Zombie 43 - Meet You

1033 Words
Zombie 43 - Meet You Mereka tiba di kota Floxan, kotanya memang sudah hancur seperti kota Troxbo dan Hellena. Memang wabah ini sangat merusak segalanya. Sepertinya kota lainnya juga hancur seperti ini. Mereka sekarang sudah di depan rumah sakit Amehra. Benteng yang mereka buat sudah berdiri tinggi. Dalam waktu seminggu ternyata mereka cepat juga mendirikan benteng. Kalau sudah seperti ini, semua akan terasa aman. Selain tempat dengan pengaman benteng. Rumah sakit Amehra juga di lindungi oleh para tentara dan sniper. Semoga saja tempat ini tetap bertahan, hingga wabah ini berakhir. Hanya tempat ini satu-satunya harapan bagi mereka untuk bisa bertahan hidup. Salah satu penjaga gerbang menanyakan kedatang mereka. Xavier yang lansung turun. Untuk berbicara dengan mereka. "Kami datang dari kota Troxbo. Minggu lalu aku sudah berbicara pada Mrs. Sam, akan membawa teman-teman aku ke sini. Bilang saja, ada Xavier anaknya profesor Jimmy Thomson," ucap Xavier. Kali ini Xavier menggunakan nama ayahnya. Karena memang Jimmy Thomson adalah sahabatnya Mrs. Sam saat kuliah. "Baiklah akan saya laporkan dulu pada atasan saya, tunggu sebentar," ujar sang penjaga gerbang. Satu orang penjaga ke dalam untuk laporan kepada Mrs. Sam. Ternyata mereka memperketat penjagaan. Bagus sih sebetulnya, selain harus waspada dari pada kawanan Zombie, mereka juga harus waspada pada orang-orang baru. Karena tidak semua orang punya niat baik. Karena bisa saja orang baru itu malah ingin jadi penguasa tempat yang mereka tempati. Karena dalam situasi seperti ini, surat hak milik dan hukum sudah tidak berlaku lagi. Meskipun memang rumah sakit Amehra ini sepenuhnya milik Mrs. Sam. Tidak kejahatan malah akan semakin merajalela. Dikarenakan sudah tidak ada petugas dan hukum yang harus menjadi panutan mereka. Bahkan mungkin orang-orang yang berada di penjara saja sudah pada kabur. Atau mereka berubah menjadi zombie. Jadi Xavier wajar saja, jika Mrs. Sam memperketat pengawalan di benteng depan mereka. Tidak lama penjaga itu datang lagi. "Ya, Xavier silahkan masuk. Anda di tunggu di ruangan Mrs. Sam," ucap penjaga itu yang baru saja laporan pada Mrs. Sam. Xavier bjsa sedikit bernapas lega. Ternyata Mrs. Sam benar-benar menepati janjinya. Mau menerima dia dan teman-temannya. "Oke baik," sahut Xavier singkat. Mereka kemudian masuk bersama bus yang di pijamkan dari Mrs. Sam. Terlihat sekali dari mata mereka. Ada pancaran kebahagiaan melihat tempat ini. Mereka akan tinggal di tempat yang lebih layak dari terowongan bawah tanah. Rumah sakit Amehra terlihat lebih rapih dan memiliki pembangkit tenaga listrik sendiri. Tempat yang terang lebih baik dari pada yang gelap bukan. Siapa tahu di rumah sakit Amehra ini mereka bisa bertahan cukup lama. "Selamat datang kembali di rumah sakit Amehra," sambut perawat Devi pada Xavier dan yang lainnya. "Tunggu di sini sebentar ya, biar Xavier saja yang ikut saya ke ruangan Mrs. Sam," lanjut perawat Devi. Dia hanya membawa Xavier saja ke ruangan Mrs. Sam. Karena memang hanya Xavier yang diminta ke ruangan Mrs. Sam. Teman-temannya Xavier menunggu di ruangan yang sudah di sediakan oleh perawat Devi. Sementara Xavier mengikuti langkah perawat Devi. Akhirnya mereka bisa bertemu lagi. Mereka pasti bertanya-tanya kenapa baru tiba sekarang? Xavier harus siap menceritakan apa yang terjadi. Alasan mengapa mereka terlambat kembali ke rumah sakit Amehra. Xavier masuk ke dalam ruangan Mrs. Sam, ia sedang duduk di kursi kerjanya. "Masuk lah Xavier, sepertinya kamu terlambat datang kesininya. Apa ada kendala?" Tanya Mrs. Sam. "Ya, kami kehilangan tempat berlindung kami. Kawanan zombie mengigit salah satu di antara kami. Karena tidak bilang. Dia berubah menjadi zombie. Kemudian mengigit sebagian dari kami. Sehingga membuat mereka terpaksa harus meninggalkan tempat persembunyian. Tentunya untuk melindungi diri. Lalu kami mencari mereka selama seminggu ini. Makanya kami baru tiba di sini," cerita Xavier pada Mrs. Sam. "Oh begitu, ya sudah. Untungnya saya sudah siapkan tempat tinggal kalian selama di sini. Semoga betah, saya harap kalian berhasil untuk melakukan penelitian. Kami semua sangat berharap kalian segera menemukan vaksin dari wabah virus zombie ini. Agar kita bisa kembali membangun kota-kota yang sudah rusak oleh para zombie," ucap Mrs. Sam penuh harap. Seperti yang lainnya. Mata itu bersinar, menyimpan harapan pada Xavier dan tim penelitian profesor Felix. "Siap Mrs. Sam, kami akan berusaha semaksimal mungkin. Teman-temannya kami juga bersedia keluar untuk mencari persediaan makanan. Atau apapun yang rumah sakit ini perlukan. Jadi Mrs. Sam jika perlu apa-apa bilang saja. Kami siap membantu," sahut Xavier. Namanya juga manusia, harus simbiosis mutualisme. Harus sama-sama saling menguntungkan. "Kamu tenang saja Xavier. Persediaan kami masih cukup. Nanti aku akan atur siapa saja yang harus keluar mencari persediaan dan amunisi. Biar nanti perawat Devi yang menjelaskan setiap ruangan disini. Jika kamu membutuhkan sesuatu. Tinggalah bilang. Anggap saja seperti di rumah sendiri," ucap Mrs. Sam. Dia benar-benar sangat ramah. Xavier cukup senang. Ternyata masih ada orang yang baik yang mau menolong mereka. Xavier masih tidak menyangka kalau Mrs. Sam benar-benar sahabat ayah dan ibu Xavier. Dunia terasa begitu sempit. Mereka saling berkaitan satu sama lain. Tuhan memang menakdirkan, takdir yang sangat unik. Mereka dipertemukan justru dalam kondisi seperti ini. "Xavier..." Panggil Mrs. Sam dengan ragu. "Ya, Mrs. Sam. Ada apa? Apa ada peraturan lagi yang harus kami patuhi?" Tanya Xavier. "Tidak Xavier. Di sini bebas saja. Hanya memang setiap orang yang baru saja pergi dari luar rumah sakit. Kami harus memeriksanya secara menyeluruh. Siapa tahu mereka memiliki gigitan di tubuh mereka tanpa bilang," sahut Mrs. Sam. Ini lah yang seharusnya kelompok Jessica lakukan. Mengecek menyeluruh semua orang yang baru pergi dari terowongan bawah tanah. Pastikan mereka semua tidak tergigit atau tergores oleh zombie. Virus zombie itu menyebar dengan cepat saat virus itu masuk kedalam tubuh kita. Respon tubuh manusia berbeda-beda. Ada yang dalam waktu lima menit, tubuh mereka akan menghijau. Dan manusia itu aka kehilangan kesadarannya. Otaknya seakan mati. Yang ada dalam diri mereka nanya rasa lapar yang tidka pernah berhenti. Mereka sesama zombie tidak akan saling menyerang. Zombie hanya menyerang Manusia dan hewan. "Aku hanya ingin bertanya, apa profesor Felix ikut juga bersama kalian?" Ceplos Mrs. Sam. Pertanyaan itu sudah ditahan sejak tadi. Akhirnya terlontarkan juga. "Ada Mrs. Sam. Apa aku harus memanggilnya?" "Tidak! Tidak! Tidak perlu. Aku hanya bertanya saja." Mrs. Sam memalingkan mukanya. Mrs. Sam langsung membelakangi Xavier. Jangan sampai wajahnya yang tersipu malu terlihat oleh Xavier. Mrs. Sam sebetulnya dulu masih menyimpan perasaan pada profesor Felix. Namun, tidak terbalaskan. Karena memang Mrs. Sam tidak mau menganggu pendidikan profesor Felix.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD