Sagara sudah mengatakannya kepada Ruby. Pria itu sudah membulatkan tekadnya untuk menikah dengan perempuan pilihan orang tuanya itu. “Semuanya demi bisnis,” gumam Sagara menatap pantulan wajahnya di cermin yang ada di hadapannya. Lalu, ia menganggukkan kepala, seakan kembali meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini adalah keputusan yang tepat. “Demi bisnis,” gumamnya lagi. Sagara menarik napas dalam lalu menyambar jas kasual yang ada di atas kasur. Sambil mengenakan jas itu ia berjalan keluar dari kamarnya. Siang ini Sagara berencana untuk mengajak Ruby berkencan. Karena memang itu yang perempuan itu mau. Ruby ingin lebih mengenal Sagara sebelum mereka bertunangan. Dan Sagara merasa tidak keberatan karena memang seharusnya begitu. Sagara mendapati Ruby sudah duduk manis di