Bagian 04: Kedatangan Makhluk Lampau

1212 Words
“Kita diserang! Ada monster di langit yang menyemburkan api!” Bocah laki-laki itu berhenti. Dia masih menggenggam erat belati perak dan menatap ke arah salah satu warga—Paman Jenkins—yang berdiri di tengah alun-alun sambil menunjuk ke langit. Kleigh melihat semua orang perlahan membuka pintu karena penasaran dengan ucapan Jenkins, dia sering dianggap gila gara-gara ditinggal selingkuh istri pertamanya. Namun, saat mereka hendak memarahi Jenkins dan berkata bahwa tidak ada monster yang bisa menyemburkan api, kenyataan berpihak pada Jenkins. Semua warga mendongak ke atas dengan ekspresi kagum serta penasaran, sebenarnya spesies burung mana yang mampu menyemburkan api di atas langit. Kleigh lantas mengeratkan genggaman belati tersebut dan memutuskan untuk berlari menuju ke arah paman Jenkins. Dia tiba-tiba berteriak, “Semuanya! Cepat melarikan diri! Itu adalah naga! Kita akan diserang oleh mereka!” Suara cempreng khas bocah laki-laki telat puber tersebut sampai menggema di alun-alun desa Landshire dan memusatkan semua atensi penduduk pada dirinya. Kleigh membuka mata, dia memandang nanar ke arah para warga yang masih terlihat tidak percaya dengan ucapan mereka. “Kleigh, kami maklum jika Jenkins yang membual tentang hal-hal konyol seperti naga. Tapi, kau? Lebih baik kau jauh-jauh dari Jenkins dan pedagang kolot itu sebelum kau berubah gila seperti mereka!” Paman Willow berteriak dari ambang pintu rumah, mengundang gelak tawa seluruh penduduk Landshire. Kleigh menggigit bibir bawah kesal karena tidak ada satupun dari mereka yang percaya. Merasa di atas awan, Paman Willow melanjutkan tingkah pongah sambil berkacak pinggang. Dia merupakan salah satu penduduk dengan harta paling melimpah di sini, terbukti dari Anderson Willow, putra sulungnya yang bahkan tidak bisa membaca dan berhitung, bisa masuk ke akademi Landshire dengan jalur uang. Maka dari itu, hampir tidak ada seorang pun yang berani melawan perkataan Paman Willow atau pasokan makanan mereka akan dimonopoli oleh pria licik itu. “Hei, Kleigh—” “KYAAAA! APIIII! M-MONSTER ITU MENGELUARKAN API!” Teriakan itu berasal dari rumah Nyonya Sarah, yang terletak tepat di pinggir Danau Shire. Teriakan tersebut mengundang perhatian penduduk dan mereka langsung kaget begitu melihat api membumbung dari atap rumah tersebut lalu mulai menyebar ke rumah-rumah lain. Belum selesai sampai di situ, semua orang kembali dikejutkan dengan kedatangan makhluk purbakala yang diyakini telah punah sejak lima ratus tahun lalu kini mendarat di atas rumah Nyonya Sarah dan meremukkan rumah jerami itu dengan salah satu pijakannya saja. “NAGA! ADA NAGA!” Semua orang berlarian panik melihat sosok agung tersebut. Kleigh tidak bisa bergerak dari tempat ia berdiri karena tertegun melihat makhluk di luar nalar seorang Midlings seperti dirinya. Sebuah kepala berukuran besar dengan gerigi tajam di sekelilingnya, mulut makhluk itu selalu berasap, seolah ingin menunjukan bahwa api adalah elemen murni yang berasal dari dalam tubuhnya. Sisik makhluk tersebut berkilauan tertimpa matahari dan api di sekelilingnya, bagai permata dengan nilai tiada tara. Ia tidak bisa melarang dirinya untuk tidak menatap mata sosok itu tanpa berkedip, mata bagai pecahan bintang penuh bara kebencian. Kleigh pernah mendengar tentang naga dari salah satu kisah Paman Kazzam, dia bilang jika makhluk tersebut berasal dari dataran jauh, dikelilingi laut dan dipenuhi permata sihir. Kleigh tahu jika ia terlalu naif saat berkata pada Paman Kazzam bahwa dia tidak takut pada seekor naga dan akan menendang b****g makhluk itu jika suatu saat nanti mereka datang ke desa ini. Namun, kini justru ia yang akan ditendang sampai terpental berkilo-kilo meter jika berani mendekat. WOOOSH! Naga itu meraung keras dan menyemburkan api dari dalam mulut, membakar rumah-rumah warga lain dan menimbulkan kepanikan luar biasa. Aku harus kabur sekarang. Bocah itu memaksa kedua betis kakinya untuk segera bergerak dan melarikan diri dari alun-alun sebelum tempat itu berubah menjadi lautan api. “AAAAAH!’ Kleigh mendadak limbung dan jatuh terduduk. Netra bocah tersebut melotot sampai hampir keluar dari rongga mata saat melihat salah satu warga tertimpa atap rumahnya sendiri yang dipenuhi api. Raungan dan teriakan terdengar di mana-mana, si jago merah melalap rumah-rumah warga. Kleigh merasa sesak melihat semua itu, dia kehilangan cara untuk bisa bernapas dengan normal. “Hosh … hosh ….” Kleigh menggenggam tanah pasir sambil terus berusaha bernapas. Tarik, keluarkan, tarik, keluarkan. Dia tidak boleh gila duluan. Ia harus pergi ke rumah dan mengambil barang-barang sebelum berkumpul bersama Elaine di belakang rumah gadis tersebut. Dia memukul-mukul tubuh bagian depan dengan cukup keras, itu berguna untuk memberikan keberanian bahwa bertahan hidup jauh lebih baik daripada duduk menyerah dan menerima kematianmu sendiri untuk datang menjemput. Dengan tertatih-tatih, Kleigh berdiri dan kembali berjalan menuju ke gubuk jerami miliknya yang tidak terlalu jauh dari tempat ia berdiri. Gubuk tempat ia tinggal itu terletak di ujung jalan, di sebelah rumah bibi Gulliba—sosok wanita yang menemukan Kleigh saat bayi di depan gerbang desa Landshire dan merawatnya hingga sekarang. “Kleigh, cepat bereskan barang-barangmu dan pergi lewat jalan belakang!” Bibi Gulliba masih sempat meneriaki Kleigh meski ia juga kerepotan dengan tiga anak perempuan kembar dan suaminya, Paman Gulliba, yang sedang sakit dan kesusahan berjalan akibat diserang oleh beruang hutan beberapa minggu lalu. “Terima kasih, Bi!” balas Kleigh, dia juga masuk ke dalam gubuk dengan papan nama Kleigh dalam bahasa Solenese, kleigh. Bocah laki-laki itu membuka pintu dan segera mengambil tas kulit untuk memasukkan beberapa buku serta pakaian. Kleigh juga mengambil tabungan Drachma di dalam kendi di dekat tungku pembakaran, itu adalah uang yang dia kumpulkan dengan cara bekerja mencari kayu bakar hingga membantu Paman Kazzam saat dia ada di sini. Setelah semua barang masuk, Kleigh buru-buru keluar dari gubuk untuk pergi menuju ke rumah Elaine. Dia akan melalui jalur belakang untuk menjauh dari rumah-rumah terbakar. Bagaimanapun caranya, ia harus tetap hidup. Kleigh membuka pintu gubuk menggunakan tangan kanan dan tangan kirinya memegang erat belati pemberian Kazzam. Belati tersebut sangat pas di dalam genggaman tangan Kleigh, seolah-olah dibuat untuk dirinya. “AAAAARGH!” Mata Kleigh langsung melotot lebar begitu dia membuka pintu gubuk. “Bibi Gulliba!” teriak bocah empat belas tahun itu ketika melihat sosok bibi baik hati tersebut kini berhadapan dengan salah satu naga yang mendarat di depan rumahnya. Naga tersebut sedikit berbeda dari yang ada di alun-alun, ukuran naga itu jauh lebih kecil. Namun, tentu saja Kleigh tahu bahwa ukuran naga kecil itu dua puluh kali lebih tinggi daripada tubuh Midlings dewasa. “Pergi dariku! Jangan ganggu keluargaku, dasar monster!” Bibi Gulliba memeluk Lane, Line, dan Lune yang menangis histeris sambil mengayun tongkat kayu ke arah sosok naga yang melihat mereka dengan tatapan tak bisa didefinisikan. Paman Gulliba juga duduk di ambang pintu rumah, ekspresi pria paruh baya tersebut seolah pasrah akan kematian. Kleigh meneguk ludah kasar. Dia bisa pergi sekarang dan kabur bersama Elaine sementara perhatian naga itu teralihkan oleh keluarga Bibi Gulliba. Namun, Kleigh tidak bisa pergi karena teringat akan jasa wanita tersebut pada dirinya selama ini. Apa? Apa yang harus aku lakukan sekarang? “KYAAA! MAMA!” Kleigh terkejut mendengar suara Lune dan segera mengalihkan pandangan. Dia melihat gadis kecil berusia delapan tahun itu diangkat oleh sosok naga tersebut menggunakan salah satu cakar sampai sejajar dengan mata naga itu. Lune menangis histeris, dia meronta meminta untuk turun, tetapi percuma saja semenjak cakar naga itu jauh lebih besar daripada tubuhnya sendiri. “LUNEEEE!” Kleigh mendadak kehilangan kontrol saat melihat Lune dalam bahaya dan langsung berlari keluar dari balik pagar batu gubuk sambil mengacungkan belati perak pemberian Kazzam ke arah naga berkulit kuning pucat itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD