosi nih.” dalam hati Mingzhi. Dua orang yang membicarakan Mingzhi maju kedepan untuk menyambut Mingzhi. “Salam!” Kata mereka berdua, mereka tidak memberikan salam hormat dengan menundukkan kepala, sedikitpun tidak. “Salam!” Mingzhi memberi salam dengan hormat. Melihat itu kedua orang itu tersenyum arogan. Mingzhi yang melihat senyum itu berpikir.... “Kalian pasti bilang aku payah kan dalam hati kalian? Haha.... Aku ingin lihat bagaimana kalian ingin bermain denganku. Sepertinya semua orang di dojo ini juga mengharapkan kalian bermain denganku.” “Sodara Su biar....” Kedua orang itu menyela Wu Zi. “Namaku Hong Xili, murid paviliun keluarga Hong, yang terbaik disini.” “Namaku Hong Liwei, aku juga murid paviliun keluarga Hong, yang terbaik setelah kakak Xili.” “Hahaha.... Salam kedua senior! Namaku Su Mingzhi... Aku hanya orang biasa.” Mingzhi tersenyum sambil memejamkan matanya. “Ah... Senyum itu, sodara Su pasti berniat menerbangkan mereka berdua.” pikir Wu Zi. Wu Zi menarik tangan Su Mingzhi dan mengajaknya kedepan pintu aula. “Sodara Su, aku minta maaf... maafkan para sepupuku karena tidak bersikap sopan kepada sodara Su.” Mingzhi menepuk pundak Wu Zi. “Tidak apa, kau tidak salah... Tapi mereka benar-benar mengatakan suatu hal yang menarik tadi, mereka bilang mereka itu nomer satu dan dua terbaik dari paviliun keluarga Hong mu. Bagaimana denganmu sodara Wu Zi?” “Ah... Sebenarnya aku hanya masuk sepuluh terbaik, dibandingkan dengan mereka... Aku tidaklah lebih baik.” “Tidak tidak, bagiku kau adalah yang terbaik, kau tidak arogan dan kau sangat rendah hati.” “Sebenarnya aku juga tidak menyukai sikap mereka yang seperti itu, tapi sodara Su, mayoritas murid di paviliunku memang memiliki watak seperti itu.” Mingzhi tersenyum “Bagus!” Dalam hati Mingzhi. “Sodara Wu Zi? Apa kau ingin aku membantumu mendisiplinkan mereka?” Kata Mingzhi dengan senyum manis menutup mata. “Ah! Habis sudah... Mereka orang-orang t***l baru menyinggung bencana bergerak. Ini gawat. Jika sodara Su menang, mereka akan dipermalukan dan nama paviliun Hong akan tercemar, tapi jika sodara Su kalah, Master Cong yang sedang gencar dibicarakan sekarang akan datang dan mengobrak-abrik paviliun Hong seperti Tiger Jade Bar, itu karena murid paviliun ini dianggap telah membully muridnya. Ah... Maju kena mundur kena.” dalam hati Wu Zi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD