"Bunda, Habib pamit. Doakan semoga Habib berhasil dalam meraih cita-cita," ucap Habib berwajah sendu. Sorotan matanya menggambar rasa berat untuk berpisah. Sejak kecil sampai sekarang ia tidak pernah jauh dariku. Bertahun -tahun aku membesarkan buah hatiku dengan rasa cinta dan kasih sayang. Kini aku harus melepaskannya pergi untuk sementara demi cita-cita. Habib anak yang cerdas serta berbakti. Ia juga selalu membantuku dalam pekerjaan rumah. Habib tak bersifat manja seperti anak-anak lainnya. Waktunya ia habiskan untuk membantu dalam pekerjaan rumah. Di saat anak seusianya menghabiskan waktu untuk bermain bersama teman sebaya, tapi berbeda dengan Habib. Apa pun ia lakukan untuk membantu meringankan pekerjaanku. Apalagi sejak Mas Anan pergi merantau, Habib sama sekali tidak punya wakt

