Bruk. Punggung Jingga membentur kasur empuk ranjang kamar mereka. Irvan menatap istri yang berada di bawahnya, ia berwajah merah karena merona, bermata gelap yang dipenuhi kejelian, berbibir mungil yang menggoda. Suatu kecantikan Asia khas dan membiusnya. Postur tubuh yang mungil dan berisi di bagian yang tepat. "Irvan?" Jingga dipenuhi tanda tanya dengan cara sang suami yang menatapnya. Pria ini seolah menelanjanginya dengan tatapannya tanpa memberinya kesempatan untuk menghindar. "Aku tidak tahu bagaimana harus berterima kasih padamu. Kamu mengangkat semua bebanku dalam sekejap," ucap Irvan. Semua beban yang menimbulkan kebencian di kastil ini dibereskan Jingga dengan cara yang cerdik. Dia kini bisa lega dan bebas dari semua tanda tanya dan kecurigaan. Bebas dari menebak - nebak siap

