Pengenalan

1389 Words
Sejak pukul 00.04 pagi, keluarga Liam sudah siap untuk menuju rumah barunya. Liam masih belum mengerti mengapa mereka harus menjual dan membeli rumah yang baru, ia tak mengerti karena Liam memang termasuk orang yang pendiam sekalipun itu dengan kluarganya sendiri. terlebih ia kini tinggal dengan ayah barunya. Ia berpikir bahwa ia takan bisa bertemu dengan sahabatnya lagi, yaitu Yunika. Tetapi untungnya tak sampai dua jam mereka telah sampai di rumah baru mereka, yaitu rumah ayah tirinya , yang sangat terlihat sangat tajir dengan rumah yang bak istana. Raut wajah ceria terlihat jelas terpampang di wajah Liam, ibunya pun senang melihat putranya itu sangat menerima pasangan barunya. Namun hal yang sebenarnya membuat Liam senang bukanlah karena ia bakal menjadi anak kaya-raya melainkan, ia masih berpeluang besar untuk satu sekolah lagi dengan sahabat terbaik nya. Yang kalau dikira-kira sekolah SMA Negeri 44 Pramuda hanya memakan waktu 15 menit dari istananya, eh maksudnya tempat tinggal nya. Siang itu tepatnya pukul 14.12 siang, Liam berniat untuk mengunjungi kediaman Yunika, sekaligus ia ngin menemani Yunika untuk memperbaiki rapor nya Yunika yang sempat terbakar di bagian belakangnya. Ayah tirinya itu tampak tidak hanya sayang kepada ibunya melainkan kepada dirinya dan adiknya. Terlihat jelas ketika Liam hendak pergi dengan spedahnya menuju rumah Yunika, Herlambang nama ayah baru Liam, menegor Liam yang hendak pergi dengan sepedah bututnya. "hey.... Liam! " Liam pun menoleh kebelakang "Itu pakai itu " Herlambang menunjuk sebuah mobil sport mewah milik nya yang terparkir rapih di halaman. Liam yang sempat di awal tidak menyadari bahwa ada mobil mewah disana pun terkejut terkagum-kagum melihat nya. Namun Liam yang Jarang sekali bertemu dengan Herlambang masih merasa canggung sekalipun dia telah mengetahui bahwa dia(Herlambang) kini telah sah menjadi ayahnya. Liam menolak nya dengan gelengan kepala dan sedikit senyuman ramah menatap ayahnya itu. Namun Herlambang yang melihat anaknya bersikap seperti itu, ia tak sedikitpun merasa marah , karena ia menyadari bahwa ia baru dua kali bertemu dengan Liam selama 4 tahun berpacaran dengan ibunya , itupun mereka saat bertemu hanya saling melempar salam dan senyuman, mereka tampak sama-sama kaku. Herlambang pun menghampiri nya dan memaksa Liam menggenggam kunci mobil Ferrari tersebut. "Apakah tuan yakin? " Tangan Liam gemetar saat menggenggam kunci mobil dambaan nya tersebut. "Ya ini akan menjadi mobil mu, jika kau sudah bisa memanggilku dengan gelar ayah" Herlambang pun tersenyum menatap wajah polos Liam, dan pergi berjalan masuk kedalam rumah. Liam termenung untuk beberapa saat,menatap kunci mobil tersebut. Ia pun pergi dengan suasana hati yang penuh dengan kegembiraan. Dilain tempat Yunika duduk di pinggir taman dengan nafas yang terputus-putus, Ia habis berlari mengejar mobil, yang dimana mobil itu membawa barang-brang milik keluarga Liam. Sesaat sebelumnya. Yunika sampai didepan rumah Liam tepatnya pukul Tujuh pagi, ia berniat untuk mengucapkan terimakasih kepadanya karena telah membantu menyelamatkan masa depannya. Namun ketika ia sampai disana, ia melihat semua barang-brang yang ada di dalam rumah Liam, satu-persatu mereka keluarkan dari rumah. Ia mencoba bertanya dengan salah satu pekerja yang ada disana. "Pak ini ada apa ya? kok semua barang-brang di keluarkan dari dalam rumah ? apakah Ibunya Liam akan pindahan? " "Haissss.... sana-sana "Ucap sangar menyuruh Yunika untuk pergi menjauh. Yunika yang merasa tak mendapatkan jawaban pun lantas memanggil-manggil nama Liam berharap Liam masih ada didalam dan akan keluar untuk menemuinya. Bukan jawaban dari Liam yang ia terima, namun malah bentakan dari bos pengirim barang, Yunika dianggap sangat mengganggu dan berisik. Yunika pun di usir paksa, Yunika sudah berusaha meyakinkan bahwa ia kenal dekat dengan sang pemilik rumah, namun orang yang di tugas kan untuk mengosongkan rumah tak peduli dan tak percaya dengan perkataan Yunika. Yunika merasa sedih lantaran ia sudah jauh-jauh jalan kaki untuk bisa menemui Liam namun Bentakan yang ia dapatkan. Ketika saat ia memilih pulang dan menyerah, ilham pundatang saat ia baru beberapa langkah menjauh dari rumah Liam, ia bersembunyi dibalik pohon untuk menunggu mereka( orang-orang yang mengemas rumah) selesai meletakkan barang-brang di atas mobil. Ia berniat untuk untuk menjadi penumpang gelap di mobil tersebut, yang iya yakini bahwa mobil tersebut akan membawa barang-brang tersebut kerumah baru Liam. Mereka pun selsai dan siap untuk berangkat, begitupun Yunika siap untuk berlari ketika mesin mobil telah dihidupkan. Mobil pun berjalan dengan perlahan, Yunika pun berlari di belakangnya bersiap untuk naik ke mobil tersebut. Namun tinggal beberapa centimeter lagi ia mampu memegang bak mobil tersebut, tiba-tiba mobil menambah kecepatannya secara derastis. Beruntung Yunika tak berhasil menggapai bak mobil tersebut, kalau tidak Yunika pasti sudah terseret. Yunika masih tak menyerah ia berusaha mengejarnya, namun apa daya mobil tersebut terlalu cepat tak mampu ia kejar lagi, nafasnya pun sudah mulai habis dan pada akhirnya ia pun memilih untuk menyerah dan mencari tempat yang nyaman untuk memulihkan tenaga nya yang habis terkuras sehabis mengejar mobil. Ketika Ia (Yunika) beristirahat di pinggir taman, datang lah sebuah mobil mewah berhenti tepat di hadapannya,awalnya ia tak berpikir sesuatu tentang mobil tersebut. Namun beberapa saat mobil itu seperti memberikan suara kelaksonya untuk dirinya. Orang yang mengemudi mobil mewah misterius itu mengelakson pendek beberapa kali dihadapan Yunika, Yunika yang merasa risih dan merasa sedikit takut pun berlari, ketika ia sedang berlari kencang menjauh dari mobil misterius tersebut, terdengar dari belakang ada orang yang memanggil namanya dan tampaknya Yunika pun mengenal suara lelaki tersebut. Yunika pun berhenti dan berbalik badan melihat siapa orang yang telah memanggil namanya, ia pun tersenyum melihat orang tersebut dan diajak lah Yunika oleh orang tersebut kesebuah rumah makan yang cukup mewah bagi Yunika. Yunika yang tampil dengan pakaian apa adanya tampak tak percaya diri ketika melihat wanita-wanita cantik yang ada disana, ia merasa minder dan meminta untuk diantar pulang saja, namun orang itu memaksa. " Sudah enggak apa-apa santai Yun ... " jawab pemuda itu sambil tersenyum. Yunika pun nurut dan mau di ajak duduk dan menikmati pesanannya. "Emm.... tadi aku sempat kerumah mu, tetapi kamu tidak ada dirumah, terus ketika aku mau liat rumah lama ku..... eh, untungnya Tuhan masih mau mempertemukan kita " Ujar Liam sambil tersenyum manis "Ih apaan sih kamu, lebay deh. Oh iya sekarang kamu pindah kemana? " "Deket kok dari sekolah kita " tersenyum manis menetap Yunika. " Ada yang mau aku sampaikan ke kemauan Yun" "Apa? ngomong aja " "Masalah raport kamu, kamu tenang aja tadi aku baru dari sekolah. Aku udah ceritakan semuanya ke mereka, dan mereka mau memaklumi dan memaafkan terutama Wals kita Yun, beliau juga ingin meminta maaf ke kamu, beliau sangat merasa bersalah." Yunika pun menangis terharu, ia benar-benar tak menyangka Liam benar-benar sangat peduli kepada dirinya. "Eh... jangan nangis Yun (raut wajah panik Liam terlihat jelas) Aku yakin kok kamu pasti masih bisa masuk SMA idaman kamu lewat jalur prestasi " Melihat Liam yang panik pun Yunika jadi tertawa terpingkal-pingkal "Yun....? ih kok lu kek kuntilanak si Yun. Dikit-dikit nangis, dikit-dikit ketawa. " "Abis kamu lebay sih... ( Liam memasang raut masam) tapi maksih yah selama ini kamu ga henti-hentinya mau nolongin aku " iya kita kan teman hehehehe tak terasa waktu berjalan terasa cepat, kini pukul sudah menunjukkan angka 18:14 sore. Liam pun mengantarkan Yunika pulang, ketika di perjalanan Liam yang menyetir sambil bercanda, terlalu terbawa suasana hingga ia melupakan setirnya, tabrakan pun tak terelakkan. "Liam liat itu awas !!! " Mobil Liam melintas di jalur yang salah dan hampir menabrak mobil yang berlawanan arah, Liam berhasil menghindar dengan membanting setir nya ke kiri, namun karena skill mengemudi nya masih pemula ia harus rela menabrakkan mobilnya ke sebuah montor yang terparkir di depan toko. Mereka berdua pun panik, melihat mobilnya menabrak sebuah spedah motor, ditambah melihat sang pemilik motor yang marah, melihat motornya rusak. Pintu kaca Liam pun di ketok-ketok, sebagai isyarat meminta Liam untuk keluar dari mobil. Mereka berdua pun habis dimarahi oleh sanga pemilik speah motor itu. "Kamu ya masih kecil sudah berani bawa mobil sendiri, liat ini hasilnya. Apa kamu sudah punya SIM? mana suratnya-mana? " ucap lelaki itu dengan lantang. Liam hanya menunduk dan terus menerus meminta maaf. Ia berulang kali mencium tangan lelaki itu. " Ya sudah saya maafkan ( karena melihat Liam dan Yunika ketakutan luar biasa, lelaki itupun tak tega) tapi saya mau ketemu sama orang tua kamu "menunjuk Liam. Lelaki itu yang bernama Yusuf pun di pertemukan dengan Herlambang, Liam Juga tak lupa meminta maaf kepada ayah nya karena telah merusak mobil dan kepercayaan nya. Ayah Liam pun bersedia menganti kerugian yang diterima Pak Yusuf. mereka pun damai.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD