1. Nyari Jodoh

1111 Words
Di sebuah rumah mewah ada seorang gadis yang bernama Cahaya Ilham yang kerap dipanggil Aya. Hidupnya penuh dengan kesenangan di sana-sini karena kedua orang tuanya adalah seorang Sultan dan Sultini yang hartanya berlimpah ruah. Saking banyaknya harta yang mereka miliki hingga membuat pihak Bank sudah angkat tangan dan tidak mau menampung uang mereka lagi. Meski kaya namun tidak menjadikan Aya menjadi wanita yang glamor diusianya yang sudah bisa dikatakan masuk kategori wanita dewasa. Aya hanya berkutat di dalam rumahnya saja sebab dia sudah trauma dengan kehidupan di luar sana yang menurutnya sangat kejam. Jelek salah, cantik juga salah. Miskin salah, kaya juga salah. Dulu Aya pernah menjadi korban penipuan dari seorang laki-laki yang mengatasnamakan cinta namun aslinya dia hanya ingin hartanya Aya saja. Bukan hanya matre, namun pria itu juga berselingkuh dengan wanita lain yang membuat Aya jadi trauma dan benci dengan makhluk yang berjenis kelamin laki-laki, terutama yang tampangnya tampan. "Aya, kamu itu sudah dewasa. Kamu mau sampai kapan diem di rumah mulu? Keluar dong! Biar tahu dunia luar kayak apa dan kamu bisa cepet-cepet dapet jodoh." "Aya nggak mau nikah. Aya mau di rumah aja bareng sama tanaman-tanaman dan peliharaan kesayangan Aya sampai mati." "Aduh, Aya. Kamu itu anak satu-satunya kami. Kalau kamu nggak nikah dan nggak memproduksi keturunan untuk keluarga ini nanti keturunan kita terhenti di generasi kamu aja," tegur Mommy Liu. "Aduh, Mom. Inget! Aya ini hanya anak angkat Mommy, yang Mommy angkat dari jalanan. Lagian anak kandung Mommy kan ada tuh tiga. Si kembar A sama Kak Bian. Jadi kalau Aya nggak bisa memproduksi anak, jalur keturunan keluarga Ilham masih bisa berlanjut. Kak Ado-Adi, sama Kak Bian pasti di suatu tempat sana sudah memiliki pasangan hidup masing-masing, okay. Jadi Mommy tenang aja." Brakk! Mommy Liu menjatuhkan salah satu tamanan kesayangannya Aya. "Huaaa, Mommy! Kenapa Mommy nyakitin tanaman kesayangannya Aya," tangis gadis itu yang kini meratapi hancurnya tanaman yang sudah dia jaga dan dia rawat seperti anak sendiri. Siapa lagi kalau bukan Kalika, tanaman kedelai hitam yang akan Aya proses menjadi kecap berkualitas untuk makanan sehari-harinya kini sudah tak bernyawa lagi. "Kalau kamu nggak mau nyari jodoh secepatnya, maka semua tanaman dan peliharaan kamu akan Mommy musnahkan dan bakar semuanya," ancam Mommy Liu. "Mommy!" protes Aya yang tidak terima dizolimi seperti ini oleh Ibu angkatnya. "Kenapa? Kamu nggak terima?" Aya hanya bisa diam karena Mommy Liu memang memiliki kekuatan super power bahkan melebihi Daddy Han. "Atau semua fasilitas yang Mommy berikan selama ini harus dicabut juga biar kamu nggak bisa ngerawat semua tanaman dan peliharaanmu ini? Ah apa restoran dan rumah makan milikmu juga harus Mommy tutup paksa juga?" "Jangan dong, Mommy," mohon Aya. "Nanti hidup Aya jadi hambar jika kesayangan-kesayangan Aya -Mommy usik." "Makanya cepet nyari jodoh!" "Iya, iya, nanti aku nyari jodoh," cicit Aya. "Pokoknya dalam jangka waktu sebulan, kamu harus dan kudu dapet calon suami. Kalau nggak, semua ancaman Mommy akan Mommy realisasikan." "Iya, Mom. Dalam jangka satu bulan aku pasti dapet calon suami," angguk Aya cepat karena kali ini target tangan Mommy Liu selanjutnya adalah pohon jagung kesayangannya yang biasa dia jadikan eksperimen. Tangan Mommy Liu yang hampir saja mematahkan dahan pohon jagung di dekatnya langsung dia tarik kembali. Puk! Puk! Puk! Mommy Liu membersihkan kedua tangannya dari debu-debu yang tak kasat mata. "Kalau gitu Mommy tunggu kabar baiknya," ucap Mommy Liu sembari melayangkan lirikan judesnya khas ibu tiri yang jahat. Mommy Liu pun yang memang adalah seorang wanita karir langsung pergi dari hadapan Aya karena dia ditelepon oleh pegawainya yang membahas tentang masalah pekerjaan. "Aduh, sayangnya Aya pasti tadi ngerasa kesakitan ya?" tanya gadis itu pada pohon jagung kesayangannya. Daddy Han yang sedari tadi bersembunyi di balik pohon mangga mulai mendekat ke arah anak angkatnya itu. "Daddy!" tangis Aya yang langsung ingin mengadu kepada pria paruh baya yang selalu memanjakannya itu. "Liat nih, Daddy. Mommy barusan ngebunuh Kalika tanaman kedelai hitam kesayangannya Aya." "Aduh malang benar nasibmu, Nak," ucap Daddy Han pada pohon kedelai hitam yang sudah dia anggap cucu sendiri dan kini tidak mungkin bisa diselamatkan lagi karena dedaunan pohon itu sudah diinjak-injak oleh istrinya. "Dad, Aya diminta sama Mommy suruh cepetan nyari jodoh. Bantuin Aya dapetin calon suami ya, Dad! Bantuin ya, ya, ya!" bujuk gadis itu. "Iya, nanti Daddy bantuin kamu nyari jodoh oke." "Makasih, Daddy. Daddy Han memang yang terbaik. Aya sayang Daddy." peluk gadis itu pada ayah angkatnya. *** Esok harinya Aya dan Daddy Han bertemu dengan seorang mak comblang yang akan membantu mereka dalam misi mencari pasangan untuk gadis biasa pecinta tanaman dan hewan ternak itu. "Tolong, Madam! Cariin anak saya ini jodoh secepatnya!" pinta Daddy Han. "Kalau bisa kurang dari sebulan harus dapet cowok yang mau diajak komitmen," tambah Aya. "Ohohoho hohoho, masalah gampang itu. Jangankan sebulan, dalam seminggu aja pasti udah dapet," tenang Madam Cinta. "Yang bener, Madam?" "Serahkan semuanya sama saya sang pakar panah asmara. Kamu mau laki-laki yang seperti apa pun di tempatku ada. Besok kita mulai ya pencarian jodohmu itu, ahahaha," tawa riang sang Madam Cinta. "Siap, Madam." angguk Daddy Han dan Aya bersamaan. "Tapi ... jangan lupa bayarannya dibayar di muka dulu," cicit Madam Cinta. "Berapa sih bayarannya?" "20 juta cukuplah, hehe," jawab Sang Madam. Bukk! Segepok uang yang jumlahnya ada 20 juta dilempar tepat ke wajah Madam Cinta oleh Aya. "Auh, sakit!" erang Madam Cinta yang kesal setengah mati ditimpuk benda keras. Namun sedetik kemudian bola matanya membulat langsung berwarna merah karena benda keras itu adalah barang kecintaan semua orang di dunia ini. Aya langsung memasang wajah melas dengan mata berkaca-kaca. "Tadi katanya minta dibayar di muka. Aya udah bayar di muka tapi kok malah dimarahin, hiks," tangis gadis itu. "Aduh cantik, manis, jangan nangis!" bujuk Madam Cinta yang kini mulai memasukkan segepok uang yang baru saja mengenai wajahnya ke dalam tas kremes mewahnya. "Tadi Madam cuma kaget aja. Kirain tadi kamu nimpuk Madam pake batu. Kalau nimpuk pake duit kagak apa-apa. Ikhlas Madam lahir batin." "Beneran?" tanya Aya disela tangisnya. "Iya, beneran." "Udah, Ay. Jangan nangis! Malu dilihat orang. Udah dewasa juga, masih cengeng aja," lirih Daddy Han. "Iya, Dad. Aya udah nggak nangis lagi kok," jawab gadis itu yang kini mulai mengusap air mata di kedua pipinya. *** Di tempat lain, terlihat seorang laki-laki tampan yang sangat dingin sedang berhadapan dengan wanita cantik yang menjadi kencan butanya hari ini. "Aku cantik nggak hari ini, Nu?" tanya wanita cantik itu malu-malu. "Alis mata kamu tidak sejajar. Bulu mata kamu sedikit miring yang kanan. Warna lipstik bibir kamu tidak merata di beberapa bagian. Flek hitam dan mata panda kamu kelihatan jelas meski sudah ditutupi oleh make up. Lalu ...." Danu memindai gaya pakaian wanita itu dari atas sampai bawah. "Gaya pakaian kamu seperti PSK." Byur! To be continued ....

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD