Meski mulai terbiasa, tetap saja melewati kompleks rumah yang lumayan sepi membuat bulu kuduk Emran sedikit merinding. Bau-bauan aneh yang tak biasa menusuk hidungnya, membuat pikirannya melayang ke mana-mana. Ia berusaha tetap fokus pada jalan, sambil bernyanyi pelan—semacam cara untuk mencairkan suasana hatinya yang sedang diliputi ketakutan. Sesampainya di kafe, Emran langsung memarkir motornya dan masuk lewat pintu karyawan di bagian belakang. Malam ini suasana kafe tidak terlalu ramai. Ia memutuskan untuk membuat segelas kopi sebagai teman berjaga malam ini. Tanpa sengaja, pandangannya menangkap sosok anak kecil yang pernah ia temui di meja ujung kafe—yang saat itu sempat melambaikan tangan padanya. Emran terdiam sejenak. Kalau diingat-ingat, wajah dan postur tubuh anak itu sangat m

