"Tidak mungkin, itu adalah hal yang dilarang." Qiera menolak ide yang diberikan Mala. Ia bangkit dari duduknya dan kembali menangis. "Jadi kau lebih memilih terluka sendiri daripada mengungkapkan isi hati? Ingatlah Qiera, hidup adalah pilihan, dan hanya satu kali." Mala kembali menyakinkan. "Justru karena hidup hanya satu kali, aku ingin berada di sisi suamiku, dan mengabdi padanya. Justru karena hidup hanya satu kali luka yang aku rasakan pun nanti akan berakhir dan akan kutemukan kebahagiaan yang sebenarnya di akhirat." Qiera tetap memberikan kata demi kata penolakan. "Jadi kau membiarkan hatimu terluka, terbakar, dan hancur hanya untuk lelaki yang menjadikan kamu tempat pulang sementara? Kamu ingin melihat anak-anakmu menyaksikan papanya datang ke rumah dengan wanita lain?" Mala masi

