Kehidupan kampus telah berjalan seperti biasa. Tugas yang tiada henti di berikan para dosen membuat para mahasiswa larut dalam rutinitas monoton yang memusingkan kepala. Sama halnya dengan mahasiswa pada umumnya, aku dan beberapa temanku sibuk dalam urusan tugas yang harus selesai dalam jangka waktu tertentu.
"Sa, lo uda beres?" tanya Nancy begitu dia melihat aku merapikan buku-buku yang berjejer di depan mukaku. Perpustakaan kampus membuat kepalaku cukup berdenyut siang ini.
"Gue mau ngopi dulu. Ikut gak lo?" tanyaku disertai gerakan ingin meninggalkan Nancy yang masih berpikir.
"Ikut..." jawabnya pada akhirnya.
Siang ini cuaca cukup terik. Dengan berjalan kaki, kami sampai ke cafe yang paling dekat dengan kampus. Corner Cafe namanya. Tempat yang cukup strategis membuat banyak mahasiswa menghabiskan waktu di sana.
"Selamat siang kak, bisa saya bantu?" kata sang pelayan.
"Siang. Gue pesen kopi s**u satu ya, Mas. Sama croffle nya satu." kataku sambil tersenyum.
'Duh cakep banget ni orang.' bisik Nancy yang juga telah memesan pilihan makanannya.
"Lo baru ya, Kak? Kok gue gak pernah liat elo sih di sini?" tanya Nancy penasaran.
"Lo aja kali yang jarang ke sini..." goda sang pelayan pada kami.
"Ih kita sering banget ke sini. Kopi di sini enak soalnya. Gak usa jauh-jauh ke Mall atau pesen ojol deh. Tempatnya juga asik walau di jam-jam tertentu susah dapat tempat." jelas Nancy gak terima jika dia dibilang jarang datang ke cafe ini.
"Nancy." tiba-tiba cewek gak punya malu itu mengulurkan tangannya ke sang pelayan yang untungnya disambut dengan baik.
"Bram. By the way, gue bukan orang baru beneran kok. Gue sering kok ke sini. Hampir tiap hari malah, tapi gue di belakang. Nah ini pesenannya. Enjoy the coffee ya... Eh, yang ini Nancy. Nah. yang itu sapa?" tanya Bram sambil menunjuk ke arahku.
"Gue Carissa, Kak Bram." sambil tersenyum, kuulurkan tangan untuk saling bersalaman.
"Wah, sopan juga lo. Eh, kok lo tau gue lebih tua dari lo?" kata Bram yang tiba-tiba tersadar dengan embel-embel kak di depan namanya.
"Ya iyalah.. Muke lo uda gak pantes jadi mahasiswa." celetuk Nancy yang segera berlalu dari tempat pengambilan pesanan untuk segera duduk di salah satu pojokan cafe yang tumben tidak diisi oleh pelanggan lain.
"Asem.." kata Kak Bram sambil garuk-garuk kepalanya tanda salah tingkah.
"Bye Kak Bram. Gue duduk dulu ya. Mau ngadem. Panas banget dibuar." kataku pada Kak Bram.
"Enjoy ya, Sa. Btw nama lo cantik." kata Kak Bram.
"Cocok gak sama orangnya?" godaku sekilas padanya. Tanpa menunggu jawaban darinya, aku langsung mengarah ke meja yang telah di duduki Nancy.
Dia mulai mengeluarkan laptop yang menjadi s*****a para pejuang gelar lainnya. Tenggelam dalam tugas yang harus dikumpulkan besok membuat kami betah dalam keheningan. Ada dua tugas yang harus dikumpulkan besok membuat kami di buru waktu dalam menyelesaikan tugas-tugas ini. Tanpa terasa adzan Ashar berkumandang yang otomatis menyadarkanku bahwa hari sudah cukup sore untuk kami.
Aku bangkit dari duduk untuk segera menjalankan panggilan Sang Pencipta. Nancy yang sudah mengerti kebiasaanku hanya melirik dari balik layar laptopnya. Walau begitu, aku tetap memberitahunya bahwa aku akan pergi ke masjid kampus sebentar.
"Gue absen sama Pencipta gue dulu ya, sist. Lo anteng-anteng di sini. Walaupun kece, jangan biarin ada orang laen yang duduk di kursi gue. Denger gak lo?" kataku memperingatkan Nancy.
"Eh, cewek alim. Gue uda ngerti. Uda sana. Bawel." katanya tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptopnya.
"Oke kalau gitu. Gue ke masjid dulu." dengan langkah terseret, aku menuju masjid kampus yang hanya berjarak 200 meter dari cafe.
Sebelum membuka pintu cafe, aku di cegat Kak Bram dengan pertanyaan "Loh, kok udahan?"
"Bosan." Jawabku asal. "Gue mo cari angin dulu biar seger. Bye Kak." dengan lambaian tangan akhirnya aku keluar cafe itu.
*****
"Yaahhh... Napa kita gak sekelompok ya, Sa?" tanya Nancy yang tengah tidak bersemangat karena pembagian kelompok untuk tugas mata kuliah pengantar bisnis lanjutan tidak sesuai harapannya.
Tugas untuk mata kuliah itu berkelompok terdiri dari 5 orang dan sudah ditentukan oleh dosen yang bersangkutan.
"Teman sekelompok gue gak ada yang bisa diandelin nih..." keluh Nancy untuk kesekian kalinya.
" Lo sih enak. Ada Raka, Bagas, Lyla, Nanda sama Lo. Pada niat deh tu ngerjain tugasnya. Malah ada Raka yang seksong abeiiss.." Keluh Nancy tanpa henti.
"Ya udah sih... Terima aja nasib lo yang bakal dapat nilai paling jelek seantero kelas... Hahahaha" aku sengaja menambah kegalauannya yang sebenarnya tidak terlalu beralasan.
Kelompok Nancy terdiri dari orang-orang hebat. Namun mereka jarang mau mengumpulkan data. Akibatnya, Nancy yang menjadi tumbal untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam tugas tersebut.
"Sa, yuk mulai kumpul buat tugas kelompok." tiba-tiba aku diajak oleh Nanda untuk bergabung dengan teman sekelompokku yang ternyata telah berkumpul membentuk lingkaran di pojok kelas.
"Bye, Cy... Selamat ngumpulin data-data ya.... Gue mo kumpul-kumpul dulu." kataku sambil mengejek Nancy yang semakin lemes karena aku tinggal.