Berhasil

1127 Words

Keadaan di ruangan besar itu cukup hening. Dua pria yang berbeda usia itu saling bertatap mata. Seolah keduanya siap untuk bertarung memperebutkan sesuatu. Tak ada yang mau mengalah, keduanya sama-sama mempunyai tekad yang kuat. Sudah sejak lima belas menit yang lalu mereka berdebat, tetapi belum juga mendapatkan titik temu. "Arya sudah bilang bahwa Arya tidak akan pernah setuju jika Papa menghancurkan tempat itu. Proposal rencana pembangunan tempat itu juga sudah Arya tolak mentah-mentah. Bagaimana bisa Arya mendengar bahwa proyek itu akan dikerjakan satu bulan lagi?" tanya pria itu dengan wajah dingin. Ia sangat marah saat mendengar kabar bahwa proyek yang sudah ia tolak nyatanya masih tetap dilanjutkan. "Kamu lupa, Ar. Aku adalah pemilik perusahaan ini. Aku juga adalah pemilik tanah n

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD