Zombie 3 - Zombie Virus

1094 Words
Zombie Virus Chemical yang pertama telah jadi di buat oleh Xavier. Ternyata tidak begitu sulit seperti dugaannya. Profesor Felix sangat baik mau berbagi ilmu yang selama ini ia simpan rapat. Tentunya hanya profesor Felix dan Jimmy yang tahu tentang formulasi chemical ini. Suatu kebanggaan karena ia bisa menciptakan chemical pertamanya. Profesor Felix tidak salah dalam memilih Xavier untuk membantunya dalam meracik chemical. Ternyata Xavier belajar begitu cepat dari luar dugaan. Hanya butuh waktu tiga hari untuk mengajarkan Xavier sampai bisa menciptakan chemical sendiri. "Kerja bagus, sekarang kita berdua akan berjuang melawan virus. Kasus kejang-kejang yang di kabarkan belum lama ini. Kita harus cepat mencari formulasinya. Karena saat ini pasien menjadi koma, aktivitas otaknya juga perlahan menurun. Saya takut virus itu malah membuat pasien itu tewas. Jadi kita harus cepat menemukan penawarnya. Kasian pasien itu terlalu menderita," terang profesor Felix. "Benar, profesor. Saya aneh dari mana datangnya penyakit itu. Kok bisa korban mengalami kejang seperti itu." Xavier berpikir keras. "Dari enam orang korban yang sedang mengalami koma. Di temukan DNA bulu beruang di dalam darahnya. Bukan kah aneh bulu beruang berada di dalam darah? Mungkin pemacu penyakit itu dari beruang yang terinfeksi." Dugaan Profesor Felix. Dia juga belum bisa memastikan virus macam apa ini. Namun, sejauh ini sepertinya penyakit langka yang baru itu tidak menular. Karena hanya enam orang itu saja yang mengalami koma. "Bulu beruang? Wah semakin rumit saja. Semoga saja kita cepat mendapatkan vaksinya," ucap Xavier penuh harap. Setelah berbincang-bincang dengan profesor Felix. Xavier kembali ke laboratoriumnya. Saat perjalanan menuju kesana, ia melihat Mark sedang melakukan pencampuran ekstrak dengan chemicalnya. Mark begitu serius, sampai tidak sadar Xavier sedang memperhatikannya. Buru-buru Xavier membuang mukanya, sebelum ia bertatapan dengan Mark. Xavier masih sebal pada Mark. Di dalam laboratorium, Xavier tersenyum sendiri. Akhirnya ia bisa membuat chemical pertamanya. Sebentar lagi Xavier akan menjadi orang hebat seperti Jimmy. Orang yang membuat Xavier ingin menjadi ilmuan. Ayahnya selalu menjadi figur yang selalu ingin ia ikuti. Jimmy bekerja hampir dua puluh empat jam, tidak di laboratorium tidak di rumah. Jimmy selalu bekerja, memikirkan formulasi apa yang harus ia ciptakan. Ternyata menciptakan formulasi lah yang sulitnya. Menciptakan chemical mudah bagi Xavier. Nah, saat pencampuran chemical dan ekstrak yang sulitnya. Karena salah formulasi, akan memicu ledakan yang tidak tertahankan. Bahkan mungkin akan menciptakan virus di luar dugaan. Malam telah menampakan wajahnya, hari ini cukup melelahkan. Selain tugas kampus yang numpuk, pekerjaan baru meracik chemical juga sangat menguras tenaga. Xavier membereskan laboratoriumnya sebelum pulang ke rumah. Jangan sampai terjadi apa-apa di laboratorium selama ia berada di rumah. Setelah di rasa sudah beres. Xavier pergi meninggalkan laboratorium, entah kenapa perasaannya tidak enak malam ini. Atau mungkin perasaannya saja. Ia langsung pergi dari laboratorium. Diam-diam Erik menyelinap ke laboratorium Xavier. Terbesit pikiran jahat di otak Erik. Ia akan membuat kekacauan di laboratorium Xavier. Pokoknya Xavier kali ini harus di pecat dari asisten profesor Felix. Erik harus membuat ledakan di laboratorium Xavier. Meskipun profesor Felix nantinya akan membela Xavier. Namun, ledakan ini pastinya tidak akan di toleransi oleh direktur utama penelitian ini. Erik melihat labu erlemeyer yang bertuliskan 'Frist Chemical'. Erik membuka mulutnya saking terkejutnya. Jadi Xavier sudah sampai sejauh ini? Profesor Felix sampai mengajarkan Xavier membuat chemical. Darah Erik semakin mendidih. Erik campurkan chemical pertamanya Xavier. Ke tabung yang mengubah cairan menjadi gas, lalu ia campurkan beberapa chemical dan ekstrak lainnya. Erik mengatur temperatur mesin itu dengan suhu yang sangat tinggi. Agar terjadi ledakan yang sangat besar di laboratorium. Setelah selesai mengatur temperaturnya, Erik lansung lari keluar. Namun.... "DUAAAAAARRRRRRR!" suara ledakan itu sangat nyaring sekali. Ledakan itu terjadi dalam beberapa detik saja. Erik pun belum sempat keluar dari laboratorium itu. Senjata makan tuan, akibat ketamakannya. Erik jadi kena batunya sendiri. Gas hijau mulai mengepul di sekitar laboratorium yang mulai di lahap oleh si jago merah. Entah formulasi apa yang di ciptakan oleh Erik. Karena ia asal mencapurkan semua bahan yang ada di laboratorium Xavier. Mungkin ini akan menjadi bencana bagi kota Troxbo. ************** Pagi hari ini cukup mendung. Sepertinya akan turun hujan. Pintu rumah Xavier di ketuk dengan terburu-buru. Xavier tahu betul suara itu, Mark datang dengan menggedor-gedor pintu rumahnya. "Ada apa?" Bentak Xavier sambil membukakan pintu rumahnya yang di ketuk dengan paksa. Mark masuk kemudian menutup pintu rumah Xavier kembali. "Elo enggak lihat berita?" Tanya Mark. "Ada apa? Gue baru siap-siap ke laboratorium." Xavier malah balik nanya. "Semalam laboratorium meladak. Gue juga enggak ngerti kenapa. Dan elo tahu, di luar lebih seram lagi. Orang-orang jadi aneh. Kulit mereka berubah jadi hijau, gue merasa di dunia yang berbeda. Gue lihat mereka saling serang dan saling gigit. Gue rasa ada virus yang memicu mereka jadi seperti itu," cerita Mark dengan tubuh yang masih gemetaran. "Serius lo? Masa sih? Gue enggak percaya." Saat Xavier mau membuka pintu rumahnya. Untuk melihat keadaan sekitar rumahnya. Mark menahanya dengan tangannya. "Jangan! Di luar berbahaya. Lebih baik kita telepon profesor Felix dulu, siapa tahu dia tahu virus apa yang sedang mewabah sekarang ini," saran Mark. Xavier menurut saja dengan permintaan kakaknya. Padahal selama ini ia tidak pernah akur dengan Mark. Xavier terus mencoba menelepon profesor Felix. Namun, tidak di jawab juga. Ia terus mencoba menghubungi lagi tanpa menyerah. Tidak lama telepon di angkat. "Halo profesor, apa benar laboratorium semalam meledak?" Tanya Xavier langsung pada intinya. "Be.. benar.. Kamu jangan keluar rumah. Di luar rumah berbahaya. Beritahu Mark juga. Jangan biarkan orang asing masuk ke dalam rumah kalian," ujar profesor Felix terbata-bata. Dari nada bicaranya seperti orang yang sudah berlari-lari. Xavier jadi tambah curiga, sebetulnya apa yang terjadi. Kenapa Xavier malah tidak tahu sama sekali? "Ada apa sebenarnya profesor? Mark ada di rumah saya. Dia bilang orang-orang menjadi aneh, kuitnya berubah menjadi hijau dan saling menggigit satu sama lain. Apa ini virus baru?" Rempet Xavier melontarkan beberapa pertanyaan yang membuatnya bingung. Virus kejang yang kemarin saja belum selesai mendapatkan vaksinnya. Sekarang malah timbul virus baru. Sepertinya mereka harus lebih kerja keras lagi untuk mencari vaksin virus-virus itu. "Zo... Zombie Virus!" Ucap profesor Felix. Xavier terpaku saat mendengarkan nama virus itu. Zombie Virus? Tidak mungkin terjadi di dunia nyata bukan? Bukankan itu hanya ada di film saja? Tapi tidak mungkin profesor Felix berbohong soal virus. "Profesor serius?" "Pokoknya kalian harus bertahan hidup. Jaga diri kalian, jangan sampai kalian terkena zombie virus itu. Kita harus bertemu, untuk menciptakan vaksin zombie virus ini." Telepon dari profesor Felix terputus. Xavier masih belum percaya dengan apa yang ia dengar. Xavier melirik Mark yang sudah sangat pucat. Ia pasti mendengar tentang zombie virus itu. Lalu bagaimana mereka bisa bertahan dari para zombie yang ganas itu? Akankah mereka bertahan dari kiamat wabah virus zombie, yang begitu cepat menyebar?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD