Karena sudah gerah terus ditanya ibunya, ia akhirnya menghubungi Dani. Ia bertanya kapan lelaki itu akan datang ke rumahnya bersama keluarganya. Karena kan Khanza juga malas dibaweli. Mau kapan datang ke rumah? Dani menghela nafas membacanya. Ia sejujurnya sudah berbicara pada ibunya. Tapi ibunya masih syok berat sampai hari ini. Ibunya memang sensitif dan sangat ekspresif. Jadi menangis. Apalagi membayangkan kondisi mereka sedang seperti ini. Dani menjelaskan hal itu pada Khanza. Jadi tak masalah. Khanza memaklumi. Apalagi Dani itu anak cowok satu-satunya. Barangkali terasa berat juga di situ. Dani juga tumpuan keluarganya. Jadi yaaa berat lah. Apalagi Dani masih muda dan banyak tanggungan keluarga. Ibunya berpikir, itu anak orang mau diberikan makan apa? Wajar lah kalau orangtuanya be

