sperm

sperm 5

SPERM 5

°

°

"APAAN si bang?! Gue gak ngapa-ngapain kali. Tadi Joe juga udah jelasin sama lo." sungut Bitha.

Andi kesel sampai ubun-ubun. Gimana gak bikin soak coba, pas pulang, diliatnya sang adik tidur dipeluk Joe di sofa. Mana tv masih nyala. Kuatir juga sama cowo satu itu, ngapa-ngapain Bitha.

"Gue minta maaf, bang." Joe nunduk.

"Untuk sementara lo jauhin adek gue dulu Joe. Oke?" Andi natap Joe.

Joe ngangguk. Dia paham maksud Andi. Dia pun berlalu setelah ngambil kunci motornya.

"Oya, diultah Pinkan, ada si Nathan." ucap Joe.

Andi noleh ke Bitha. Bertanya lewat matanya.

"Bener?"

Bitha ngangguk,"Nathan calon suaminya Pink,"

Andi ngusap wajahnya kasar. Sekarang dia tambah pusing dan bingung.

"Joe, gue mo ngomong sama lo."

Andi ngajak Joe keluar. Ngobrol dihalaman samping.

"Mereka serius amat si," dengus Bitha.

"Ya seriuslah, yang diomongin kan elo." sahut Yoko, sambil meneguk rootbeernya.

"Kenapa lo gak jadian aja sama tuh si Joe?" lanjut Yoko.

"Gue? Jadian sama Joe? Kiamat yang ada." balas gue.

"Yeuu...malah doain kiamat. Doain berkah kek, langgeng kek. Doa tuh yang bagus dong," Yoko nyikut Bitha.

Bitha mencebik, matanya merotasi, kesal juga.

"Eh, tapi beneran Tha, gue serius. Secara lo selama ini deket sama Joe. Masak gak ada rasa si? Se-upil juga?" Yoko natap cewe disampingnya yang lagi merhatiin dua cowo diluar sana.

"M,"

"Jadi lo sukanya sama siapa? Eksa? Jangan-jangan Farid?"

"Elo!"

Yoko ngakak sambil megangin perut.

"Receh banget si. Gue? Euhh...boleh tuh,"

"Dasar dumpel lo!" Kembali Yoko ngakak.

"Emang kemaren kalian kemana si?" tanya Bitha.

"Beres-beres di rumah lama. Farid sama Eksa masih disana kok,"

"Kenapa diberesin? Bukannya waktu itu dikontrakin ya?"

"Kata yang pernah ngontrak, suka ada yang neror. Orang si bukan hantu,"

"Eoh? Neror gimana? Kok Andi gak cerita?"

"Lo aja parnoan, gimana Andi mo cerita? Menurut Andi, bisa aja itu orang-orang yang dendam sama lo."kata Yoko.

"Hh..aneh deh. Mereka yang bikin masalah, kok kesannya jadi gue yang terdakwa ya? Kayak hidup dikerangkeng," sungut Bitha.

Yoko cuma nyengir nanggepin sungutan Bitha. Emang bener si. Bahkan mereka harus rela pindah dari rumah lama demi kesehatan dan keamanan Bitha.

Andi dan Joe udah kelar kayaknya ngobrolnya. Mereka udah balik.

"Dek, gue sama Yoko pergi dulu. Joe, jagain adek gue,"

"E-eh, ini apaan deh? Tadi lo mencak-mencak sama Joe, sama gue juga.”

Andi mengusak rambut adiknya.

"Gue percaya sama Joe, kok. Asal lo jangan macem-macem."

Mata Bitha membulat,"Heol! Apaan?! Gue gak pernah macem-macem, bang!"

Andi ketawa,"Udah. Jangan jauh-jauh dari Joe. Jangan kayak semalem. Apa-apa tuh mesti bilang. Oke?"

"Dipikir dia bodyguard gue, apa?"

"Bolehlah dibilang gitu," sahut Andi.

"Joe, syukur-syukur lo ajak si Qilla.”

"Beres,"

Bitha natap Joe penasaran. Dia pengen tau apa aja yang udah diobrolin abangnya.

"Andi ngomong apa aja?" tanya Bitha, seudah Andi dan Yoko pergi.

"Ya suruh jagain lo." jawabnya.

"Trus lo mo?"

"Pan disuruh abang lo. Masak gue nolak? Dipenggal gue," sahut Joe.

"Ya tapi kan lo bisa nolak. Bukannya lo sibuk di studio ya? Katanya lagi ada proyek," ingat Bitha.

"Iya si. Tapi Sassy bisa diandelin kok. Tenang aja,"

Sassy lagi. Imutnya itu loh yang bikin Bitha gak suka. Joe pernah bilang dia suka cewe imut. Sassy kan imut.

"Kenapa cemberut? Gak suka gue jagain? Pengen ganti bodyguard?" Joe miringin wajahnya.

"Tau!" Bitha ngehentakin kakinya lalu pergi ke kamarnya.

Moodnya langsung jatoh gitu kalo denger nama Sassy. Cewe itu keliatannya baik si, ramah gitu, banyak senyum, manis, dan IMUT. Lagi, Bitha mendengus.

Dia telentang. Natap langit-langit kamarnya.

Ada apa si gue? Kok gue kayak yang gak terima ya kalo Joe ngomongin Sassy? Apa gue cemburu? Iya? Kok bisa?

"Iya, kok bisa?" gumamnya.

Satu notif masuk. Qilla. Ngajak chattan pastinya.

Qilla

|tha, ada masalah apa tadi malem?

|lo pergi ke ultah, clubbing lo? gak ajak gue ya...

Bitha senyum.

tabi*tabi

|yoi,ultahnya si pink, temen sma gue

|jan cembokur dong

Qilla

|duh, geli gue!!

|tar, ada telpon masuk bye...

Qilla punya cowo kali ya?

Ketukan di pintu ngalihin atensi dari ponselnya. Bitha cepet buka pintu.

"Apaan, Joe?"

"Gue mo keluar dulu."

"Kemana?"

"Ada trouble di studio. Tapi gue bingung, artinya gue harus ninggalin lo. Tapi...--Lo mo ikut gak?"

Ke studio? Ketemu si imut Sassy dong...

"Bi...?"

"Oke,"

"Gue tunggu dibawah. Buruan!"

"Iya!"

BLAM!

Cepet Bitha ganti baju. Dia gak peduli walau nanti bakal ketemu sama Sassy. Dan gak peduli walau liat kedekatan Joe sama Sassy.

Sampai di studio.

Iya aja, Joe disambut Sassy dengan senyumnya yang manis. Sassy keliatan kayak bocah.

Pantes aja Joe suka..

"Hai, temennya Joe yang waktu itu ya?" sapa Sassy ramah.

"Eoh, iya. Gue Bitha," sambut gue.

"Oh, ini toh yang namanya Bitha?" Sassy ngerling ke arah Joe.

Ck, apaan coba...

"Sstt...udah, udah yok. Ada apaan Sy?"

"Um, boss tuh. Katanya klien ada yang komplain," sahut Sassy.

"Komplain apa si? Bi, lo tunggu sini ya?" Joe nunjuk Bitha.

"Jangan ngilang,"

Ngilang, dipikir gue anak TK apa?

Cewe itu ngangguk nurut. Trus Bitha keliling liat-liat sekitar. Bosen kan kalo harus duduk nunggu... Cuma liat-liat foto. Dulu, ada satu foto hasil jepretan Joe yang Bitha suka dipajang disitu. Tapi kayaknya udah gak ada di studio.

"Kamu...pacarnya Joe?" tiba-tiba aja Sassy ada disamping Bitha.

"Eoh? Gue, pacar Joe? Apa keliatannya gitu?" Bitha malah balik nanya.

"Aku belum pernah liat interaksi antara kalian si. Cuma, Joe sering banget cerita tentangmu." ujar Sassy.

Bitha manggut-manggut. Lalu tersenyum.

"Pastinya kebiasaan gue yang jelek ya?"

"Gak juga. Mo jelek kek, bagus kek tetep aja Joe ceritain. Aku pengen jadi pendengar yang baik. Karena kupikir itu yang Joe butuhkan. Seorang teman pendengar," jawab Sassy.

Bitha agak kaget mendengarnya, walau kurang ngerti.

"Mungkin kamu menarik menurut Joe, tapi aku yakin Joe akan lebih memilih pendengarnya."

"Eoh?"

Maksud lo?!

Bitha ngerti sekarang. Ternyata.... Dia pikir Sassy seimut dan seberhaja keliatannya. Dan itu diluar perkiraannya. Ough!

Dasar munafik!

"Aku doain, kalian jodoh." cetus Bitha akhirnya.

Muna lo!

Pengennya nyakar plus nyemek-nyemek tuh muka si Sassy yang sok baik, sok ramah, sok imut!

"Oh, kamu gak suka sama Joe?"

Bitha milih gak nanggepin. Biar aman. Dia tau ini pancingan.

"Bitha, kamu gak suka Joe?" ulangnya.

"Pasti Joe udah cerita segimana kedekatan gue sama dia kan? Nah, lo pikir aja sendiri. Gampang kan?" lalu Bitha menuju koleksi foto studio itu.

"Yuk, kita pulang." Joe ngamit lengan Bitha.

"Duluan, Sy."

Cewe itu tersenyum. Palsu! Topeng!

Bitha ngembusin nafas, lama-lama dia sesek sendiri nanti.

"Cewe itu suka sama lo," cetusnya tiba-tiba.

Joe menoleh lalu kembali menarik lengan Bitha. Memakaikan helm dikepala Bitha.

"Joe..."

"Gue tau,"

"Trus?"

Joe mandangin Bitha ,"Trus apa?"

"Kenapa gak jadian? Bukannya lo suka cewe imut ya? Sassy imut, manis, baik lagi." kata Bitha.

"Udah?"

"Apanya?"

"Udah promosi Sassy-nya?"

"Eoh?"

"Ck, kalian sama aja. Muka dua!" rutuknya.

"Apa?! Muka dua? Gue? Yang ada cewe itu yang muka dua. Sok imut, sok baik, tapi nusuk dari belakang!" Bitha nyipitin matanya.

"Nah kan? Kepancing juga lo. Bukannya lo sama aja?"

"Dimana samanya?"

"Sama-sama suka gue," tandas Joe.

Bitha kicep kan...

°°°

Hi, readers!

Jadi, siapa yang suka siapa nih?

So

Gomaweo & Saranghae

hanjeraa

[]tbc