"Tinggalin gue!" titah Dara kepada Bryan. Bryan yang berada di belakangnya hanya bisa menghela nafas kasar, untuk pertama kalinya Dara berbicara 'gue' untuknya, itu tandanya Dara sangat marah padanya. "Kamu marah sama kakak?" Bryan memang sudah mengira kalau Dara akan marah dengannya. Ini pasti ada sangkut pautnya dengan kejadian di kantin tadi. "Can you leave me now?" tanya Dara lebih lembut dari sebelumnya. Tangisannya masih terdengar, walau kecil. Bukan lebay, tetapi bayangan saat Vano menamparnya masih ada di otaknya. Bukankah itu hal paling menyakitkan? Tak pernah Dara fikirkan, kalau Vano akan setega itu, sampai menamparnya. Omelan dan cueknya Vano selama ini sudah cukup bagi Dara, sangat cukup. Lalu, sekarang ditambah lagi dengan hal yang benar-benar membuat rasa kesal dan sedih b

