[Chapter II]
2. Pertemuan
Happy reading
.
.
.
.
Gelagat aneh Naya yang menyembunyikan wajah tentu saja menarik perhatian Gabriel. Perlahan Gabriel berjalan menghampiri Naya dengan satu alis yang terangkat, setelah berdiri tepat di depan Naya. dia melihat wajah Naya yang sedang menunduk tentu saja dia langsung mengenalinya. Bukannya marah, dia hanya tersenyum sangat tipis sampai tidak ada yang mengetahui kalau saat itu dia sedang tersenyum. Gabriel menepuk pundak Naya tiga kali hingga membuat Naya kaget dan langsung menatap Gabriel yang sedang menatapnya.
"Nih anak mau ngapain sih? bikin panik aja nih jantung" ucap Naya dalam hati.
Gabriel hanya tersenyum saat Naya menatapnya dan langsung meninggalkan Naya yang sedang mematung dan mulai untuk menginstrusikan cara berenang teknik dasar ke teman-teman kelompok Naya.
☘️☘️☘️
Praktek di mulai, Gabriel meminta Gio yang memulai pertama. Gio pun mengambil pelampung dan segera turun ke kolam. dengan arahan darinya, Gio berhasil memahami teknik dasar gaya d**a dengan mudah. setelah Gio berhasil, Gabriel kemudian melanjutkan untuk memanggil Lusia mempraktekkan teknik dasar. tapi Lusia berpura-pura tidak tau cara berenang hal ini di lakukannya untuk mendapat perhatian Gabriel, Gabriel pun menghampiri Lusia ke kolam dan membantu Lusia dengan sabar.
"Gabriel, gue nggak tau cara berenang" ucap Lusia manja.
"Ya udah sini gue ajarin, lo hanya perlu gerakkin kaki lo secara perlahan seirama dengan tangan lo" ucap Gabriel sambil membantu Lusia menggerakkan tangan nya.
"Gue takut tenggelam, Rel" ucap Lusia dengan tangan mengelayut di lengan Gabriel.
"Udah cepetan, nggak usah modus biar cepet selesai nih" teriak Rara kesal.
"Husss nggak boleh gitu Ra, dia bilangkan nggak bisa berenang. kalau tenggelam beneran gimana?" balas Naya sambil menyenggol bahu Rara.
"Ya elah Nay, lo kayak nggak tau aja kelakuan tuh dakocan satu. itu mah cuman modus doang" ucap Rara dengan enteng.
"Iya drama banget sih, bilang aja biar bisa nempel terus sama Gabriel" timpal Valerie.
"Udah tenang aja nggak akan tenggelam kok, ada gue yang bantuin" ucap Gabriel di ikuti senyuman.
"Ihhhh berisik deh kalian tuh iri kan, bilang saja deh" gerutu Lusia tapi masih dengan ekspresi sok imutnya.
^10 menit kemudian^
Akhirnya Gabriel selesai mengajari teknik dasar ke Lusia dan berpindah ke Valerie yang dengan lancarnya langsung memahami teknik dasar renang gaya d**a begitupun dengan Rara hal ini di karenakan mereka pandai berenang sehingga mudah bagi Valerie dan Rara menguasai teknik itu. tiba giliran Naya ketika hendak di arahkan Gabriel, setiap gerakan yang di buat Naya nampak canggung dan tidak berhasil di praktekkan dengan baik membuat Gabriel sadar karena sedari tadi Naya bersikap aneh.
"Naya, lo enggak usah ganjen ke Gabriel deh sampai alasan enggak tau berenang gitu" teriak Lusia.
"Emang Naya kayak lo, ular berbisa" timpal Rara sambil mengejek Lusia yang membuat Lusia marah dan meninggalkan area kolam.
[Gabriel mulai menghampiri Naya]
"Lo kenapa? kalo menurut lo gerakan ini sedikit susah gue bisa ajarin dari dasarnya dulu kok" ucap Gabriel.
"Ngg...nggak kok gue bisa kok" ucap Naya dengan tergagap.
"Lo canggung karena insiden tadi?" bisik Gabriel tiba-tiba. membuat naya berbalik ke arahnya.
"Ishh.. apaan sih, yah enggak lah" bantah Naya dengan spontan.
"Inget lo masih berutang maaf ke gue" timpal Gabriel.
Naya menatap sinis ke arah Gabriel sedangkan yang di tatap hanya mengangkat satu alis sampai tersenyum miring.
"Kalau lo masih merasa bersalah akan hal itu. lo cukup traktir gue makan, baru setelah itu gue bakal maafin lo" lanjut Gabriel dengan senyum manis yang menampilkan barisan giginya yang rapih.
"Iya iya gue bakal traktir deh, nanti" ucap Naya dengan wajah ketus.
Setelah beberapa saat Akhirnya selesai juga giliran Naya dan bel istirahat berbunyi. Naya dan Rara bergegas menuju ke ruang ganti untuk mengganti pakaian karena ingin ke kantin sebelum isi kantin penuh dan segera mengisi cacing-cacing di perut mereka yang sudah keroncongan sejak tadi pagi.
☘️☘️☘️
Saat hendak keluar dari ruang ganti Naya dan Rara di hadang oleh Gabriel dan kawan-kawannya di depan pintu.
"Apa-apan sih, minggir deh. kita itu mau ke kantin" gerutu Rara.
"Buset dah Ra, galak amat lo jadi cewe" ejek Galang
"Iya nih si Rara nggak sabaran banget deh" timpal Farrel
"Bentar dulu Ra, gue masih ada urusan dengan sahabat lo nih" ucap Gabriel. sambil berusaha menghalangi jalan mereka
"Urusan apalagi sih" tanya Naya dengan ketus.
"Gue belum punya nomor lo, ntar lo kabur dan nggak tepati janji lagi" ucap Gabriel sembari memberikan ponselnya ke Naya.
"Yaelah siapa sih yang bakalan kabur orang satu sekolah juga, ya sudah siniin hp lo" titah Naya sembari mengambil ponsel dari tangan Gabriel dan memasukkan nomor telfonnya.
"Oke deh ntar gue chat waktu dan tempat nya" ucap Gabriel antusias.
"Terserah lo deh" ucap Naya jutek.
Setelah memberikan nomornya Naya pun di tarik paksa Rara agar bisa segera meninggalkan Gabriel dan teman-temannya itu dan menuju ke arah kantin.
☘️☘️☘️
Naya dan Rara bergegas mencari kursi kosong setelah mendapatkan nya Rara pun merebahkan bokongnya dengan nyaman. kemudian celetukan Rara membuat Naya berbalik ke arahnya
"Nay, lo harus hati-hati yah sama si Gabriel. Dia itu tampang nya saja yang ganteng tapi playboy nya naujubillah. Saran gue sih lo nggak usah dekat-dekat dengan dia dan ingat dia itu pacar si Bella" ucap Rara dengan wajah serius.
"Iya, Ra. tenang aja, ganteng doang nggak akan buat gue jatuh hati semudah itu kok" balas Naya dengan senyuman.
"Gue itu cuman khawatir saja. Takutnya lo di serang sama si lambe karena dekat-dekat dengan cowoknya" tukas Rara.
"Rara sayang, makasih banget karena sudah khawatirin gue, cuman kekhawatiran lo itu nggak beralasan. Nggak semudah itu kok cowo bisa deketin gue, jadi tenang aja. OK?" ucap Naya sambil memegang kedua bahu Rara dan berusaha menenangkan sahabatnya itu.
"Lagian gue nggak minat sama si playboy itu, gue cuman hutang maaf karena sudah nyenggol dia tadi pagi. udah itu aja kok, nggak lebih" terang Naya panjang lebar.
"Iya Nay, gue percaya kok. gue cuman ngingetin aja"
Naya kemudian berdiri dan pergi memesankan makanan untuk mereka berdua. Setelah mendapatkan pesanan nya Naya bergegas membawanya ke meja. Namun, tanpa sengaja dalam perjalanan menuju meja Naya menyenggol Bella hingga membuat makanan yang di pesannya jatuh berserakan di lantai dan si Bella ikutan naik darah.
"Hey nggak pakai mata yah lo. Lihat nih jaket gue jadi kotor kan" Sambil mendorong Naya.
"Sorry,, gue nggak sengaja"
Naya segera mendekat ke arah Bella dan membantu membersihkan kuah bakso di jaket Bella, namun tangannya segera di tepis oleh Bella. Melihat Naya sedang bermasalah Rara pun beranjak dari kursinya dan mengarah ke tempat Naya untuk membantu sahabat nya keluar dari masalah.
"Lo tau nggak berapa harga jaket ini? bahkan nyokap lo aja, nggak akan sanggup buat beli jaket ini" ucap Bella dengan suara yang lantang dan ekspresi mengejek.
"Iya nih lo itu nggak akan sanggup gantiin jaket kesayangan Bella" timpal Kalila.
"Udah deh kalian nggak usah keroyokan lagian Naya kan udah minta maaf, dia juga nggak sengaja tuh" ucap Rara dengan kesal sembari berdiri di samping Naya dengan tangan yang melipat di depan d**a.
"Apa-apaan lo Ra, temen lo itu jalan nggak pake mata ngapain lo ikut ngebacot juga sih" balas Alena dengan sengitnya.
"teman lo juga tuh jalan nggak pakai mata, bukannya menghindar juga" timpal Rara.
Tiba-Tiba Gabriel dan geng melihat keramaian di kantin dan segera mengecek penyebab keramaian tersebut. saat tau yang bermasalah adalah Naya dan Bella, Gabriel pun mencoba untuk melerai perkelahian di antara ke dua nya.
"Sayang kamu kenapa?" tanya Gabriel.
"Sayang ini nih jaket yang kamu beliin waktu anniversary kemarin ketumpahan kuah bakso, karena si b**o ini jalannya nggak pakai mata" ucap Bella dengan nada manja tapi masih mengarahkan tatapan tajamnya ke arah Naya.
"Apa-apaan lo ngatain temen gue b**o, cari masalah lo?" emosi Rara dan hendak maju ke arah Bella namun bahunya di tahan sama Gabriel.
"Udah nggak apa-apa. Nggak usah ribut nanti gue beliin kamu jaket yang baru lagi yah" bujuk Gabriel mencoba meredakan emosi Bella.
"Yang bener yah sayang?" ucap Bella sambil memeluk pinggang Gabriel.
"Iya sayang" balas Gabriel dengan senyuman sambil mencium kening Bella.
"Awas yah lo kalau buat ulah lagi, kali ini gue maafin lo" ancam Bella.
Naya hanya bisa menunduk sambil melihat Bella dan kawan-kawannya pergi, setelah itu Naya dan Rara mulai merapikan kembali botol dan mangkok bakso yang jatuh tadi di lantai, untungnya mangkok bude tidak pecah. Setelah selesai membersihkan mereka segera menuju meja makan mereka tadi.
"Nay, lo nggak apa apa? Ada yang terkena kuah bakso nggak?" tanya Rara dengan khawatir sambil mengecek kondisi tangan Naya.
"Nggak ada kok. Tenang aja"
"Emang tuh si lambe ngomong nya sombong banget, lagian pasti tuh jaket belinya cuman di s****e aja" omel Rara.
"Udah nggak apa-apa kok, mending kita kembali ke kelas aja yuk. nafsu makan gue udah hilang nih" bujuk Naya dan mereka segera kembali ke kelas.
???
Tingg.. tingg..tingg
Bel pulang sudah berbunyi, Rara dan Naya segera bergegas merapikan buku dan menuju area parkiran. Sesampainya di parkiran Rara segera mengambil motornya dan langsung mengantar Naya pulang. Setelah selesai mengantar Naya pulang, Rara juga bergegas pulang menuju kediaman nya.
"Assalamualaikum" ucap Naya sembari mengetuk pintu rumah.
"Waalaikumsalam nak" balas uma sambil membukakan pintu anaknya.
Dengan langkah gontai dan lesu Naya memasuki rumah menuju area dapur di ikuti uma dari belakang. Naya pun membuka pintu kulkas untuk mengambil segelas air dingin dan meminumnya agar bisa mengatasi rasa hausnya yang sudah tidak tertahankan karena teriknya matahari di luar sana.
"Gimana di sekolah tadi nak? nggak terlambat?" tanya uma sembari melanjutkan aktifitas nya membuat kue.
"Alhamdulillah nggak terlambat kok uma, oh iya Vio dimana uma?" tanya Naya sembari mencuci gelas yang dia gunakan tadi.
"Vio lagi membawa kue yang uma buat di rumah tante Lala, kmu udah makan siang nak?" tanya uma kembali.
Naya mengambil salah satu kue yang di buat uma dan langsung melahapnya habis.
"Nih, Naya udah makan Uma" ucap Naya sambil tersenyum lebar.
Uma hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum ramah.
"kamu nggak makan disekolah?"
"Naya nggak lapar disekolah uma. oh iya uma, Naya pamit ke kamar dulu yah. Naya capek banget nih mau istirahat" buru-buru Naya segera berjalan menuju kamarnya.
"Ya sudah sayang, istirahat gih. jangan lupa mandi dulu yah sayang" teriak uma mengingatkan Naya yang sudah berlalu pergi
Saat sampai di kamar, Naya meraih handuk dan mengarah ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah menyelesaikan ritual mandi nya dan merasa segar kembali. Naya mulai merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya, tanpa sadar Naya tertidur karena lelahan.
☎☎☎
Jam menunjukkan pukul 15.00 WIB sore. Naya di bangunkan oleh suara ponsel nya.
Kring..kring..kring ponsel Naya berdering. Naya segera mengecek ponsel nya, dan melihat panggilan masuk dari Rara.
"Halo Ra, ada apa sih lo telfon? gue masih ngantuk nih"
"Yaelah lo tidur mulu deh, emang dasar cewe kebo. Cepetan bangun dan siap- siap kita ke pantai, healing" ucap Rara.
"Seriusan lo?, ya udah gue siap-siap dulu" ucap Naya lalu bangun dari tidurnya dan langsung mematikan panggilan dari Rara.
Setelah bersiap Naya pun turun ke bawah mencari uma di ruang tengah. Terlihat uma sedang asyik menonton siaran drakor, dengan cepat Naya menghampiri uma dan segera duduk di sampingnya.
"Uma, Vio belum pulang?" Tanya Naya sambil menyandarkan kepalanya di bahu uma Zanna.
"Udah tadi, tapi dia pergi lagi habis di jemput sama temannya mau kerja kelompok" balas uma sambil mengelus lembut kepala Naya yang menyandar di bahunya.
"Gitu yah. Uma, boleh nggak Naya izin mau ke pantai bareng Rara?"
"Mau kepantai? sore begini? apa nggak sebaiknya kalian itu perginya weekend saja nak" ucap uma dengan lemah lembut sambil memposisikan diri menghadap Naya dan menatap mata anak kesayangannya itu.
"Nggak lama kok uma, cuman pengen healing saja. Naya suntuk pengen hirup udara segar, boleh yah uma? pleasee" bujuk Naya dengan dua tangan yang saling bertautan di depan d**a seperti orang yang lagi memohon.
"Yah sudah uma bolehin, tapi inget pulang nya jangan malam banget" ucap uma sambil mencubit lembut hidung Naya.
"Hehehe, makasih uma" ucap Naya spontan langsung memeluk dan menciumi pipi ibu kesayangan nya itu.
Terdengar suara kendaraan masuk dari luar rumah, menandakan Rara sudah tiba.
"Uma kalau gitu, Naya pamit dulu yah Rara sudah di depan tuh, assalamualaikum" ucap Naya lalu menyalami telapak tangan ibu nya dan bergegas ke ruang tamu.
"Iya wa'alaikum salam. Kalian hati-hati di jalan, inget pulangnya jangan malam banget" teriak uma.
"In syaa allah uma" balas Naya dengan senyum lebar.
Tanpa berlama-lama Naya pun bergegas ke depan rumah, dimana Rara sudah tiba dan hendak memarkirkan kendaraan roda duanya, namun Naya dengan antusias menghampiri Rara dan langsung naik di atas motor sahabatnya itu. Naya meminta Rara untuk langsung mengarah ke pantai agar pulangnya tidak kemalaman banget.
Di perjalanan mengarah panta, Naya menikmati angin sepoi yang menerpa wajahnya. Mereka terlihat bahagia, terutama Naya yang tidak berhenti tersenyum saking senangnya. Saat sampai di pantai Rara langsung mencari tempat aman untuk memarkirkan kendaraan nya.
Naya yang sudah tidak sabaran segera turun dari motor dan berlari ke arah pantai dengan antusias. Di susul Rara di belakangnya. Mereka pun bermain air dan berjalan di sepanjang pesisir pantai.
"Gimana mood lo? udah mendingan nggak?" tanya Rara.
"Iya nih, makasih udah ngajakin gue ke pantai. tumben aja lo baik, biasanya nyebelin" balas Naya dengan senyuman.
"Ya ellaahh... baiknya gue mah udah dari dulu, lo nya aja yang baru nyadar" timpal Rara dengan mencipratkan air ke arah Naya.
Tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul 17.45 WIB menandakan waktu telah petang, Naya dan Rara melihat pemandangan panorama matahari terbenam di ujung laut membuat Naya dan Rara terpukau. Namun tidak berlangsung lama Naya segera mengajak Rara untuk pulang.
Dalam perjalanan mengarah parkiran tidak sengaja seorang cowo yang sedang berlari berlawanan arah menyenggol bahu Naya dan menumpahkan minumannya di pakaian Naya, hingga mengotori pakaiannya. Belum sempat Naya melayangkan protes cowo tersebut malah berbalik marah ke arah Naya.
"Kalau jalan itu pakai mata, nggak bisa hati-hati yah lo, lihat minuman gue jadi tumpah kan" sarkas si cowo itu sambil marah-marah dan merapikan kembali bajunya, setelah itu berlalu untuk berlari ke arah teman yang memanggilnya.
"Dasar rese dia yang salah malah dia yang marah aneh lo" teriak Naya sambil menunjuk-nunjuk ke arah cowo rese itu.
"Lo nggak apa-apa Nay?" Rara berlari ke arah Naya lalu mengecek kondisi sahabatnya.
"Nggak apa-apa kok, cuman baju gue aja nih yang kotor. Yuk buruan pulang sekalian gue mau ganti baju nih"
"Gila yah tuh cowok. Nggak ada otak emang. Ya udah yuk balik, baju lo kotor banget. Nih sekalian pake jaket gue yah buat nutupin area baju lo yang kotor itu" ucap Rara lalu memberikan jaketnya ke Naya.
"Ya udah yuk" pinta Naya sembari memakai jaket Rara.
☘️☘️☘️
[Keesokan harinya]
#Kelas
Dari tadi pagi terdengar anak-anak menggosipkan isu kalau ada murid baru di kelas mereka. tapi Naya tampak cuek mendengar isu yang beredar.
"Nay, Ra. Kalian sudah dengar nggak, kita kedatangan murid pindahan loh" ucap Valerie antusias.
"Cowok apa cewek?" tanya Rara. Mulai kepo dengan isu tersebut.
"Cowok Ra katanya sih tampan, dengar-dengar dia pindahan dari luar negeri" timpal Valerie dengan senyum menggoda.
"Masa sih! Jadi kepo deh pengen lihat tampang dia seperti apa" ucap Rara dengan antusias.
"Nggak usah kepo lo Ra" ucap Gala sambil melemparkan gulungan kertas ke arah Rara.
"Apaan sih lo Gal, suka-suka gue lah mau kepo atau nggak, kan nggak ada urusannya sama lo" ucap Rara dengan memasang wajah berkerut.
"Nyenyenyenye"
Gala membalas perkataan Rara dengan ejekan dan mulutnya yang sengaja di monyongin yang membuat Rara memutar matanya dengan malas dan kembali merebahkan kepalanya di atas meja menyusul Naya ke alam mimpi.
Berhubung guru matematika tidak masuk karena berhalangan akan melahirkan jadi hari ini kelas menjadi riuh.
Ares dan Gala penyebab dari kericuhan di kelas tersebut dengan diadakannya konser dadakan, dimana Ares menggunakan sapu yang di anggap sebagai gitar, di iringi pukulan meja dari Gala yang bersikap seolah menjadi drummer. Mereka menyanyikan lagu bang toyib dengan suara fals yang melengking hingga ke seluruh penjuru ruang kelas.
"Bang Toyib, bang Toyib.. mengapa tak pulang-pulang"
"Anakmu-anakmu panggil-panggil namamu"
Naya dan Rara duduk di bangku paling belakang dan masih dalam keadaan molor. Tak berselang lama wali kelas pun memasuki ruangan kelas, seketika semuanya berlarian kembali ke bangku mereka masing-masing dan terdiam.
"Kalian ini yah bukannya belajar di jam kosong malah konser dadakan" ucap Bu susi sang wali kelas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Bu Susi kemudian memperkenalkan murid pindahan yang membuat suasana kelas tiba-tiba kembali menjadi riuh.
Suara gaduh dari para kaum hawa di kelasnya membuat Naya dan Rara terbangun dari tidurnya, saat Naya mengucek matanya dan mencari tau penyebab ributnya kaum hawa tersebut, tiba-tiba sorot mata Naya berubah menjadi melotot ketika melihat sosok cowok yang berdiri di depan kelas.
Ternyata murid pindahan itu adalah cowok yang menabraknya di pantai kemarin, sontak saja Naya berdiri dengan refleks.
"Loooooo?" ucap Naya, sambil menunjuk ke arah murid pindahan itu.
To be continue
04/04/2022
Halooooo....
Gimana nih dengan chapter 2 nya, menarik nggak?
penasaran nggak dengan chapter 3?
Lanjut chapter 3?
Berikan komentar terbaik kalian sebanyak-banyaknya!!!!!