Makan malam berjalan lancar tanpa perang urat saraf antara kami, walaupun awalnya suasana tegang tercipta saat bang Arman bertemu untuk kedua kalinya dengan Alan. Alan terlihat begitu kikuk, mengingat kesalahpahaman yang terjadi saat itu. Perbedaan umur 4 tahun diantara aku dan Bang Arman, hampir tak terlihat saat kami mulai beranjak dewasa. Aku bahkan sering dikorbankan bang Arman untuk membuat Kak Cia cemburu diawal masa pedekate mereka dulu. Abang Arman dan Kak Cia menepati janji mereka dengan membersihkan seluruh Apartemenku yang mereka telah mereka hancurkan bahkan, kak Cia dengan berbaik hatinya mencucikan pakaian kotor yang aku geletakkan begitu saja di kamar mandi, ditambah lagi ia memasakan makanan ala Chef Patricia kegemaranku. Aku yakin abang akan jadi suami yang beruntung s