XXXL 16 Aurora ~ Boy? a Friend? Boyfriend?

2478 Words

Sinar matahari pagi yang masuk dari celah jendela kamar membangunkanku. Hangatnya cahaya mentari itu membuatku termaram. Begitu menyegarkan. Kukerjabkan mataku beberapa kali berusaha untuk mengingat kembali kejadian tadi malam. Reflek, aku terduduk dan melihat ke sekelilingku. Kamar? Kenapa aku berada di sini, bukannya aku berada di sofa bersamanya. Apakah tadi malam cuma mimpi? Dengan cepat aku beranjak dari ranjangku menuju sofa luar. Pandangan mataku terpaku saat melihat cangkir kopi di meja depan tivi. Berarti kejadian malam tadi bukan mimpi, melainkan kenyataan. Dan berarti, aku benar-benar tidur di sofa itu, tapi siapa yang mengangkatku? Aku tidak mempunyai kebiasaan tidur sambil berjalan. Jangan katakan bahwa 'dia' yang mengangkatku. Kugelengkan kepalaku menepis pikiran itu. Mana m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD