LDR 42

2312 Words

Walaupun mataku bengkak, aku tidak boleh melalaikan pekerjaanku. Aku harus tetap masuk ke kantor untuk bekerja. Walaupun pada akhirnya aku harus pakai kacamata untuk menutupinya. Walaupun menjadi bahan pertanyaan aku hanya menjawab kalau mataku sedang bintitan. Mana mungkin mengtakan sedang bengkak, mereka pasti tahu karena menangis. Aku tidak menerima banyak orang hari ini untuk konsultasi. Kepalaku sedikit pening, mungkin karena akibat kelamaan menangis. Sebelum melakukan konsultasi aku melihat data yang ingin konsultasi terlebih dahulu yang sudah punya jadwal bertemu denganku. Namun handphoneku berdering dan Bunda sebagai pemanggil. “Hallo Bun,” “Hallo Aluna, kamu lagi kerja ya? Bunda ganggu nggak?” “Enggak kok Bun, baru mau buka aja. Kenapa Bun?” “Gimana kamu sama Barra? Barra uda

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD