Bukan Ibu Yang Baik

1007 Words

Suamiku pulang pukul enam sore, seperti biasa. Aku sengaja menyiapkan kopi tanpa dia suruh, dan sepertinya dia heran. "Tumben," ucapnya bergurau. "Gimana sama kerjaan kamu?" tanyaku basa-basi. Adit menaruh pantatnya di atas sofa ruang tamu. "Lancar." "Kamu ada perubahan gaji nggak?" Wajah Adit mendadak kaku. "Kenapa?" "Lima hari lagi aku mesti ke klinik, kan?" "Akan aku usahakan," jawabnya lesu. Sebenarnya sentilan pertanyaan tadi hanya untuk jaga-jaga barangkali gaji Adit naik, syukur-syukur stuck di angka dua juta saja, biar dia tak bisa bersikap seenak jidat. "Besok ibu mau menginap di sini lagi." Adit memberitahu. Aku memang terkejut, pasalnya memang selalu tak suka. Namun, jawaban yang ku beri lain dari yang ada di hati. "Bagus deh, bisa bantuin aku momong anak." Sekaligus

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD