Pagi pun menjelang. Seperti biasa, Sandrina akan bangun terlebih dahulu. Hal yang tidak pernah berubah darinya saat masih bersama sang Abah. Melihat jam di atas nakas yang menunjukkan pukul 3 dini hari. Ia pun memutuskan untuk menjalankan kewajibannya menghadap sang pencipta. Setelah selesai, Ia pun menengok ke arah ranjang dimana Umma Khadijah masih terlelap disana. Senyum pun terpatri di wajah cantiknya. Ia masih tak menyangka jika Allah masih memberikan dirinya kesempatan bertemu dengan Ibu yang begitu lama Ia rindukan. Di dekatinya ranjang kemudian dengan perlahan Ia kecup kening wanita paru baya itu cukup lama. Setelahnya Ia pun meninggalkan Umma Khadijah menuju dapur. Setelah kepergian Sandrina, Umma Khadijah yang sedari tadi sudah terbangun pun kembali membuka matanya. Umma

