07 - Adegan Aksi

1094 Words
Malam ini, aku duduk di depan televisi, menonton film aksi dengan permainan s*****a api yang benar-benar terlihat sangat keren dan menakjubkan. Meski aku adalah perempuan, aku lebih suka menonton film dengan banyak adegan aksi dan fantasi. Sekarang aku sedang menonton di mana adegan si pria pemeran utama sedang mempraktikkan cara-cara menembak yang abnormal dan tak seperti biasanya. Jujur saja, menurutku adegan itu seksi dan keren. Beberapa kali aku menirukan gaya menembak abnormal seperti itu, dan sudah jelas hasilnya, gagal total. Sudah jelas jika di dunia nyata, cara menembak seperti itu sama sekali tak pernah dipraktikkan, berikut juga dengan adegannya. Adegan semacam itu sebenarnya mustahil dilakukan dan dipraktikkan di dunia nyata. Tentu saja semua itu hanyalah bumbu dan nilai jual dalam film, sesuatu yang mustahil dan abnormal menambah keseruan dalam suatu film. Bumbu cerita juga berpengaruh pada si karakter utama, agar kesan karakter utama yang keren dan luar biasa itu menjadi lebih kental, dengan cara mempraktikkan gaya-gaya menembak yang tak lazim. Omong-omong, aku meniru gerakan dan gaya karakter utama dalam film itu menggunakan pistol asli, ini s*****a api sungguhan. Aku memang memiliki dua buah pistol, yang pertama adalah pistol yang tersimpan dalam lemari pakaian milik orangtuaku, masih dengan isi peluru yang lengkap. Yang kedua, aku tak sengaja menemukan benda itu beberapa hari yang lalu dengan isi yang sama sekali kosong, tak ada peluru di dalamnya, tanda sudah digunakan. Aku dengar-dengar dari berita simpang-siur yang tak sengaja kudapat, daerah tempat aku menemukan pistol itu adalah wilayah bekas baku tembak antara pasukan polisi dengan makhluk aneh yang dapat bergerak sangat cepat, seperti sleipnir mungkin, makhluk itu kan adalah makhluk tercepat dalam bergerak. Itu terdengar seperti mengada-ada dan dikarang. Menurutku, pistol yang kuambil ini adalah pistol milik perampok yang melakukan baku tembak dengan para polisi saja, tak kurang tak lebih. Tentu saja aku tak mengambil pusing tentang cerita yang tak jelas itu, aku penasaran dengan pistolnya. Hal tersebut yang membuatku membongkar pasang pistol itu berulang kali, entah bagaimana caranya, setelah melakukan bongkar-pasang itu, aku dapat mengerti dan memahami sistem kerja pistol berjenis beda itu dengan pistol milik ayahku. Aku juga jadi tahu dan paham tentang bagian-bagian pistol tersebut. Padahal selama ini aku hanya melakukan bongkar-pasang saja, sama sekali tak pernah mencoba tuk menembak sesuatu. Bisa saja berbahaya jika seseorang mengetahui ini dan melapor, senjataku ilegal, aku tak memiliki izin kepemilikan s*****a. Sepertinya aku juga tak akan pernah memerlukan s*****a-s*****a ini untuk melakukan penembakan ilegal, sudah jelas jika perbuatan itu akan membuatku sangat mudah untuk dipenjara. Oke, lupakan segala hal mengenai s*****a. Kembali lagi pada film yang saat ini sudah berganti scene. Adegan film kemudian menampakkan saat karakter utama berhadapan dengan musuh yang kuat, ini adalah adegan k*****s menuju akhir cerita. Si karakter utama melepaskan lima peluru dalam sekali tarikan senjatanya, jelas itu tak akan mampu dilakukan dalam dunia nyata. Dalam film itu, adegannya sengaja dibuat menjadi gerakan lambat, peluru-peluru berwarna keemasan itu melesat maju menuju sasaranーyaitu si penjahatnya. Penjahat itu hanya menjulurkan tangan kanannya saja ke arah depan di mana para peluru menuju ke arahnya, hal ajaib terjadi setelah itu, semua peluru terhenti di udara. Butir-butir keemasan itu segera korosif dan sedetik kemudian berubah menjadi serpihan begitu saja, sepertinya si karakter penjahat memiliki kemampuan di luar nalarーyaitu super power. Anehnya, saat menyaksikan hal tersebut, aku jadi kembali teringat dengan kejadian tadi sore, di mana aku melakukan hal sama seperti yang dilakukan si penjahatーyaitu menjulurkan tangan kanan untuk menghentikan sesuatu yang melesat. Bedanya, aku menghentikan anak-anak panah yang sepenuhnya terbuat dari kayu, bukan menghentikan peluru. Juga, aku malah memantulkannya pada si penyerang, tidak menghancurkannya. "Kenapa aku malah ingat sama kejadian itu lagi?" Aku menggumam kesal, tanpa kusadari karena kembali teringat dengan kejadian sore itu, aku melewatkan bagian-bagian penting dalam adegan film. "Sepertinya aku memang kelelahan." Mendadak aku tak berselera menonton lagi, padahal aku sudah menunggu bagian akhirnya, penasaran dengan seperti apa akhir dari cerita. Tapi karena mengingat hal seperti sore tadi, entah kenapa mendadak aku jadi malas menonton lagi. Segera saja kusudahi acara menontonnya, mengeluarkan kaset DVD dan segera merapikan semuanya sebelum aku pergi ke kamar. Aku memandang sekitar ruangan dan tampaknya semua sudah rapi, sudut mataku memandang tempat bertengger si burung hantu putih, itu kosong. "Sepertinya dia berburu lagi," gumamku pelan, saat memandang tempat bertengger yang terbuat dari kayu itu, aku kembali teringat dengan para fey yang membuat anak panah dari kayu dengan kekuatan aneh mereka. "Issshh, kenapa aku tak bisa melupakan kejadian itu?" desisku dengan kesal dan geram, karena bayangan aneh dan mengerikan yang mungkin saja tidak terjadi itu terus saja membayangiku. Kemudian sesuatu terbesit dalam kepalaku, aku memutuskan sesuatu. "Oke, jika aku benar-benar mengalami hal-hal gila tadi sore, maka harusnya sekarang aku akan mampu melakukan hal-hal yang dapat kulakukan tadi." Aku coba bicara, mengajak siapa pun yang ada di dalam tubuhku untuk bicara, sampai aku ingat jika wanita menyebalkan ini datang dan pergi seenaknya, bahkan dalam keadaanku yang terdesak waktu aku berada di dalam tanah, wanita itu tak muncul dan menolong. Oke, kalau begitu lakukan cara lain. Aku memutar ingatan dan mengorek apa saja yang tadi kulakukan. Oke, tadi sore aku berkonsentrasi dan sesuatu terjadi, maka aku akan melakukan itu lagi. Aku mengingat-ingat bagaimana caranya aku dapat menghentikan anak panah yang menuju ke arahku, tapi sama sekali tak dapat kuingat, waktu itu aku diambil alih. Kemudian aku memejamkan mata, bermeditasi. Mengatur napas dan coba merasakan kehidupan di sekitar tempatku berada, sebelumnya aku dapat merasakan kehidupan berbagai jenis binatang di dalam hutan. Jika semua benar-benar terjadi, maka aku akan dapat merasakan kehidupan yang ada di sekitarku. Aku sadar jika di sekitar sini, hanya aku saja makhluk hidupnya. Bangunan samping memiliki jarak terlalu jauh untuk dijangkau, tak mungkin dapat kujangkau dengan kemampuan aneh ini. Aku mencoba fokus dan melakukan hal yang sama telah kulakukan di halte. Tapi semua percuma, aku membuka mata dan menghela napas. "Percuma saja, tak akan ada sesuatu yang terjadi, aku merasa t***l sendiri karena melakukan hal-hal aneh tak masuk akal seperti ini." Jika kupikir-pikir lagi, aku memang bodoh karena melakukan hal tak berguna seperti itu. Apa yang kulakukan membuat aku malu sendiri, sepertinya aku mulai gila dan merasa mampu melakukan hal-hal yang aneh dan terlalu fantasi. Untung saja hanya ada aku di sini, tak ada orang lain yang melihat dan menyaksikan tingkah konyol dan menggelikan yang kulakukan sebelumnya. Aku segera berjalan pergi menuju kamarku. Hari ini sangat melelahkan dan aku harus tidur sebelum aku bertambah tak waras karena pengalaman aneh yang jelas adalah imajinasiku sendiri. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD