Thirteen Years Ago

1465 Words
Thirteen years ago.       Dua bocah laki - laki sedang asyik menonton film kartun di televisi. Mereka disuapi sarapan oleh seorang babysitter berseragam merah jambu. Karena perbedaan umur dua balita itu — yang hampir dua tahun —maka si Baby sitter membuatkan menu sarapan yang berbeda pula       Untuk si Kakak yang berusia empat tahun, ia sudah bisa makan nasi, lauk pauk dan sayur seperti orang dewasa. Sementara si Adik yang baru dua tahun, baby sitter memberinya bubur kasar bergizi tinggi. Beberapa anak sudah bisa makan nasi di usia yang sama. Hanya saja setiap anak kan memiliki keistimewaan masing - masing.       "Nanny, Yongki mau kartun yang lain!" seru si Kakak yang sepertinya mulai bosan.      "Yongki mau nonton apa?" tanya baby sitter lembut.       "Yongki mau nonton tikus dan kucing kejar - kejaran, seperti kemarin," jelas Yongki polos.       "Oh, itu judulnya Tom and Jerry, Sayang. Sebentar, Nanny carikan dulu, ya!"       Yongki mengangguk. Ia duduk bersila di atas karpet, menunggu dengan sabar. Sementara Jeje adiknya, duduk diam dalam apolo sambil memainkan bola - bola kecil di sana.       Baby sitter akhirnya menemukan channel yang sedang memutar Tom & Jerry. Sebenarnya ia tahu bahwa kartun itu kurang baik untuk anak - anak seperti Yongki dan Jeje. Karena terdapat banyak adegan kekerasan di sana. Tak peduli itu hanya sebuah adegan komedi — namun komedi untuk orang dewasa — bukan untuk anak - anak.       Baby sitter hanya tidak mau Yongki rewel. Anak itu sedikit susah makan. Takutnya bila kemauan Yongki tidak dipenuhi, ia akan ngambek dan mogok makan. Akibatnya, ia bisa ditegur sang Majikan.      Sayup - sayup terdengar suara seorang lelaki dan wanita dewasa. Terdengar dari nadanya, mereka berdua sedang tidak dalam keadaan baik. Sebuah kebiasaan yang sering meresahkan seluruh isi rumah. Mereka bertengkar lagi.       "Dilihat dari mana pun, Jeje jelas - jelas bukan anakku. Ngaku ajalah! Dia pasti hasil hubungan gelap kamu sama laki - laki itu, kan? Haishh, gimana bisa aku baru sadar, setelah kamu bodohi selama bertahun - tahun?"        "Sayang, harus berapa kali aku jelasin semuanya sama kamu? Aku nggak ada hubungan apa - apa sama dia! Jeje itu anak kita. Kalau perlu, ayo kita tes DNA, untuk membuktikannya!"        "Kamu emang paling pinter cari - cari alasan!"        Terdengar bunyi keras, bersumber dari arah tangga. Mereka yang sedari tadi asyik menonton Tom & Jerry — yang berusaha tak peduli dengan perdebatan Dad dan Mom — akhirnya mau tak mau menoleh. Terang saja, ada sebuah koper besar yang sedang menggelinding turun dari sana. Pasti Dad yang sudah melemparnya.        Yongki ketakutan, ia memeluk baby sitter dengan erat. Baby sitter mengelus punggung Yongki, berusaha menenangkannya. Ia lebih fokus pada Yongki, karena anak itu sudah mengerti. Berbeda dengan Jeje yang belum bisa memahami gonjang - ganjing macam apa yang sedang menimpa keluarganya.        "Nanny, Yongki takut!" pelukan Yongki terasa semakin erat.       "Sst ... nggak apa - apa, Sayang. Ada Nanny di sini!"       Menggelindingnya koper menuruni tangga, disusul oleh Dad dan Mom. Mereka masih terus berdebat seperti orang tak beradap. Mereka seakan tak peduli dengan keberadaan anak - anaknya yang menjadi korban, dan kini tengah melihat dan mendengar semuanya.        Dad baru saja menampar pipi Mom dengan keras. Baby sitter segera menutup mata Yongki dengan telapak tangannya — meskipun terlambat, karena Yongki sudah terlanjur melihat — hanya untuk mengantisipasi jikalau ada kejadian tak terduga lagi nanti.        "Sekarang pergilah dari rumahku! Bawa sekalian anak haram kamu!" Dad sama sekali tak peduli dengan Mom yang sudah menangis hebat.        Mom berusaha meminta maaf berkali - kali pada Dad. Mom bahkan sampai harus berlutut. Percuma, Dad tetap tak mau mengerti. Dad tetap pada pendiriannya — mengusir Mom dan Jeje dari rumah ini.       Entah mengapa Jeje yang sedari tadi diam saja, kini ikut menangis dengan keras.       Kini Mom hanya bisa pasrah. Hatinya sungguh sakit karena sang Suami tak lagi mempercayainya. Wanita keturunan Jepang itu berjalan gontai, menarik koper, menghampiri kedua putranya di depan televisi.       "Sayang," ucapnya seraya mengelus rambut hitam Yongki. "Mom pergi dengan Jeje. Yongki tetap di rumah, sama Dad sama Nanny."       "Mom, jangan pergi!" Yongki menggenggam erat jari - jari ibunya.       "Maafkan Mom, Sayang. Tapi Mom memang harus pergi. Dad pasti akan merawat Yongki dengan baik."       "Mom ...."        "Jika Tuhan menakdirkan kita untuk bertemu lagi, maka pasti kita akan bertemu. Satu hal yang perlu Yongki tahu, Mom sangat menyayangi Yongki. Sangat - sangat sayang."       "Mom ...."        Dengan berat hati, Mom melepaskan genggaman tangan kecil Yongki yang hanya mencakup tiga buah jarinya. Jujur, rasanya sangat sulit dan sakit. Tapi sang Suami tak lagi menginginkan dirinya. Ia sudah diusir.        Tak ada yang bisa ia lakukan selain pergi. Mom hanya bisa memanjatkan doa tulusnya dalam hati. Ia yakin, Tuhan pasti punya rencana.        ~~~~~ TM : Roll Egg - Sheilanda Khoirunnisa ~~~~~        "Yongki, ayo main keluar dengan Nanny!"       Yongki menggeleng. disambut oleh wajah sedih baby sitter.        Semenjak ditinggal sang Ibu dan adiknya, Yongki menjadi jauh lebih rewel. Yongki jarang mau makan. Baby sitter sering membujuknya dengan iming - iming menonton Tom & Jerry. Sayang, Yongki bahkan tak lagi menaruh minat pada kartun itu.         Sore hari datang, Dad akhirnya pulang dari kantor. Setiap hari ia selalu membawa mainan baru untuk Yongki. Tapi ... sepertinya Yongki tak hanya kehilangan minat pada Tom & Jerry. Melainkan pada apa pun. Yongki sudah kehilangan minat akan segala hal di dunia ini.        "Yongki makan dusuapin sama Dad ya!" ucap Dad pelan.       Yongki menggeleng. "Yongki mau Mom," jawab Yongki. Matanya kembali berkaca - kaca setelah menyebutkan kata Mom.        "Yongki, Mom sudah pergi. Mulai sekarang Yongki harus membiasakan hidup tanpa Mom. Oke?"       "Yongki juga kangen sama Jeje." Yongki malah meneruskan acara protesnya.       "Yongki, Jeje itu bukan adik Yongki. Jadi Yongki harus melupakan Jeje! Mom dan Jeje itu jahat. Yongki nggak boleh bersama dengan orang jahat!"        "Dad yang jahat!" Yongki beranjak dari hadapan Dad. Ia berlari ke kamar, menutup pintunya dengan keras.         ~~~~~ TM: Roll Egg - Sheilanda Khoirunnisa ~~~~~        Tujuh tahun kemudian.       MOS SMP membuat Yongki agak kesal. Bayangkan saja! Tadi ia dihukum untuk memberi setangkai bunga pada seniornya. Yongki bahkan tak mengenal senior itu. Ia hanya diberi petunjuk bahwa si Senior adalah wakil ketua OSIS. Ia diminta mencari sendiri tempat keberadaannya. Menyebalkan!        Yongki tak tahu harus melampiaskan kekesalannya pada siapa. Dengan bosan ia menekan tombol power pada remot. Setelah beberapa kali mengganti channel, akhirnya gerakan ibu jari Yongki berhenti.        Ia terpaku menatap sebuah tayangan. Sebuah drama berjudul Romeo and Julliet. Yongki seperti terhipnotis dengan tampilan yang disajikan. Tata panggung, tata busana, peran para pemainnya, dan juga suara mereka saat menyanyi, semuanya merupakan sebuah paket komplit yang memanjakan mata dan telinga penontonnya.       Yongki ingat. Di sekolah tadi ada beberapa senior yang masuk ke kelas. Mereka mengaku berasal dari ekstrakurikuler Theatre Musical. Mereka menjelaskan bagaimana aturan main dan juga apa saja yang akan mereka dapatkan jika bergabung. Tadinya Yongki tidak terlalu tertarik. Tapi setelah melihat tayangan ini ... sepertinya ia berubah pikiran.        Untuk pertama kalinya — setelah ditinggal oleh Mom dan Jeje — Yongki akhirnya menaruh minat pada sesuatu.       Sayang, minat satu - satunya itu, ditentang keras oleh Dad.       ~~~~~ TM: Roll Egg - Sheilanda Khoirunnisa ~~~~~        Masya Allah Tabarakallah.        Halo semuanya. Ketemu lagi di cerita saya. Kali ini judulnya Murmuring. Mau tahu kenapa dikasih judul Murmuring? Ikutin terus ceritanya, ya.         Oh iya, selain cerita ini saya punya cerita lain -- yang semuanya sudah komplit -- di akun Dreame / Innovel saya ini.   Mereka adalah:          1. LUA Lounge [ Komplit ]                   2. Behind That Face [ Komplit ]              3. Nami And The Gangsters ( Sequel LUA Lounge ) [ Komplit ]              4. The Gone Twin [ Komplit ]         5. My Sick Partner [ Komplit ]        6. Tokyo Banana [ Komplit ]                7. Melahirkan Anak Setan [ Komplit ]         8. Youtuber Sekarat, Author Gila [ Komplit ]          9. Asmara Samara [ Komplit ]        10. Murmuring [ On - Going ]        11. Genderuwo Ganteng [ On - Going ]        12. Theatre Musical: Roll Egg [ On - Going ]        13. In Memoriam My Dear Husband [ On - Going ]        14. Billionaire Brothers Love Me [ On - Going ]         Jangan lupa pencet love tanda hati warna ungu.       Cukup 1 kali aja ya pencetnya.    Terima kasih. Selamat membaca.         -- T B C --          
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD