Dara membaca surat itu dengan seksama, walau belum sepenuhnya mengerti, karena kertas tersebut sudah ditarik secara kasar oleh Derio. Dara sempat berpikir sejenak, kepalanya ia goyangkan kesana-kemari, sembari berusaha mencerna apa maksud dari kertas tersebut. Tetapi, ketika dirinya mengingat adanya inisial 'AN' di akhir surat. Dara langsung mengingat beberapa surat yang selalu memenuhi lokernya. Memang, selama beberapa hari ini, selalu saja ada amplop putih yang berada di dalam lokernya dan disetiap akhir surat, selalu ada inisial 'AN'.
"Oh, ini! Tau, aku! Udah biasa dia ngirim surat beginian dalam loker. Biarin aja, paling orang-orang usil." Dara bersuara dengan santai. Seolah kejadian yang baru saja menimpanya, bukan apa-apa.
"Usil? Ya kali usil, Dar! Mereka terlalu niat untuk usil, s
