Pergantian Posisi

1023 Words
Setelah jam kerja dimulai, pak Hendra menyuruh sekertaris nya untuk memberitahukan kepada seluruh karyawan nya agar berkumpul di ruangan meeting. Dan hal itu pun segera dilaksanakan oleh sekertaris nya untuk memanggil semua karyawan-karyawannya pak Hendra agar segera berkumpul. Tidak perlu membutuhkan waktu yang lama, mereka pun sudah berada di ruangan tersebut. Banyak yang merasa heran, kenapa mereka harus berkumpul di ruangan itu kalau memang tidak ada hal-hal yang tidak begitu penting. Biasanya, setiap ada pertemuan di ruang meeting, mereka mengambil uang gaji atau diberi arahan mengenai cara kerja di perusahaan furniture tersebut. "Baiklah, berhubung kalian sudah berkumpul semua, jadi saya akan memulai nya dan tolong dengarkan baik-baik apa yang saya katakan ini," ucap pak Hendra sembari duduk tegap mengarah kepada semua karyawannya. Seluruh karyawan pun sangat antusias dengan situasi yang ada. Mereka mengiyakan atas apa yang sudah dilontarkan oleh pak Hendra. "Berhubung perusahaan kita sedang tidak baik-baik saja, maka saya ingin merubah atau menggantikan sebagian posisi jajaran pengurus dan jabatan demi kebaikan kita bersama," kata pak Hendra dengan serius. Seluruh karyawan pun kian ricuh mendengar ucapan pak Hendra karena adanya pergantian posisi jabatan. Sementara, Keyla hanya terdiam menyaksikan mereka yang saling berbisik karena adanya pergantian posisi tersebut. "Tapi kalian tidak perlu khawatir atas pergantian posisi jabatan ini, karena saya tidak akan merubah gaji yang sudah saya berikan kepada kalian semua. Hanya saja, saya ingin bagian pemegang keuangan untuk sementara waktu digantikan dahulu oleh karyawan yang baru saja saya pilih," ucap pak Hendra dengan santainya. Mendengar hal itu, otomatis membuat Shanty sangat tercengang sekali. Bagaimana tidak, posisi yang ia jalankan saat ini adalah pemegang keuangan di perusahaannya pak Hendra. Shanty pun mulai merasa resah dan tidak nyaman dengan situasi yang ada. Karena apa yang sudah ia lakukan, pasti akan terbongkar dengan sendirinya. "Wah, San, posisi kamu akan digantikan! Tapi dengan siapa ya?" bisik teman dekatnya Shanty. "Apa mungkin dengan orang baru itu?" Shanty pun tidak menjawab, iya hanya bisa terdiam membendung segala kekesalannya pada apa yang sudah terjadi. "Kenapa harus aku yang diganti sih!" kata Shanty dalam hatinya. Dan benar saja, Keyla lah yang menggantikan posisinya Shanty untuk mengelola keuangan di perusahaan tersebut. Dan hal ini membuat Keyla seakan tidak percaya karena baru saja ia masuk kerja, sudah ditugaskan menjadi pemegang keuangan perusahaan. Sementara, Shanty yang tadinya menjadi pemegang keuangan, kini ia ditugaskan oleh pak Hendra dibagian pengecekan barang. Hati Shanty semakin panas membara, ia tidak terima jika posisinya digantikan oleh orang lain, apalagi orang tersebut adalah seorang karyawan yang baru. Ia pun langsung protes kepada pak Hendra saking tidak senang nya atas keputusan yang dilakukan oleh pak Hendra. "Maaf, Pak. Kenapa pengganti saya malah karyawan baru, bukan karyawan yang sudah lama bekerja di perusahaan nya bapak? Pasti mereka sudah lihai dalam tugasnya walau beda dari yang sebelumnya dibandingkan dengan karyawan baru yang masih nihil keahlian nya," protes Shanty dengan tatapan sinis. "Tidak apa-apa, untuk soal keahlian, nanti juga lama-kelamaan Keyla pasti bisa asalkan dia jujur dalam bekerja. Dan saya hanya ingin perusahaan furniture ini kembali normal," kata pak Hendra dengan santainya. "Tapi Pak, saya—" Belum juga Shanty selesai bicara, tiba-tiba saja pak Hendra langsung menyelanya. "Jika kamu masih keberatan dengan keputusan saya, silahkan mengundurkan diri sekarang juga." Mendengar ucapan dari pak Hendra, semua karyawan pun langsung terdiam. Mereka tidak ada yang berani berkata apapun lagi karena tidak ingin keluar hanya gara-gara kehadiran karyawan baru. Setelah perdebatan itu selesai, seluruh karyawan dipersilahkan untuk bubar dan kembali bekerja sesuai tugas nya masing-masing. . Sementara, Keyla diantar oleh salah satu karyawannya pak Hendra yang bernama Izmayana, untuk menuju ke ruangan yang sudah disiapkan untuk Keyla. Di sana lah, mereka saling berkenalan dan menjaga tali silaturahmi saat bekerja. Izmayana, yang kerap dipanggil Izma, langsung menjelaskan letak ruangan yang ada di dalam perusahaan tersebut, agar Keyla tahu dan tidak tersesat saat dirinya akan menuju ke sebuah kantin atau menuju ke sebuah toilet. Sebab, perusahaan furniture itu sangat lah besar, sehingga untuk orang yang masih awam seperti Keyla harus diberitahu terlebih dahulu. Akan tetapi, ketika keduanya sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba saja pintu ruangan Keyla dibuka secara paksa oleh Shanty. Ia masuk tanpa mengetuk pintu dahulu karena saking amarahnya masih tertanam dalam hati karena Keyla. brukk Suara pintu terbuka dengan sangat kencang sekali. Dan hal ini membuat Keyla dan Izma kaget bukan kepalang. "Shanty! Apa-apaan sih kamu, bikin kaget orang aja!" kata Izma kesal. "Aku tidak perduli!" kata Shanty menatap tajam ke arah Izma. "Tapikan di sini harus terapkan rasa sopan santun, San. Jangan asal buka pintu begitu saja, apalagi kamu sambil marah-marah begitu, tidak beretika banget," kata Izma dengan tegas. "Tutup mulutmu ya, aku kesini bukan untuk berurusan dengan kamu, tapi dengan dia!" kata Shanty geram sembari menunjuk ke arah Keyla. "Aku? Kenapa dengan aku? Apa aku punya salah sama kamu?" tanya Keyla pelan. "Cih, so pura-pura tidak tahu lagi. Dasar munafik! Baru juga masuk kerja, sudah sombong!" umpat Shanty dengan tatapan rendah ke arah Keyla. Otomatis, Keyla merasa sakit hati karena dirinya benar-benar tidak tahu dimana letak kesalahannya sehingga Shanty marah besar kepada dirinya. "Heh, Shanty! Kalau kamu marah karena posisimu digeser oleh Keyla, itu bukan salah dia! Ini semua udah jelas perintah dari pak Hendra, pemilik perusahaan nya langsung! Kamu sadar diri dong, jangan melampiaskan kekesalanmu pada orang yang tidak tahu apa-apa," ucap Izma dengan tegas. "Diam kamu!" teriak Shanty. Mendengar teriakan Shanty, Keyla dan Izma langsung terdiam. Mereka berdua merasa takut karena amarahnya Shanty sudah seperti kerasukan setan merah. Dan hal ini membuat suasana dalam kantor tersebut menjadi gaduh akibat ulahnya Shanty. Tidak lama kemudian, kabar itu telah sampai ke telinga nya pak Hendra. Sehingga, pak Hendra pun turun tangan lagi untuk mengecek kegaduhan tersebut. Dan setelah apa yang terjadi, ternyata benar. Shanty sedang marah-marah kepada Keyla atas ketidakpuasan nya dari keputusan yang sudah pak Hendra umumkan. "Apa-apaan ini, Shanty!" gertak pak Hendra dengan tatapan matanya yang tajam. Shanty pun tersentak mendengar suara pak Hendra dari belakang. Rasanya sangat malu berat karena sang pemilik perusahaan itu sudah berada di belakang nya. Ia pikir, pak Hendra sudah pergi dari kantor tersebut, sehingga ia berani melabrak Keyla. Akan tetapi, kejadiannya malah di luar dugaannya. Malu yang ia rasakan sangat bertubi-tubi. "Pak Hendra!" kata Shanty tercengang. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD