Zombie 28 - Search 2

1612 Words
Zombie 28 - Search 2 Pagi ini Jessica akan mencari persediaan makanan lagi untuk anggotanya. Sebetulnya masih cukup sampai dua atau tiga mingguan lagi. Namun, rasanya belum cukup saja bagi Jessica. Selain itu Jessica juga masih harus mengambil sampel kulit Zombie yang profesor Felix butuhkan. Ada beberapa orang yang menawarkan diri untuk menemani Jessica. Namun, entah kenapa Jessica masih belum begitu yakin yang lainnya bisa keluar. Berhubung di luar sana memang kondisinya sangat berbahaya. Layla memaksa Jessica agar tetap ikut dalam pencarian. Dia berjanji tidak akan merepotkan Jessica. Dia juga sudah belajar menembak dan cara menikam kepala Zombie. Layla ingin terjun langsung ke luar. Ia juga ingin ikut berkonsentrasi seperti Gerland. Meskipun Layla seorang perempuan. Namun, ia juga harus bisa di andalkan seperti Jessica. "Baiklah, selama perjalanan elo harus tetap di samping gue. Di usahakan jangan menembak kalau tidak terpaksa. Tikam kepala Zombie dengan senjata tajam apapun. Yang jelas jangan sampai menimbulkan bunyi yang menarik perhatian para zombie. Elo harus hati-hati dan waspada. Karena ini bukan main-main. Disini taruhannya nyawa elo sendiri. Paham?" Jelas Jessica panjang lebar. "Ya, Jess. Gue paham, gue akan ikutin semua instruksi dari elo," sahut Layla mantap. Akhirnya ia bisa keluar terowongan bawah tanah juga. Sudah hampir dua bulan Layla tidak melihat suasana di luar sana. Layla dan Jessica bersiap-siap untuk keluar. Jessica membawa dua pisau dan satu pistol. Jessica menyimpannya di dalam sabuk. Layla juga mengikuti apa yang di lakukan Jessica. Layla meminta pistol dulu pada Oliv. Karena memang ia tidak menyimpan senjata api itu. Setelah mereka siap. Jessica dan Layla pergi untuk mencari makanan atau sampel kulit Zombie. "Elo pernah bunuh Zombie?" Tanya Jessica. "Belum, elo tahu kan ini pertama kalinya gue keluar," sahutnya. "Oke. Anggap saja sekarang elo latihan yang sesungguhnya. Akan gue ajarkan elo satu kali. Nanti elo ikutin sesuai yang gue kerjakan," perintah Jessica. Dalam perjalanan mencari persediaan makanan. Jessica menemukan satu Zombie di depan. Ini saatnya untuk mengajarkan pada Layla, bagaimana cara membunuh Zombie. "Ada satu Zombie. Elo harus perhatikan baik-baik, gimana cara gue membunuh Zombie itu," ucap Jessica. Jessica turun dari mobil kemudian ia mencoba mendekati zombie itu. Dari dalam mobil Layla melihat aksi yang akan di lakukan oleh Jessica. Zombie itu mulai menggeram dan akan menerkam Jessica. Namun, dengan cepat Jessica langsung menikam kepala Zombie itu. Seketika Layla merasa mual karena melihat darah yang mengalir dari kepala Zombie. "Layla! Sini!" Panggil Jessica. Layla turun menghampiri Jessica dengan menahan rasa mualnya. "Kita harus mengambil sampel kulit Zombie. Begini caranya," Jessica menujukan bagian kulit mana yang harus di ambil. Namun, belum selesai Jessica mengambil sampel kulit itu. Layla sudah muntah-muntah. Wajar saja sih ini pertama kali bagi Layla. Siapa yang tidak mual dan muntah mengambil sampel kulit sang monster pengigit. Yang memakan apa saja, bahkan mulutnya sekarang bau bangkai. "Maaf, gue tidak kuat menahan baunya," sesal Layla. "Tidak apa-apa. Ini pertama kalinya elo melihat orang membunuh zombie kan? Lambat laun elo akan terbiasa kok," Jessica memakluminya. Sudah berkeinginan untuk keluar dan berkonstribusi untuk kelompok saja. Sudah sangat kemajuan untuk Layla. Tiba-tiba di depan mereka ada satu zombie lagi. "Layla, sekarang giliran elo. Lakukan seperti yang gue lakukan tadi," perintah Layla. Sebetulnya perutnya belum begitu stabil. Bisa saja ia muntah lagi. Namun, ia harus kuat. Agar ia cepat bisa mengatasi rasa takutnya terhadap zombie. Takut-takut Layla menghampiri zombie itu. Layla menahan zombie itu. Sepertinya Layla kesulitan. "Tikam kepala zombienya, Layla!" Perintah Jessica. Layla mencoba mengendalikan si zombie yang mulai dekat sekali dengannya. Kemudian... Jelb.. Layla berhasil menikam kepala Zombie. Darahnya muncrat keluar. Sehingga membuat Layla kembali memuntahkan isi perutnya. "Kerja bagus Layla! Sekarang lakukan hal yang kedua yang harus elo lakukan." Jessica terus menguji kemampuan Layla. Dengan ragu Layla mulai mengambil kulit Zombie untuk di jadikan sampel. Rasanya mulai mual lagi, tapi Layla tidak akan muntah lagi. Karena sudah semua isi perutnya ia keluarkan. "I.. ini..." Layla meyerahkan kulit Zombie pada Jessica. Jessica hanya tersenyum melihat keberanian Layla. Setidaknya Layla ada kemajuan, dari seorang calon pengantin yang gagal. Menjadi pemberani yang bisa membunuh Zombie. "Sulit juga ternyata tugas di luar sini. Jadi selama di luar kalian melakukan hal ini?" Tanya Layla. "Ya, betul sekali. Ini belum seberapa Layla. Kami pernah di serbu oleh kawanan Zombie. Itu lebih tegang lagi. Kita harus lebih fokus, hati-hati dan waspada. Meleset sedikit saja. Kita akan di gigit atau tegores oleh Zombie. Hal itu akan membuat kita menjadi zombie," jelas Jessica. "Langsung jadi zombie?" "Tergantung. Kata profesor Felix. Perubahannya beda-beda. Paling cepat lima menit mereka sudah bisa jadi zombie. Paling lama ada yang dua puluh empat jam langsung jadi zombie. Katanya virus ini menyerang otak. Dengan cara mematikan otak orang yang terkena virus ini. Kemudian saat otak sudah mati, virus itu akan kembali menghidupkan batang otaknya. Hanya Indra penghilangan dan anggota gerak tubuh saja yang berfungsi. Satu lagi Indra pendengaran juga berfungsi. Zombie lebih sensitif pada suara. Makanya gue selalu meminta jangan pakai pistol. Karena suara pistol akan mengundang mereka. Seperti kita membunyikan lonceng makanan untuk mereka. Jadi lebih baik memakai senjata tajam untuk menikam kepalanya," jelas Jessica lagi panjang lebar. Layla mengangguk-angguk mengerti. Meskipun takut, ia tetap harus mencoba berani. Agar kesedihan dalam hatinya sedikit terobati dengan kegiatan barunya ini. Sudah cukup selama satu Minggu ia berdiam diri dan hanya menangis di dalam tenda. Selama dua bulan ini Layla hanya diam di tenda tanpa berkonstribusi apapun. Ini saatnya Layla harus membuktikan. Kalau dia juga bisa berkonstribusi pada kelompoknya. Layla bukan perempuan lemah, seperti yang terlihat. Ia kuat mekipun cobaan dalam hidupnya silih berganti. "Kalau ada zombie lagi, elo yang bunuh ya. Kita perlu sepuluh sampel kulit zombie yang berbeda hari ini," perintah Jessica lagi. "Se.. sepuluh?" "Tinggal delapan kok. Elo tenang aja, gue pasti bantu. Hari ini gue mau latih elo sampai bisa. Agar nantinya elo terbiasa dalam situasi seperti ini. Gue yakin elo pasti bisa," Jessica memberikan semangat. Layla tersenyum. "Makasih ya, Jess. Kalau gue enggak di latih sama elo. Pasti gue hanya perempuan yang bisanya menangis terus di dalam tenda. Perempuan yang enggak ada gunanya, menangisi kekasihnya yang di gigit oleh kawanan Zombie. Gue janji Jess. Gue akan banyak belajar. Gue akan berlatih terus. Gue juga pengen berkonstribusi buat kelompok ini. Akan gue buktikan gue bukan perempuan lemah," ujar Layla dengan penuh semangat. "Bagus! Ayo kita masuk lagi kedalam mobil. Di depan sana ada toko makanan. Semoga saja belum terjamah oleh siapapun. Kita akan ambil persediaan makanan dari sana, tapi ingat. Sebelum masuk lebih dalam.kuta harus menyisirnya terlebih dahulu. Untuk berjaga-jaga saja. Apa ada zombie atau tidak di dalam toko itu," instruksi dari Jessica. "Siap, bos!" Layla menghormat ala prajurit pada jenderalnya. Jessica tersenyum melihat tingkah Layla. Mereka kembali kedalam mobil. Jessica berharap di toko itu masih tersisa makanan atau minuman yang bisa mereka bawa. Mereka sampai di toko yang di tuju oleh Jessica. Namun, ternyata sudah ada orang lain yang mengambil persediaan makanan tersebut. Mereka harus mencari di tempat lain. Tentunya mereka harus pulang sebelum matahari terbenam. Layla sudah ada kemajuan, ia sudah mengumpulkan enam sampel kulit Zombie. Kali ini Layla melakukannya tanpa muntah. Layla cukup banyak belajar ternyata. Mereka melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari persediaan makanan. Beberapa kilo meter di depan ternyata ada toko pizza. Semoga di dalamnya masih ada pizza atau bahan-bahan yang masih bisa di gunakan. Mereka mulai masuk ke toko pizza itu. Jessica melangkah di depan Layla. Dari luar toko memang tampak sepi. Saat pintu di buka, ada dua zombie yang menanti di kursi pelanggan. Jessica dan Layla mengambil posisi mereka masing-masing. Satu lawan satu. Mereka langsung menikam dua zombie itu. Mereka berdua perlu menyisir toko pizza itu terlebih dahulu. Jika memang sudah aman. Barulah mereka mulai mengambil apa yang tersisa di dalamnya. Bebeapa menit berlalu, mereka berhasil menyisir toko pizza itu. "Seperti ada yang membuat pizza baru-baru ini. Pizzanya masih sangat wangi," ucap Layla. "Gue rasa memang begitu. Baiklah kita ambil beberapa saja. Sisakan sebagian untuk mereka. Kita harus cepat kembali ke terowongan bawah tanah. Jika kita terlambat sedikit saja. Kita akan kemalaman di jalan," perintah Jessica. Layla mengambil beberapa bahan-bahan yang mereka bisa ambil sebagian. Sepertinya terlalu banyak saus cabai dan saus tomat. "Kita perlu ambil dua pizza ini? Mereka sepertinya membuat banyak pizza," ujar Layla. "Ambil saja. Jangan lupa sisakan untuk mereka. Teman-teman kita di terowongan bawah tanah akan senang sekali kita pulang bawa pizza," balas Jessica. Tidak terbayangkan sebelumnya mereka akan melakukan hal ini. Negara yang penuh akan peraturan dan hukum. Kini tidak berlaku lagi akibat wabah yang mulai mengacaukan kehidupan manusia. Tidak ada yang mau untuk menjadi pencuri dan menggeledah toko makanan seperti ini. Namun, inilah yang harus mereka lakukan. Demi bertahan hidup mereka harus melakukan segala cara agar perut tetap kenyang. Hukum dan peraturan sudah lama tidak berlaku. Mereka akan taat aturan jika perut mereka merasa kenyang dan aman dari para monster pengigit. Kapan kah peraturan itu akan berlaku lagi? Entahlah, entah sampai kapan kiamat ini terus berlanjut. Rasanya para monster pengigit itu tidak pernah merasa kenyang. Mereka selalu memakan daging manusia tanpa henti. Jessica dan Layla kembali ke mobilnya setelah mengambil sebagian persediaan di toko makanan tersebut. Layla kembali lagi, sepetinya ada yang ia lupakan. Namun, tidak lama ia kembali lagi. "Ada yang tertinggal?" Layla mengacungkan dua kantong plastik klip berisi kulit Zombie. Sepertinya Zombie yang tadi mereka bunuh. Layla mengambil sampelnya. "Good job! Ayo kita pulang!" Ajak Jessica. "Lalu sampel kulit Zombienya bagaimana? Kurang dua lagi. Kita baru dapat delapan," ujar Layla. "Kita cari dalam perjalanan. Ayo! Sebelum matahari benar-benar terbenam!" Ajak Jessica lagi. Dua orang yang tangguh ini sangat menikmati perjalanan hari ini. Mereka berhasil mengumpulkan persediaan makanan dan sampel kulit Zombie untuk penelitian tim profesor Felix. Mereka harus saling mendukung dan saling menguatkan. Karena hanya dengan itu yang mampu membuat mereka tetap bertahan dalam dunia baru yang cukup keras ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD