43. Kepergian Oliver

1925 Words

Matahari sudah menyinari bumi. Tapi sepertinya, gadis itu masih saja betah meringkuk di atas ranjang di dalam balutan selimutnya. Bukan hanya baru satu atau dua jam ia terlelap, melainkan sudah sejak dari petang kemarin ia memilih untuk menidurkan dirinya. Cuitan burung sudah berkicau. Menyemarakkan cuaca cerah di pagi ini tatkala sang mentari memancarkan sinarnya. Gadis itu menggeliat, merentangkan kedua tangannya ke atas di tengah sepasang matanya yang masih terpejam rapat. Sepintas, ia pun mengerang. Bahkan gara-gara pancaran sinar mentari yang menelusup masuk melalui jendela kamarnya pun kini si penghuni tempat tidur seakan mulai terusik. Mula-mula, ia menghalangkan sebelah tangannya di depan mata yang masih terpejam. Rasa silau tengah menerpa kedua matanya. Sampai tak lama kemudia

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD