Trust Me

1297 Words
Damon mengecap bibir gadis itu dengan tidak sabar, ia merasakan dingin nya karna gairah yang seakan terus membuat nya ingin melakukan hal lebih. Bau alkohol yang tercium seakan menjadikan kenikmatan tersendiri. Ini ciuman pertama mereka sungguh dan Damon tampak lihai saat melakukannya, ia mengikuti alur dan terus memperdalam ciuman mereka. Sialnya lagi gadis itu menyentuh sudut pinggang nya seakan tidak ingin berhenti dan memanggilnya melakukan hal lebih dan lebih malam ini. Perlahan Damon meraih kancing-kancing pakaian gadis itu, membukanya lebih bawah dan mempertontonkan bagian yang membuat nya terbakar. Ia meremas d**a yang tampak sangat penuh itu lalu menurunkan ciuman nya ke leher sembari menindih gadis yang tampak tenang mengikuti kenikmatan yang ia dapatkan saat ini. "Ahhhhhh----" Suara Ruth mulai pelan dan mendesah, ia meremas rambut pria tersebut dengn kuat seakan ingin Damon terus menciumnya tanpa henti. Sungguh godaan ini semakin besar untuk Damon dan ia melupakan prinsip nya untuk bertahan mendekati gadis itu. "Damooonn." Panggil gadis itu sangat pelan hampir tidak bersuara, ia melengkungkan kepalanya ke atas saat merasakan pria itu mengulum n****e nya. "Hey, apa kau ingin lebih?" tanya Damon sembari melihat wajah gadis itu tampak menderita karna permainan nya. Hmm--- Ruth hanya mengulum jawabannya sembari berharap hal itu, entah apa yang terjadi jika pria itu bukan Damon. Ahh--- yang jelas saat ini ia melihat pria itu sangat nyata. Damon berfikir sejenak menarik nafasnya dengan dalam dan tiba-tiba ia menjauhkan diri dari Ruth yang memasang wajah kecewa. "Kau sangat mabuk, aku bahkan tidak yakin besok kau akan ingat ini." Damon menolak untuk melakukan hal itu saat Ruth tidak memiliki kesadaran penuh, pria itu menarik kembali pakaian gadis itu lalu melihat betapa polosnya wajah Ruth saat menggigil jarinya seperti anak kecil yang berusia 3 tahun. "Dasar pria bodoh, kenapa kau selalu mendiamkan ku." Ruth mulai mengigau, ia menangis mengingat sesuatu yang membuat hatinya sakit. "I'm sorry Ruth dan terimakasih untuk ciuman ini." Damon tersenyum tipis lalu mengusap wajah gadis yang menjadi idaman nya itu sejak lama. Ia menghela nafas yang terasa berat lalu mencari kunci kamar Ruth untuk meletakkan gadis itu disana, di tempatnya. "Sweet dream baby, anggap ciuman itu hanya sebuah mimpi. Yes, just a dream." Damon masih melihat gadis itu disana, mengeliat dan menarik selimutnya untuk menutupi tubuh yang terasa dingin. "Baru pulang?" tanya Seseorang membuat Damon langsung memutar tubuhnya dan melihat sosok yang harusnya ia hormati. Damon terdiam lalu melihat sosok itu sedikit mengintip ke arah Ruth yang tidur pulas di ranjang nya. "Hmm akuu---" "I know, bisa bicara sebentar?" potong pria itu membuat Damon langsung mengangguk dengan cepat lalu melihat sosok itu langsung tersenyum tipis dan memutar tubuhnya untuk mencari tempat nyaman. Troy, memandangi cahaya bulan yang terang dan bersinar lalu melirik ke arah Damon yang menyandarkan dirinya di tembok, menunggu kapan ia bicara. "Ruth, seperti cahaya bulan saat ini. Ia selalu membuat hati ku hangat di saat kesepian dan kau berani sekali mencurinya." Troy menatap tajam ke arah Damon yang tidak mengerti, ia menaikkan tubuhnya untuk menjelaskan dan meminta maaf pada Troy. "Aku tidak bermaksud, tapi----" "Semakin hari aku akan semakin tua, entah bagaimana cara tuhan merenggut nyawa ku yang jelas aku ingin mempersiapkan diri. Apa kau bisa di percaya?" tanya Troy membuat Damon menatap nya, mengulum bibir dengan kuat lalu melihat Troy berpindah dari tempatnya. "Aku tidak meminta banyak hal pada mu, aku sangat tau bagaimana perasaan mu dan aku sangat tau apa yang kau fikirkan." Troy berdiri sangat dekat dengan Damon, ia mengukur tinggi tubuh mereka dan tersenyum kecil. Ia tidak menyangka anak ini tumbuh sangat cepat dan melampaui dirinya sekarang. "Aku tidak bisa menahannya." Bisik Damon dengan suara yang pelan, ia membasahi bibir lalu mengedarkan mata hazel nya dengan perasaan malu terhadap sebuah rasa yang sangat dalam. Obsessi yang terlalu besar dan keinginan yang kuat membuat ia sulit untuk mengontrol diri. "Aku tidak peduli selama orang nya itu kau. Bukan berarti karna kau anak Alex, tapi kau orang yang bisa di percaya Damon. Aku menilai mu secara khusus."Mata mereka bertemu sejenak dan tiba-tiba muncul kedut kecil di sudut mata mereka cukup lama. "Aku sangat bingung sekarang, bagaimana bisa aku meminta izin tentang sebuah kepemilikan?" tanya Damon sedikit terbata lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Jika kau ingin melindunginya lakukan, tapi jika kau hanya untuk menyalurkan seluruh obsessi mu aku rasa gadis kecil itu harus di kurung." Mereka tertawa kembali mendengar ucapan Troy barusan lalu melirik ke arah cahaya bulan yang berkilau. "Aku akan melindungi nya asal ini menjadi rahasia kita, sampai kapan pun." Jawab Damon lalu merasakan tangan Troy menyentuh bahunya dengan kuat. "Aku dan Alex berada di pihak mu." Troy melihat mata pria itu seakan tidak percaya dengan ucapan nya. Ohh ayolah, Alex itu benar-benar sang pembela Ruth dan ia akan di marahi habis-habisan jika sedikit saja gadis itu terusik karna nya. Lihat saja ia bahkan tidak pernah di belikan mobil tapi Ruth?? hingga kadang Damon berfikir apa mereka di tukar di masa kecil??--Sungguh rumit. "Tidurlah. Ini sudah sangat malam bahkan hampir subuh." Troy kembali menepuk punggung pria itu lalu memutar tubuhnya dengan cepat dalam rasa tenang. --- Keesokan paginya..... Ruth tampak berfikir, ia masih di atas ranjang kamarnya untuk berusaha mengingat kejadian tadi malam dan mengacak-acak rambutnya. "Apa itu nyata? Ohhh--- tidak mungkin, tapi aku disini dan ya Tuhan apa yang terjadi." Ruth merasa kesal karna tidak berhasil mengembalikan ingatan nya yang tampak sepotong disana. "Aku harus menemuinya." Ruth bangkit dari tempat tidur dan sedikit menutupi tubuhnya lalu berjalan mendekati kamar Damon yang tertutup rapat. Ia mengetuk dengan pelan pintu kamar pria itu cukup lama hingga melihat sosok pria yang ia cari untuk mempertanyakan sesuatu hal. "Ada apa? Kenapa malah melamun?" tanya Damon terlihat sangat santai walau jantung nya berdetak sangat cepat. Ia takut dan tidak ingin Ruth mengetahui apa yang ia lalukan semalam. "Aku mau bertanya dan jangan tertawa jika ini salah." Ruth menyipitkan matanya ke arah Damon seakan memperhatikan wajah dingin pria itu seakan tidak berpengaruh. "Apa--- hmmm-- apa kita semalam-- apa kita semalam berciuman?" tanya Ruth terbata-bata lalu memberanikan diri untuk bertanya dengan lengkap. Ia melihat pria itu langsung tersenyum miring, wah Damon sangat ulung ber-acting. Pria itu menekan kening Ruth dengan ujung jarinya lalu mendekatkan wajahnya hingga gadis itu memasang wajah merah. "Apa kau mau masuk ke kolam bersama ku? Agar kau sadar apa yang baru saja kau katakan?" tanya Damon membuat Ruth langsung merasa panas, ahh tidak seharusnya ia bertanya hingga harus di permalukan seperti ini. "s**t!" Maki Ruth sambil mendorong tubuh pria itu dengan kuat. "Hey, apa kau sebegitunya ingin aku cium sampai kau harus bermimpi ? Ahh-- apa mimpi itu sangat indah sampai kai harus bertanya dengan ku?" ejek Damon lalu melihat Ruth seakan terbakar dengan amarah atas apa yang ia katakan. "Brengsekk..!" Ruth berusaha melayangkan sebuah tinju ke arah Damon lalu dengan cepat pria itu menangkap tangan nya dan mendekatkan gadis itu kedalam pelukannya. Lagi, wajah gadis itu semakin merah saat mata hazel itu menatapnya sangat dekat. "Ohh--This really is a nightmare." Damon langsung merasakan gadis itu mendorong nya dengan kuat. Ia melihat kemarahan dari Ruth dan sungguh ia terhibur dengan hal itu. "f**k!"Ruth mengacungkan jari tengah nya ke arah Damon sambil berlari kembali ke arah kamar nya. Ia menangis karna mendapatkan pernyataan bodoh itu, pria itu menyiksanya dengan perkataan pedas dan kasar. "b******k! Dia sangat membenci ku, sangat !" Ruth menutup wajah nya merasakan malu sekaligus sakit hati atas tiap ucapan dan perlakuan Damon. "Okay.. Tenang lah Ruth, Kau harus tenang dan sepertinya Mariah benar bahwa minuman memang bisa menenangkan ku." Ruth menghela nafas lalu mengusap air mata yang tampak basah lalu memegang dadanya cukup kuat. "Kita lihat saja Damon. Aku atau kau yang akan kalah dalam hal ini, aku akan mencari pria lain untuk membuang mu." Ruth terlihat berambisi dan ia melihat dirinya di cermin besar yang ada di depan nya lalu menatap tajam pantulan matanya disana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD