"Hoaaaam!" Ia menguap lalu menutup mulutnya meski agak terlambat. Jujur saja, ia masih mengantuk pagi ini. Namun dipaksa untuk berangkat koas. Ya sudah tugasnya untuk menyelesaikan ini bukan? Apa boleh buat lah. Ia memakai kaos kaki lalu sepatunya. Ia bersiap berangkat pagi ini dengan wajah yang dipaksakan untuk ceria. Ia harus menghadapi dokter Hasna lagi hari ini. Karena Rumi bilang kalau dokter Hasna akan masuk hari ini. Dari mana Rumi tahu? Ia juga tak tahu. Yang jelas, gadis yang satu itu sama lincahnya dengannya. Ia keluar lalu mengunci pintu kontrakannya. Begitu membalik badan, ia melihat rumah kontrak seberangnya yang tampak berbeda. Sejujurnya sudah dari kemarin tapi ia tak menyadarinya. Mungkin sudah ada yang mengontrak di sana? Ia mengendikan bahu. Rumah kontrakannya sama

