LDR 18

2075 Words

Akhirnya karena desakan demi desakan dan karena aku ingin menghargai Kak Anggi maka akhirnya aku bertemu dengan Mas Dante. Aku yang memilih tempat dan pilihanku jatuh salah satu café dekat rumahku saja. Aku tidak berniat jauh-jauh lagian aku memilih untuk berangkat sendiri. Walaupun tadi Mas Dante mengajakku untuk berangkat bersama tapi aku menolaknya. “Mas Dante ya?” Tanyaku saat melihat seorang pria yang duduk sendirian, aku bisa mengenali karena Mas Dante pakai kacamata sesuai dengan foto yang kulihat di ** miliknya. “Iya, salam kenal Aluna.” Sapa Mas Dante ramah sambil mengulurkan tangannya, aku menyambut uluran tangan Mas Dante sebagai bentuk salamku padanya. “Salam kenal juga Mas.” Balasku, aku memilih untuk duduk di depan Mas Dante saja. “Kamu mau pesan? Mas udah pesan tadi.” Ak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD