Setelah menyelesaikan urusannya dan Marcus, kini Cancri sudah duduk dengan tenang pada kursi penumpang di mobil milik rekan bisnisnya. Pria itu menatap keluar jendela, wajahnya begitu datar dengan tatapan mata yang teramat sangat tajam. Di belakang mobil berwarna merah milik Jay, banyak pula mobil dengan warna hitam yang mengikuti. Cancri dan Jay duduk pada jok belakang, sedangkan Frenky dan Marcus duduk pada jok depan. Kedua tangan kanan itu juga terlihat nyaman dengan obrolan mereka, dan Cancri tak peduli dengan pembicaraan keduanya. “Kau punya masalah?” tanya Jay yang benar-benar sudah tak tahan dengan aura kelam dari pria di sampingnya. “Beberapa masalah,” sahut Cancri tanpa mengalihkan perhatiannya. Mereka melewati hutan yang begitu luas, perjalanan sudah berlangs

