PROLOG

234 Words
Sore itu Nevan keluar dari ruangannya dan pergi meninggalkan kantor dengan raut wajah kesal. Ibunya, Kelly, terus saja mengirimkan pesan kepada Nevan untuk segera membawakannya calon menantu padanya. Ya, di usianya yang kini telah menginjak 28 tahun, memang sedikit aneh jika Nevan belum memiliki istri. Apalagi ia adalah seorang CEO ternama di Bandung yang menggeluti bisnis makanan. Nevan menghentikan mobilnya di trotoar jalan setelah melihat seorang gadis berseragam SMA yang sedang diam membisu sambil memandangi es krimnya yang jatuh ke jalanan. Tampaknya Nevan mulai tertarik dengan pemandangan di hadapannya. Ia menyimak, kejadian apa yang akan terjadi selanjutnya? Benar saja, gadis itu berjongkok sambil mengambil cone es krim dan kemudian menangis dalam diam. Nevan mengernyitkan dahinya, ada apa dengan gadis di hadapannya ini? Mengapa ia sampai menangis hanya karena es krim miliknya jatuh? Nevan langsung turun dari mobilnya dan menghampiri gadis tersebut. "Kenapa Dek?" tanya Nevan sambil ikut berjongkok. Gadis itu mendongak, menatap mata hitam Nevan dengan lekat. Sedetik kemudian, ia kembali menangis. "Es krim Indy jatuh Om. Padahal Indy sudah ngantri panjang buat dapetin es krim ini. Hiks," ujar gadis bernama Indy itu sambil terisak. Nevan kembali mengernyitkan dahinya. Mengapa gadis di hadapannya ini begitu lucu? Ingin rasanya ia membawa pulang gadis ini. Tidak Nevan, jangan gila! "Mau es krim lagi? Mau saya belikan?" tanya Nevan lagi. "Mau Om!" jawab Indy cepat dengan ekspresi girang. "Nikah sama saya yuk!" "Yuk!" "..." "EH, GIMANA OM?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD