Zombie 35 - They Missing

2022 Words
Zombie 35 - They Missing Xavier, Mark dan Gerland pulang menuju kota Troxbo. Sesuai dengan perjanjian. Xavier membawa bus milik Mrs. Sam untuk mengangkut teman-temannya. Malam yang cukup panjang di kota Floxan. Meskipun di rumah sakit. Mereka bertiga tampak nyaman. Sebelum mereka pergi. Mereka sempat melihat para pekerja mulai membangun pagar yang tinggi di sekitar rumah sakit Amehra. Mungkin memang tujuannya untuk melindungi rumah sakit Amehra dari para kawanan Zombie. Tanpa benteng atau pagar yang tinggi. Itu akan memudahkan para zombie masuk ke rumah sakit Amehra. Mrs. Sam ingin membuat tempat ini lebih aman lagi. Meskipun Mrs. Sam mempunyai beberapa sniper yang cukup handal. Namun, jika kawanan Zombienya datang cukup banyak. Mereka takut tidak bisa mengendalikannya. Dengan pagar yang tinggi dan kokoh ini. Setidaknya bisa menjaga kawanan Zombie tidak langsung masuk ke rumah sakit Amehra. "Mereka akan senang kita menemukan tempat untuk penelitian," ucap Xavier sambil senyam-senyum. Tidak tahu saja apa yang terjadi pada terowongan bawah tanah mereka. "Tentu, tempatnya sangat nyaman. Mrs. Sam juga ternyata tidak begitu buruk," dukung Gerland. "Mrs. Sam kenal ayah kami. Dia juga temannya profesor Felix. Untuk menyambut orang baru yang baru saja bertemu. Sikap tegas memang perlu. Karena tidak semua orang itu punya niat baik. Jadi wajar saja kalau bagi gue pertama dia jutekin kita," bela Xavier. "Gue pikir juga kayak gitu. Kita enggak boleh terlalu Wellcome sama orang baru. Seperti yang elo bilang. Enggak semua orang berniat baik," ujar Mark. Gerland melirik Mark, ia sedikit merasa tersindir. Pasalnya Gerland juga termasuk orang baru di kelompok mereka, tapi Gerland tidak mau memperpanjang apa yang di ucapkan Mark. Jangan sampai ada keributan. Mereka harus cepat ke kota Troxbo. Agar mereka bisa membawa teman-teman ke kota Floxan. Perjalanan mereka memang cukup jauh. Jarak yang di tempuh dari kota Floxan ke kota Troxbo hampir satu setengah hari. Malam ini mereka harus bermalam di kota Hellena yang sudah seperti kota mati. Kemana mereka pergi? Pasti masih ada manusia asal kota Hellena yang masih hidup. Hanya saja mereka lebih bersembunyi. Karena memang menemukan tempat aman dari kawanan Zombie. Sangat sulit dalam situasi ini. Xavier hanya beruntung bertemu dengan Jessica. Yang bisa memberikannya tempat yang aman dan perlindungan. Kota Hellena yang dulunya sangat indah. Wangi roti yang baru matang selalu tercium saat melintasi kota ini. Kota sejuta kuliner yang sangat enak. Bukan hanya rotinya yang terkenal di kota Hellena. Ada berbagai macam kuliner lainnya. Mereka selalu berhasil menciptakan makan yang enak di makan. Bukan hanya enak, pastinya akan bikin ketagihan orang yang memakannya. Sekarang kota Hellena sama hancurnya seperti kota Troxbo. Gedung-gedung hangus dimana-mana. Banyak jalan yang berlubang. Pohon tumbang, daun-daun berserakan, mobil-mobil terparkir sembarangan. Sebagian mobil itu sudah rusak atau tidak ada bahan bakarnya. Karena sudah di ambil oleh manusia yang melintasi kota ini. Benar-benar sangat kacau, sudah seperti kota mati tidak berpenghuni. "Elo pernah ke kota Hellena?" Tanya Xavier. Ia mulai membuka obrolan lagi. Soalnya sejak memasuki kota Hellena. Tidak ada obrolan di antara mereka. Sepertinya ngobrol ide yang bagus juga. Selain supaya tidak sepi, dengan mengobrol mereka juga akan saling mengenal satu sama lain. "Ya, tentu. Hampir seminggu sekali bersama Dextra. Ada guru Dextra di sini. Gurunya itu, tantenya. Makanya restoran Lagazka laris manis. Gurunya dari kota Hellena. Kota sejuta kuliner yang enak. Gue kalah start dari Dextra. Karena ternyata orang-orang di kota Troxbo lebih suka kuliner dari pada otomotif. Ya, karena makanan adalah kebutuhan sehari-hari. Semua orang butuh makan. Sementara untuk otomotif, bagi mereka yang mempunyai kendaraan saja. Tapi gue bersyukur perusahaan otomotif gue senpat sukses. Mesipun sekarang sudah tidak ada gunanya," jawab Gerland panjang lebar. Gerland si saudagar kaya sepertinya sangat banyak pengalaman. Apalagi di dunia bisnis. Gerland dan Dextra mempunyai otak bisnis yang kuat. Sayang sekali untuk dunia baru ini. Bisnis mereka hancur seketika, karena wabah yang membuat dunia baru ini menjadi sangat kacau. Kalau tidak ada wabah ini. Gerland pasti sudah semakin sukses. Bahkan mungkin sudah menemukan orang yang mengisi kekosongan hatinya. Mungkin bukan Layla orangnya. Tentu Layla akan menikah dengan Antony, jika wabah ini tidak terjadi. "Elo sama Layla gimana?" Tanya Xavier sedikit kepo. Di dunia baru yang kacau, memang tidak salah ada benih-benih cinta yang mulai tumbuh. Karena memang populasi manusia di bumi semakin menipis. "Layla? Elo sama Jessica sendiri gimana?" Gerland malah bertanya balik. "Kok jadi gue, gue kan lagu bahas elo sama Layla. Berhari-hari di luar sini, Layla pasti sangat merindukan elo. Kalau saja ponsel masih berguna, elo berdua pasti sudah saling telepon untuk melepaskan kerinduan. Sayangnya benda pipih itu sudah tidak ada gunanya." Xavier dan Jessica satu pemikiran ternyata. Baru saja kemarin Jessica berpikir tentang ponsel. Sekarang Xavier yang berharap ponsel masih bisa berfungsi. "Perjalanan gue sama Layla masih panjang Xaveir. Gue baru sehari bertemu dengan Layla. Kalau soal suka, itu wajar. Karena Layla orang pertama yang membantu gue di terowongan bawah tanah itu. Dia juga langsung cerita ini itu, jadi getaran itu mungkin ada. Gue enggak kebayang, dia dulu kacaunya seperti apa. Pernikahannya yang harusnya menjadi hari bahagia dalam hidupnya. Justru hari itu malah menjadi hari kiamat. Karena calon suaminya di makan oleh kawanan Zombie. Jessica benar-benar sangat berjasa buat kita. Dia cukup pintar dengan bersembunyi di terowongan bawah tanah. Untungnya kedua pintu di terowongan tertutup bebatuan yang besar. Sehingga para zombie tidak bisa menemukan persembunyian mereka," jelas Gerland. Gerland akui, ia memang mempunyai perasaan pada Layla. Namun, ia juga tidak mau terlalu gegabah. Ia perlu mengenal Layla lebih dalam. Karena bagaimanapun juga, untuk memulai suatu hubungan lagi. Di sitausi yang seperti ini. Akan penuh dengan konsekuensi. Selain harus siap heilangan lagi, mereka juga harus bisa saling menjaga satu sama lain. Tidak terasa malam mulai datang. Mereka menemukan satu gudang kosong di kita Hellena. Sebetulnya kalau di paksakan setengah hari lagi mereka akan sampai di kota Troxbo. Namun, mereka tidak mau mengambil resiko. Karena malam hari akan lebih sulit mengontrol kawanan Zombie. Xavier, Mark dan Gerland mulai menyisir gudang gandum itu. Ternyata banyak bahan mentahan seperti gandum, terigu, aci dan bahan mentahan lainya di tempat ini. Pasti ini adalah gudang bahan-bahan roti yang akan di olah. Mungkin sebagian sudah kadaluwarsa. Setidaknya untuk malam ini, mereka bertiga aman untuk bermalam. Mungkin besok siang mereka baru sampai di kota Troxbo. Mereka mencari posisi masing-masing untuk siap tidur. ********** Tepat pukul sepuluh pagi. Mereka sudah sampai di atas lubang yang menghubungkan jalan di atas, ke terowongan bawah tanah. Xavier heran melihat lubang itu di biarkan terbuka begitu saja. Perasaannya langsung tidak enak. Pasti terjadi sesuatu di terowongan bawah tanah. Xavier mulai menuruni anak tangga menuju terowongan bawah tanah. Belum sampai di dasar terowongan bawah tanah. Xavier mendengar erangan yang cukup banyak. Ia mengarahkan senternya kebawah. Ternyata banyak kawanan Zombie berada di terowongan bawah tanah. "Ayo keluar lagi! Di sini sudah tidak aman. Di bawah banyak kawanan Zombie!" Teriak Xavier. Agar Mark dan Gerland kembali ke atas. "Sial tempat ini pasti di serang!" Tukas Xavier kesal. Andai saja Xavier tahu tempat ini di serang. Mungkin ia tidak mau bermalam di kita Hellena atau kota Floxan. "Sepertinya mereka menghilang!" Ujar Gerland. "Ya, sebagian dari mereka pasti sudah menjadi zombie di terowongan bawah tanah. Kemana perginya mereka? Pasti telah terjadi serangan yang cukup besar," terka Mark. "Pas gue lihat penutup terowongan terbuka begitu saja. Gue langsung curiga. Soalnya Jessica tidak penah membiarkan penutup terowongan ini teebuka begitu saja. Kita harus mencari mereka. Gue yakin mereka masih bersembunyi di suatu tempat," usul Xavier. "Baiklah kita cari mereka. Di bawah sana. Kawanan Zombienya banyak sekali tidak?" tanya Gerland. "Mungkin ada satu sampai dua lusin. Gue juga harus ke bawah sana. Ada senjata yang perlu gue bawa. Mereka pasti meninggalkan semuanya di sini. Saat panik mereka enggak mungkin ingat bawa senjata dan persediaan makanan di sini kan. Kita cari mereka saja dulu. Baru nanti kita pikrikan, bagaimana caranya kita bisa mengambil barang-barang yang tersimpan di terowongan bawah tanah," saran Xaveir. Mereka bertiga kembali kedalam bus. Mereka harus segera menemukan Jessica dan yang lainnya. Berharap mereka masih hidup di suatu tempat. Yang membuat mereka tetap aman dari para zombie. Sebelum meninggalkan terowongan bawah tanah. Xavier bilang pada Jessica. Bahwa tempat mereka tidak akan selamanya aman. Cepat atau lambat kawanan Zombie pasti akan menemukan tempat persembunyian mereka. Xavier tidak menyangka sama sekali kalau hal itu malah terjadi. Mereka pasti sangat ketakutan. Mereka memang kebanyakan perempuan. Meskipun mereka sudah belajar menembak dan menggunakan benda tajam, untuk menikam Zombie. Namun, tetap saja. Perlu latihan yang cukup untuk menghadapi para zombie. Mereka tidak akan berani saat serangan kawanan Zombie, menyerang dadakan. Sudah pasti satu-satunya jalan. Mereka naik ke atas, kemudian meninggalkan tempat persembunyian ini. Tanpa memikirkan membawa apapun. Yang terpenting adalah mereka selamat dari kawanan Zombie yang berusaha membunuh mereka. Mereka mencari di sekitar terowongan bawah tanah. Berharap Jessica dan yang lainnya belum terlalu jauh dari sana. Harusnya hari ini mereka bersuka cita karena akan pergi ke tempat yang lebih aman dari terowongan bawah tanah. Namun, ternyata semua tidak sesuai dengan rencana mereka. Mereka malah menghilang entah kemana. Mereka pasti terkatung-katung di jalanan. Mencoba bertahan hidup dan terus menghindar dari kawanan Zombie. "Coba cari ke laboratorium. Siapa tahu mereka pegi ke sana sama profesor Felix," saran Mark. Bisa jadi mereka ada di sana sih. Secara dulu juga Xavier bertemu Jessica di laboratorium. Profesor Felix juga punya kunci gudang penyimpanan itu. Mereka mungkin bersembunyi di sana. Karena para zombie tidak akan bisa membuka pintu otomatis itu. Hanya pegawai Laboratorium saja yang bisa masuk ke gudang itu dengan menggunakan kartu identitas. Pemikiran yang tepat jika mereka bersembunyi di sana. "Kalau menurut gue sih ya, enggak mungkin ada kawanan Zombie menyelinap. Gue rasa ada salah satu di antara mereka yang keluar tanpa izin. Terus tergigit, tapi enggak bilang sampai mereka jadi zombie dan saling mengigit. Kalau dugaan gue sih kayak gitu. Soalnya enggak mungkin kan Zombie bisa membuka penutup menuju terowongan bawah tanah," komentar Gerland, tentang apa yang terjadi hari ini. Otak Zombie sudah mati. Yang mereka incar hanya manuisa dan hewan. Mereka hanya bisa memakan, mengigit dan mencabik saja. Untuk membuka penutup lubang menuju terowongan bawah tanah. Sepertinya Zombie terlalu pintar untuk melakukan hal itu. Xavier juga setuju dengan komentar Gerland. Karena Xavier tahu, Jessica kadang sesekali mengajak Layla atau yang lainnya secara bergantian mencari sampel kulit Zombie. Sebagai latihan yang lainnya. Agar berani menghadapi Zombie dan melawan rasa takut ketika berhadapan dengan Zombie. Bagus memang tujuan Jessica, mengeluarkan mereka dari zona nyamanya. Mereka tidak boleh terlalu ketergantungan pada Jessica atau para lelaki lainnya yang berada di terowongan bawah tanah. Secara otomatis mereka juga terangsang ingin berkontribusi untuk kelompok. Mereka yang tergigit, bisa jadi tidak izin dulu pada Jessica saat akan keluar. Xavier tahu betul, Jessica orangnya sangat teliti. Dia selalu menjaga orang-orang yang ikut saat pencarian. "Gue tadi lihat Zombienya Nita. Apa mungkin profesor Felix tidak ikut di gigit juga? Secara Nita dan Nia kan ikut membantu dalam penelitian di bawah tanah," ucap Mark menduga-duga. "Kita harus tetap berpikir positif. Gue yakin profesor Felix tetap bertahan. Jangan sampai beliau jadi zombie. Kita akan kesulitan dalam menciptakan formulasi untuk chemicalnya," timpal Xavier. "Elo kan bisa buat chemical. Kalau seandainya profesor Felix sudah menjadi zombie. Kita bisa mengandalkan elo. Bukannya profesor Felix sangat percaya sama elo. Pasti semua chemical yang pernah profesor Felix bikin. Elo udah tahu semuanya," sindir Mark. "Hentikan Mark! Itu tidak seperti yang elo pikirkan. Profesor Felix baru dua hari mengajarkan gue cara membuat chemical. Setelah itu wabah ini terjadi. Belum banyak chemical yang gue bikin. Stop iri sama gue. Cepat atau lambat elo juga akan tahu isi formulasi chemicalnya. Karena profesor Felix tidak mungkin menyimpannya sendiri lagi. Di bumi ini pasti hanya sedikit ilmuan yang tersisa. Hanya profesor Felix sama elo. Gue kan belum resmi menjadi seorang ilmuan," tegas Xavier. Xavier masih tidak habis pikir. Bisa-bisanya Mark masih iri karena Profesor Felix lebih dulu memberitahu Xavier dari pada dirinya. Sebetulnya Xavier tahu sih, kenapa profesor Felix lebih memberitahukan Xavier dulu, dari pada Mark. Karena Mark itu ceroboh, ia bisa mengacaukan semuanya kalau ia sedang gugup. Dan itu pasti akan menghambat pekerjaan yang memang sedang di kejar waktu. Sementara Xavier, ia lebih cepat tangkap, lebih mudah mengerti juga teliti. Hasil kerja yang di buat oleh Xavier selalu lebih rapih dari Mark. Jadi Xavier tidak heran profesor Felix lebih memilih dirinya di bandingkan kakaknya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD