Bab 16 — Maaf

2010 Words

"Bapak bilang apa barusan?" semprot Ratu kesal, tak dapat menahan rasa emosinya. Rasa terpananya beberapa saat lalu, langsung menguap begitu saja. Tak ada juga pipi yang bersemu merah mengingat pelukan kala itu. Yang ada sekarang adalah rasa kesal seperti sebelum-sebelumnya. "Emangnya Bapak pikir anak orang kaya itu enggak bisa ngapa-ngapain? Pemikiran macam apa itu? Seorang dosen kok begitu ngomongnya. Lucu sekali anda ini, Pak.” Aditya mengusap wajahnya. "Kamu barusan terluka— " "Saya itu terluka karena kaget tiba-tiba ngeliat kehadiran Bapak, tahu nggak?" Ratu seolah melupakan bahwa sosok lelaki di hadapannya sekarang adalah dosen pembimbingnya yang sangat berpengaruh akan urusan skripsinya ke depannya. Dia terlihat tak gentar menatap tajam lelaki yang usianya terpaut jauh darinya ter

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD