Twenty Four

1586 Words

Langkah Yunia semakin tak tentu arah, harus kemana ia demi menanggalkan segala lara yang berkecamuk dalam dadanya. Ibu, satu kata yang tergumam di setiap jejaknya Ia ingin pulang, menangis, mengadu layaknya gadis seusianya ketika di hadapi masalah. Ia tidak lagi mampu berfikir jernih dalam kesendirian, tanpa terasa kakinya membawa dirinya ke rumah masa lalunya. Rumah tempat ia tinggal bersama adik dan ibu yang ia kasihi Tapi badai belum juga berlalu, harapannya mesti karang ketika melihat papan RUMAH DI JUAL pada pagar rumahnya. Tidak, ia hanya pergi beberapa waktu. Tapi mengapa rumahnya sudah kosong melompong seperti ini Yunia memegangi pagar besi, seolah mengintip ke dalam. "Ibu, Ibu..." Ia tak ubahnya pengemis di depan rumahnya sendiri "Ibu sama Maura kemana?" pertanyaan itu begitu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD