Sabrina Plin-plan

1012 Words

"Aku nggak perlu jadi kamu buat tahu gimana perasaan kamu," kata Adit melas. "Kamu istri aku, apapun yang terjadi seharusnya kamu cerita ke aku. Bukan malah menghakimi aku kaya gitu." "Aku tuh marah sama diri aku sendiri. Kenapa bisa bodoh banget pakai krim itu, padahal dulu sempat ada yang bilang kalau krim itu bahaya," ucap Clarissa akhirnya jujur. Dengan sigap Adit ulurkan sebuah pelukan, membawa sang istri ke dalam dekapan hangat. "Nggak papa, itu buat pelajaran. Harus lebih hati-hati lagi pakai sesuatu." "Kenapa juga aku nggak percaya sama kamu waktu itu." Clarissa menyesali. "Tuhan kasih kamu kesempatan untuk ingat, semua yang kamu banggakan nggak melulu baik." Perempuan itu tak lagi berkata-kata. Hanya menikmati deru nafas sang suami yang sedikit membuatnya tenang. "Mulai sek

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD