Jasad Wanita di Ruang Bawah Tanah

1509 Words

“Aku… aku sangat sedih, Em. Belum pernah aku merasakan kesedihan sedalam ini. Mungkin dulu aku bersedih karena merasa tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuaku. Namun, kesedihan yang kurasakan kali ini… sangat berbeda. Terlalu perih, Em. Jantungku seperti diremas—sakitnya tak tertahankan hingga rasanya aku ingin mati saja,” ucap Irfan sambil menumpahkan perasaannya dalam tangis pilu yang tak mampu ia bendung. Air matanya mengalir deras, tanpa henti. Bahkan hati sekuat baja pun bisa hancur dan luluh di titik terlemahnya—seperti yang sedang ia alami saat ini. “Melia… dia salah apa, Em? Hanya karena mencintaiku, ia harus dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup? Lalu Aufa… anakku. Ya Allah… aku bisa membayangkan betapa perihnya tubuh kecil itu saat dilalap api. Aku tidak sempat me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD