Mimpi Buruk

1002 Words
Seminggu berlalu setelah kejadian paket misterius itu mereka semua semakin waspada. Bahkan benar-benar mengencangkan ikat pinggang agar tidak terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Si kembar pun diminta untuk stay di rumah mereka bersama-sama dalam seminggu ini. Semua ini dilakukan semata-mata untuk melihat perkembangan si peneror, apakah hanya gertakan saja atau benar-benar punya tujuan khusus. Tapi sepertinya, peneror itu hanya memberikan gerakan agar keyakinan pasangan itu sedikit goyah sehingga merasa takut untuk melangkah, terlebih lagi, Ai. Dalam seminggu ini, tak ada lagi yang aneh bahkan semua berjalan normal seperti biasanya. Paket misterius tak pernah ada lagi datang tapi seseorang itu masih tetap mengawasi dari jarak jauh. Seseorang itu merekam semua kejadian di dalam pikirannya, baik itu kebahagiaan yang mereka tunjukkan, ketakutan, kekhawatiran dan tangisan. Semua terekam jelas menjadi satu kesatuan di dalam pikirannya itu. Ada rasa puas tersendiri di dalam hatinya karena berhasil membuat sedikit kerusuhan. Seseorang itu sengaja mengulur waktu agar identitasnya tidak segera mereka ketahui. Ia mengulur waktu sambil menyusun beberapa rencana lainnya. Ia sudah mempelajari berbagai karakter mereka semua hingga membuatnya mundur perlahan lalu akan maju dan membuat mereka tak menyangka ada penyerang handal yang tak diketahui. "Ha ha ha, rasanya bahagia sekali bisa melihat ketegangan mereka semua. Bodoh! Kalian itu memang orang-orang bodoh!" "Tak dapat dipungkiri, kalian sudah kalah start dari aku!! Sekarang, aku adalah dalangnya yang akan memainkan kalian para wayang sesuka hatiku tanpa ada yang protes, ha ha ha." "Satu persatu dari kalian akan mendapatkan sebuah kejutan yang tidak akan pernah terbayangkan sebelumnya hingga saatnya nanti tiba, kamu akan menjadi milikku seutuhnya. Kembali bersamaku, merajut cinta dan kasih. Dan, ketika hari itu tiba, akan kupastikan tak ada satupun yang bisa merebutmu kembali dariku!!" "Tak peduli dengan rintangan dan sebagainya, aku akan tetap maju untuk mengambil yang seharusnya menjadi milikku." "Kalian harus berpisah dan saling menyakiti satu sama lainnya hingga berpikir salah satu dari kalian tak pantas untuk bersama dan memilih untuk berpisah karena jalan yang sudah berbeda." "Aku suka keadaan seperti itu dan akan kupastikan semuanya terjadi sebentar lagi." Seseorang itu menyelesaikan omong kosongnya sambil menatap rumah minimalis pasangan suami istri yang tengah berbahagia namun mendadak waspada karena teror yang terjadi. Senyum sinis tersungging, ia melajukan kembali mobilnya dan meninggalkan rumah itu. *** Ai masih terbaring di atas ranjangnya, sejak pagi hingga hampir petang ia merasa sangat lemas sekali. Ai seakan tak punya gairah untuk hidup, ia terus saja memikirkan sesuatu yang belum tentu saja terjadi. Bayang-bayangan buruk seakan-akan menari-nari di pikirannya sehingga membuat kondisi badannya menjadi drop. Hari ini, Angga dinas malam tapi ia bingung jika harus meninggalkan sang istri. "Apih berangkat saja, gak pa-pa." "Tapi, kondisi kamu lagi lemah seperti ini, Sayang." "Aku gak pa-pa, kok. Ini cuman lemas saja." "Kamu minum vitaminnya ya, Mih. Sudah jangan larut dalam pikiran tidak baik, kasihan adik bayi, Mih. Please, jangan seperti ini ya, Sayang. Apih gak sanggup melihatmu lemah tak berdaya begini." "Kita infus vitamin saja gimana? Beberapa hari ini mual dan muntah semakin sering, 'kan? Aku khawatir nanti kondisimu semakin parah, Sayang." "Hm … ya sudah gimana baiknya saja, Pih." "Baik kalau begitu, aku keluar dulu sebentar ya ke apotik, kamu sama Mbok dan si kembar dulu." "Makasih, Pih. Hati-hati dijalan." Angga mengangguk dan keluar kamar, Ama melihat Angga terburu-buru keluar. "Ngga, mau kemana?" "Apotik, beli vitamin. Ai mau di infus." "Ai kenapa?" pekiknya. "Gak pa-pa, cuman infus vitamin makanan saja, kok. Soalnya beberapa hari ini kamu tahu sendiri keadaannya gimana, 'kan?" "Tapi Ai gak pa-pa, 'kan?" "Aman!" "Ya sudah, hati-hati, Ngga. Jangan ngebut!" Angga masuk ke dalam mobil dan langsung melaju dengan kecepatan sedang. Hari mulai petang membuat beberapa jalan ramai, tak ingin buang-buang waktu di jalanan, ia akhirnya memilih untuk melalui jalan pintas. Memang agak sepi, tapi lumayan untuk potong jalan, ia tak menyadari bahwa sejak tadi ada mobil yang mengikutinya. Pikirannya hanya tertuju pada Aina sehingga ia tak waspada di jalanan. Mobil itu menyalip dan berhenti mendadak membuat Angga oleng, ia membanting setir ke arah kiri dan hampir saja menabrak pohon besar. Empat orang berbadan besar turun dari mobil tersebut dan mendekati Angga. Sebelumnya, ia sudah lebih dulu mengunci mobilnya agar tidak terjadi hal buruk. Merasa kalah saing, ia tak mungkin dengan sengaja keluar dari mobil, itu sama saja seperti setor nyawa pada mereka semua yang berbadan besar. Ia melirik kaca spion dan memastikan dibelakang tidak ada orang ataupun kendaraan. Angga langsung menginjak gas mundur dengan cepat, dan langsung menginjak pedal gas kencang sehingga membuat mereka berempat terpaksa mundur cepat agar tidak tertabrak. Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Tak tahu, siapa gerangan empat orang itu, tak mau tahu dan tidak peduli juga. Dadanya naik turun nafasnya ngos-ngosan. Ia segera memarkirkan mobilnya di salah satu apotik dan pulang melalui jalan umum biasanya karena khawatir ada kejadian seperti tadi lagi. Sedangkan di rumah, Aina kembali terlelap karena merasakan kantuk yang sangat luar biasa sekali. Namun, di dalam mimpinya ia seperti berada di dalam satu ruangan, tangan dan kakinya terikat dan ada seseorang yang berdiri membelakangi Ai tak jauh darinya. Ai meronta-ronta ingin melepaskan diri namun rasanya sangat sulit sekali. "Percuma saja kau memaksa diri untuk lepas karena kau tak akan mampu melepaskan diri dari ikatan tali mati itu!! Ha ha ha," ucapnya penuh penekanan. "Siapa kau!!" "Kau tak perlu tahu siapa aku. Yang perlu kau tahu adalah kalian semua sedang masuk ke dalam permainanku!! Permainan yang dimana akan ada pertumpahan darah dan nyawa!! Ini cukup seru dan aku harap kalian dengan senang hati mengikuti semua permainan ini dengan baik! Ha ha ha!!" "Gila!! Kamu gila!! Siapa sebenarnya kamu!!" Tok. Tok. Tok. Tok. "Masuk!" ucap seseorang itu pada orang dibalik pintu. Orang dibalik pintu itu langsung masuk sambil menyeret sebuah karung besar. Keliatannya karung itu cukup berat karena sosok itu menyeretnya perlahan. "Bagaimana?" "Berhasil, Bos! Dia ada di dalam karung ini!!" "Keluarkan sekarang!!" Sosok yang lain itu langsung membuka karung secara perlahan. Ai terkejut saat melihat ada manusia di dalamnya. "Ya Allah," lirih Ai. Tiba-tiba tubuhnya menegang semakin terkejut karena ia mengenali manusia yang berada di dalam karung tersebut. "Astaghfirullah, Mas Angga!!" teriak Aina.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD